Mohon tunggu...
Rafiah AfsahRamadhani
Rafiah AfsahRamadhani Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa

Halo!! Saya seorang mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah, yang memiliki minat dan hobi yang cukup beragam. Di luar kegiatan akademik, saya menikmati waktu luang dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Selain itu, saya juga memiliki minat dalam olahraga, khususnya di bidang basket. Balance kan antara akademik, seni dan olahraga hihi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Resume materi ke 4 filsafat

12 Oktober 2025   16:15 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:15 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nama: Rafiah Afsah Ramadhani

Nim: 12405041040060

Refleksi Perkuliahan: Ketika Dakwah Menyentuh Akal dan Alam

Perkuliahan hari itu berlangsung cukup kondusif. Kelompok pemakalah membawakan materi berjudul "Metode dan Pendekatan Dakwah" dengan paparan yang runtut, mulai dari metode dakwah Rasulullah hingga perkembangan filsafat dakwah di era modern. Awalnya suasana kelas terasa tenang, namun berubah menjadi lebih serius ketika pembahasan memasuki pemikiran Seyyed Hossein Nasr, seorang filsuf Islam kontemporer yang menyoroti pentingnya integrasi antara ilmu, spiritualitas, dan ekologi.

Ketika dosen membuka sesi tanya jawab, saya mengajukan pertanyaan,

"Seberapa penting pendekatan ekologis dan intelektual dalam dakwah seperti yang dikemukakan oleh Seyyed Hossein Nasr di tengah krisis moral dan lingkungan saat ini?"

Pertanyaan itu membuat ruangan seketika hening, dan semua mata tertuju pada pemakalah. Dengan nada hati-hati, mereka mulai menjelaskan bahwa pendekatan intelektual sangat penting di masa sekarang karena banyak orang mulai kesulitan memahami rasionalitas. Dakwah yang mengandalkan emosi semata sering kali tidak lagi relevan dengan realitas masyarakat modern. Maka, menurut pemakalah, pendekatan intelektual dibutuhkan untuk menyatukan antara rasionalitas manusia dengan nilai-nilai Al-Qur'an, agar akal dan wahyu berjalan beriringan.

Pemakalah menambahkan, gagasan Seyyed Hossein Nasr menekankan bahwa dakwah harus mampu menjawab krisis spiritual manusia modern yang kehilangan arah. Ilmu dan teknologi berkembang pesat, tetapi tidak lagi berpijak pada nilai ketuhanan. Karena itu, pendekatan ekologis menjadi bagian penting dari dakwah, untuk mengingatkan manusia bahwa alam bukan sekadar sumber daya, melainkan cerminan ayat-ayat Tuhan yang harus dijaga keseimbangannya.

Dosen kemudian menanggapi dengan tegas namun penuh apresiasi. Beliau menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Nasr relevan dengan kondisi umat saat ini, di mana sains sering dipisahkan dari iman. Menurut beliau, dakwah di masa kini harus mampu menghidupkan kembali kesadaran spiritual di tengah kemajuan rasionalitas, sehingga ilmu tidak kehilangan arah dan moral tidak kehilangan pijakan.

Suasana kelas sempat sedikit tegang karena diskusi berkembang ke arah perdebatan ringan. Beberapa mahasiswa lain menambahkan pandangan berbeda: ada yang menilai dakwah harus lebih berorientasi pada solusi sosial, sementara yang lain menekankan pentingnya membangun kesadaran intelektual di kalangan generasi muda. Meski begitu, diskusi berlangsung produktif dan menggugah banyak pikiran.

Menjelang akhir kelas, dosen menutup perkuliahan dengan kalimat yang terasa membekas,

"Dakwah bukan sekadar seruan moral, tapi jalan untuk menyatukan kembali akal, iman, dan alam. Pendekatan intelektual dan ekologis adalah jembatan agar manusia kembali mengenal Tuhan lewat pikirannya dan perilakunya terhadap bumi."

Perkuliahan hari itu meninggalkan kesan mendalam. Saya menyadari bahwa dakwah masa kini tidak cukup hanya dengan ceramah dan ajakan normatif. Ia harus hadir sebagai gerakan pemikiran yang membangun kesadaran, mengajak manusia berpikir, dan mengingatkan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari ibadah. Seperti yang diyakini Seyyed Hossein Nasr, dakwah sejati adalah dakwah yang mampu menuntun manusia kembali kepada keseimbangan antara ilmu, iman, dan alam semesta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun