Mohon tunggu...
Restu Nurul Aeni
Restu Nurul Aeni Mohon Tunggu... -

adventurous, courageous and simple!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sail Morotai 2012

19 Oktober 2012   16:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:38 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin di antara kalian ada yang pernah mendengar atau sekedar sekilas membaca judul berita yang muncul di timeline twitter mengenai Sail Morotai. Kegiatan seperti apa sih Sail Morotai itu? Kalau tahun lalu Indonesia berpartisipasi di Sail Wakatobi dan Belitong, tahun ini Morotai lah yang  menunjukkan eksistensinya. Sail Morotai merupakan salah satu international event yang melibatkan sejumlah kapal, tidak hanya kapal milik Indonesia, tapi puluhan yacht dari berbagai negara berkumpul di sebuah pulau yang terletak  di Maluku Utara, yaitu Pulau Morotai. Kegiatan seperti ini merupakan event tahunan yang diadakan pemerintah dengan tujuan untuk mengenalkan pulau-pulau terluar Indonesia ke kancah internasional.

Tahun ini saya berkesempatan untuk mengikuti acara tersebut dibawah naungan Kemenpora, yaitu dalam kegiatan KPN/LNRPB.  Saya dan 422 pemuda lain yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia berkumpul di Tanjung Priuk Jakarta, untuk selanjutnya mengikuti acara pelayaran  dari tanggal 27 Agustus – 24 September 2012 menggunakan salah satu kapal perang Indonesia, KRI Surabaya 591. Jangan samakan KRI dengan kapal-kapal ferry biasa yah, kapal perang buatan Korea ini dirancang cukup mewah. Memang tidak seperti kapal pesiar yang dilengkapi kolam renang,tapi kapal ini mempunyai lounge room yang dapat disulap menjadi tempat karaoke, ruangan  full AC, hanggar heli yang sangat multifungsi, selain dapat menampung 3 buah helikopter, hangar ini juga sering digunakan para awak kapal untuk berolahraga seperti futsal atau bulu tangkis. Ada juga balai kesehatan, kantin, LCU dan LCVP, ruang band, serta fasilitas lainnya yang memang di setting demi kenyamanan penghuni kapal tersebut.

Rute perjalanan kali ini adalah Jakarta – Ambon – Sorong – Raja Ampat – Ternate – Morotai – Makassar – Jakarta. Selama berlayar, para peserta dibekali dengan materi seputar kebaharian dan kemaritiman yang disampaikan oleh fasilitator dari berbagai instansi bahkan dari TNI-AL itu sendiri.  Tidak ketinggalan pentas budaya daerah yang ditampilkan setiap malam dan kegiatan kelompok lainnya yang dapat menumbuhkan rasa persahabatan antar peserta. Sedangkan ketika kapal sandar di darat, acara mencakup kunjungan ke kantor pemerintah setempat, ke berbagai tempat wisata dan homestay. Peserta juga diberi waktu bebas untuk pesiar berkelompok untuk membeli souvenir ataupun sekedar nongkrong-nongkrong sambil mencicipi kuliner khas daerah tersebut.

Acara puncak diadakan tanggal 15 September di Pulau Morotai. Matahari yang bersinar terik dan suhu yang sangat panas mencapai 47 ⁰ C membuat pulau tersebut dijuluki memiliki 3 matahari. Morotai merupakan saksi bisu Perang Dunia ke II, di pulau ini masih tersimpan peninggalan-peninggalan sejarah seperti benteng, dan sisa perang lainnya. Pagi itu, sejumlah kapal perang dan yacht telat berkumpul dan lego jangkar di perairan sekitar dermaga untuk melakukan parade kapal. Tenda-tenda telah didirikan untuk menyambut petinggi-petinggi negara seperti Presiden RI beserta staffnya yang akan hadir di acara puncak. Rangkaian acara hari itu ditutup dengan barbeque 2012 lobster hasil laut Morotai pada malam harinya. Sayang sekali kapal kami tidak merapat sehingga tidak dapat bergabung dalam pesta rakyat tersebut.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Makassar, persinggahan terakhir sebelum tolak ke Jakarta. Peserta sudah tidak disibukkan dengan materi-materi melainkan dengan acara budaya dan olahraga. Berbagai pertandingan antar kelompok diadakan. Para peserta memanfaatkan waktu yang tersisa untuk lebih mengenal teman-temannya, bahkan tidak sedikit yang terjebak cinta lokasi loh! :p . Mendekati perairan Jakarta, para awak kapal telat mempersiapkan acara penutupan sekaligus perpisahan kegiatan KPN/LNRPB. Hanggar heli didesain penuh ornamen dan bendera-bendera. Penampilan budaya, acara musik, pengumuman kejuaraan lomba-lomba dan juga fashion show oleh TNI AL diadakan malam itu juga. Coba bayangkan para TNI tersebut berjalan diatas panggung bagaikan model??  Semakin malam acara semakin meriah, ada yang menikmati acara dengan bernyanyi  riang, ada pula yang menangis karena akan berpisah jauh dengan sahabatnya, semua bercampur jadi satu.

KRI Surabaya sudah merapat di Kolinlamil Tanjung Priuk sejak tanggal 23 malam, para panitia mulai sibuk mempersiapkan acara penyambutan untuk keesokan harinya. Begitupun kami, sibuk mengepak barang sebelum meninggalkan kapal yang sudah seperti rumah selama sebulan ini. Malam itu saya memilih untuk tidak tidur melainkan berkumpul dengan perwira kapal dan teman-teman lainnya sampai pagi. Pukul 10.00 pagi, dengan muka lelah dan mata yang mengantuk, kami mengikuti upacara panyambutan di kolinlamil yang berlangsung sekitar satu jam. Koper sudah diturunkan dan peserta juga sudah dibubarkan. Para awak kapal bersiap untuk kembali tolak ke  Surabaya. Perlahan-lahan kapal menjauh meninggalkan Kolinlamil, rasa sedih dan rindu muncul ketika melihat seluruh awak kapal memenuhi anjungan dan haluan sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Rasanya masih ingin berkumpul bersama mereka, bercanda tawa dalam kapal tersebut lebih lama..

Sampai jumpa lagi KRI Surabaya 591  :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun