Mohon tunggu...
RAEHAN SUPRIANTONO PUTRI
RAEHAN SUPRIANTONO PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Teknik Informatika Unissula 2021

Mahasiswi Teknik Informatika Unissula 2021 Dosen Pengampu : Dr. Ira Aliya Maerani, S.H., M.H

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pengangguran karena Kemalasan Diri Sendiri

18 Oktober 2021   20:14 Diperbarui: 2 Januari 2022   19:01 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan bekerja maka akan mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Banyak sekali jenis pekerjaan yang dapat kita  temui dan lakukan. Mulai dari yang mudah hingga sulit, offline maupun online, baik yang dikerjakan ditempat maupun dari rumah.  Namun walaupun sudah banyak sekali jenis pekerjaan, tetapi masih banyak sekali pengangguran.   

Pengangguran di sebabkan oleh banyak faktor yaitu lapangan pekerjaan yang sempit, tidak mempunyai keterampilan dan ilmu, adanya kemajuan teknologi yang menggantikan manusia, dan masih banyak lagi. Selain itu pengangguran juga sebabkan karena kemalasan. Kemalasan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, mereka sudah nyaman dengan kondisinya; mencari pekerjaan dan melamar sana sini tetapi pada akhirnya di tolak dan menyebabkan putus asa dan memilih untuk menjadi pengangguran; dan masih banyak lagi faktor yang menyebabkan kemalasan.

Sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk berpangku tangan kepada pemerintah dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.  Dan mereka merasa nyaman dengan kondisinya saat ini. Padahal mereka masih mampu untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para pemalas untuk berleha-leha. Mereka hanya menikmati pemberian orang lain tanpa mau lagi untuk berusaha.

Berpangku tangan tidak hanya membuat orang tidak mendapat penghasilan, tapi bisa juga dapat menjadikan seseorang memiliki perilaku buruk seperti meminta-minta, bahkan merugikan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, seharusnya kita malu jika harus  mengandalkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Pemerintah harus memutar otak untuk melakukan berbagai upaya agar angka pengangguran semakin menurun. Sehingga angka kesejahteraan masyarakat meningkat.

Menjadi pengangguran karena malas tidak sesuai dengan nilai Pancasila, yaitu sila ke-2 yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab". Seharusnya orang yang mampu bekerja harus mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam Islam kita di wajibkan untuk berusaha. Menjadi pengangguran bagi orang yang mampu bekerja adalah perbuatan hina yang memiliki  dampak negatif. Pengangguran dapat berdampak negatif, baik pada diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Maka berjalanlah ke segala penjuru, serta makanlah sebagian dari rizeki-Nya.” (QS. al-Mulk: 15).

Islam juga membenci pengangguran yang di sebabkan karena kemalasan. Islam menyukai orang yang bekerja keras. Karena menjadi pengangguran berarti tidak memanfaatkan anugerah yang telah Allah berikan.

Ibnu Mas’ud radliyallahu ‘anhu dalam Mujam al-Kabir no. 8539 mengatakan :
 “Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur, yang tidak melakukan amal dunia maupun amal akhirat” (HR at-Thabrani).

Dr. Ira Alia Maerani, M.H. (Dosen FH Universitas Islam Sultan Agung), dan Raehan Supriantono Putri (Mahasiswa Teknik Informatika, FTI, Universitas Islam Sultan Agung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun