Mohon tunggu...
Syifa Rahmadina Zen
Syifa Rahmadina Zen Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Budaya Konsumtif: Racun TikTok Pengaruhi Perilaku Konsumsi Barang Imitasi

8 September 2022   15:35 Diperbarui: 12 September 2022   17:45 2756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi TikTok. (Dok. Shutterstock/XanderST via kompas.com)

"Perilaku konsumen dipengaruhi afeksi dan kognisi konsumen terhadapa suatu produk dimana dua faktor tersebut juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan serta stimulus yang diberikan oleh pemasar produk..." (Raf'al, 2017: 51). 

Jadi, dalam budaya konsumen ini merupakan perilaku konsumen dengan keinginan, kebutuhan bahkan menjadi keharusan untuk membeli suatu produk yang mana hal tersebut dipicu oleh kondisi lingkungan masyarakat itu sendiri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat modern masa kini merupakan masyarakat yang cukup konsumtif dalam kehidupan sehari-harinya. 

Namun ternyata, banyak dari sebagian masyarakat yang tidak sadar bahwa sikap konsumtif yang mereka lakukan bukan lagi sebagai pemenuh kebutuhan melainkan sebagai ajang mengikuti tren dan gengsi. 

Berkembangnya gaya hidup masyarakat sekitar menjadi tanda dari berkembangnya budaya konsumtif di masyarakat. 

Perilaku masyarakat modern yang tidak pernah mau ketinggalan tren viral yang 'berseliweran' di berbagai platform sosial media seperti pada aplikasi Tiktok, Instagram bahkan Twitter. Seperti hal-nya dalam fenomena 'Racun Tiktok'

'Racun Tiktok' merupakan salah satu konten atau trend yang berkembang selama pandemi Covid-19 berlangsung. Biasanya dalam trend tersebut berisikan konten berupa rekomendasi berbagai jenis produk, dari yang bermanfaat hingga hanya sekedar lucu-lucu saja. 

Tidak hanya itu, isi konten dalam trend "Racun Tiktok" tersebut juga dapat berupa produk fashion dan skincare yang sedang viral. Dengan mode pakaian ataupun skincare yang viral di berbagai platform tersebutlah yang kemudian membangun rasa ingin membeli para pengguna yang melihatnya. 

Namun terkadang banyak dari mereka yang tidak cukup biaya atau uang untuk dapat membeli barang-barang yang sedang viral tersebut. Hal tersebut kemudian membuat beberapa dari mereka tidak takut untuk membeli barang atau produk imitasi atau palsu dari suatu brand yang viral tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Raf'al (2017: 50) dalam jurnalnya bahwa kepemilikan barang dengan merek ternama tersebut dapat menimbulkan kebanggaan diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun