Mohon tunggu...
Radian Nur
Radian Nur Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa S2 IKM FK ULM_2019

Peminatan Kesling-K3 Angkatan 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Kerja dan Produktivitas Kerja pada Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya

14 Januari 2021   17:28 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:09 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Budaya Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 77 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, merupakan unit pelaksana teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengacu kepada tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan. Budaya kerja dapat dipahami sebagai sebuah keterkaitan unsur-unsur penting dalam organisasi yang dijalankan oleh para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya. Hartanto (2009) Budaya kerja adalah perwujudan dari kehidupan yang dijumpai ditempat kerja.

Budaya kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, interaksi kerja, yang disepakati bersama, dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mangkunegara (2005), budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

Menurut Edgar H. Schein (2010:18) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola asumsi dasar bersama yang dipelajari kelompok tertentu untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan telah bekerja dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut. Selanjutnya Schain menjelaskan unsur-unsur budaya yaitu ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat, asumsi dasar, sistem nilai, pembelajaran/pewarisan, dan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

B. Unsur-Unsur Budaya Kerja

Budaya kerja bukanlah sebuah unsur yang berdiri sendiri. Unsur yang dimaksud adalah : 

1. Budaya Organisasi. Budaya organisasi adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menjadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita organisasi. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi dan tujuan organisasi. Budaya organisasi dikembangkan dari kumpulan norma-norma, nilai, keyakinan, harapan, asumsi dan filsafat dari orang-orang didalamnya. 

Eviyan (2017:4) Budaya organisasi adalah seperangkat keyakinan, asumsi, nilai-nilai, perasaan dan persepsi yang mempengaruhi tindakan dan keputusan yang diambil oleh anggota organisasi bersama. Untuk misalnya, jika budaya mendorong inovasi, masalah akan membuat orang mengambil inisiatif dan risiko, mencoba cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Budaya organisasi juga menjadi dasar praktik didalam organisasi termasuk bagaimana anggota organisasi menyelesaikan pekerjaan maupun berinteraksi dengan orang lain.

Budaya organisasi tumbuh menjadi mekanisme kontrol, mempengaruhi cara pegawai berinteraksi dengan pemangku kepentingan diluar organisasi. Perubahan budaya organisasi berlaku dari tingkat tertinggi hingga satuan terkecil dalam organisasi. Keberhasilan dalam menumbuh-kembangkan budaya organisasi sangat ditentukan oleh perilaku pimpinan organisasi itu sendiri. Dalam pengembangan budaya organisasi, hampir selalu dipastikan bahwa pimpinan organisasi menjadi agen perubahan (change agent). Sebagai agen perubahan, salah satu kontribusi signifikan yang diharapkan adalah berperan sebagai panutan (role model). 

Beberapa manfaat budaya organisasi, adalah:

1. Menerjemahkan peran yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain, karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada di dalamnya;

2. Menjadi identitas bagi anggota organisasi, budaya yang kuat membuat anggota organisasi merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasinya;

3. Mendorong setiap anggota organisasi untuk lebih mementingkan tujuan bersama diatas kepentingan individu; dan

4. Menjaga stabilitas organisasi, komponen-komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan membuat kondisi internal organisasi menjadi lebih stabil.

B. Budaya Kerja (Culture set). Culture set secara sederhana budaya kerja diartikan sebagai cara pandang seseorang dalam memberi makna terhadap "kerja". Budaya kerja adalah sebagai sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari pada prakteknya, budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya kerja merupakan suatu komitmen organisasi, dalam upaya membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja yang lebih baik. Pencapaian peningkatan kualitas yang lebih baik tersebut, diharapkan bersumber dari setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Budaya kerja berkaitan erat dengan perilaku dalam menyelesaikan pekerjaan.

Perilaku ini merupakan cerminan dari sikap kerja yang didasari oleh nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki oleh setiap individu, ketika individu-individu ini masuk ke dalam sebuah organisasi, maka akan terjadi penyesuaian nilai-nilai, norma-norma, sikap dan perilaku yang dimiliki individu ke dalam nilai-nilai, norma-norma, sikap dan perilaku yang diinginkan oleh organisasi demi mencapai cita-cita atau tujuannya. Perubahan tersebut memakan waktu, komitmen, kedisiplinan dan upaya yang luar biasa.

Aktualisasi budaya kerja antara lain dapat dilihat pada hal-hal berikut:

1. Pemahaman terhadap makna bekerja

2. Sikap terhadap pekerjaan atau apa yang dikerjakan

3. Sikap terhadap lingkungan pekerjaan

4. Sikap terhadap waktu

5. Sikap terhadap alat yang digunakan untuk bekerja

6. Etos kerja, dan

7. Perilaku ketika bekerja atau mengambil keputusan.

Mengembangkan budaya kerja akan memberikan manfaat, baik bagi pegawai itu sendiri maupun bagi organisasi itu sendiri.

Manfaat budaya kerja bagi pegawai antara lain :

1. Memberi kesempatan untuk berperan, berprestasi, dan aktualisasi diri

2. Mendapat pengakuan, penghargaan, dan kebanggaan kerja

3. Rasa ikut memiliki dan bertanggungjawab

4. Memperluas wawasan, dan

5. Meningkatkan kemampuan memimpin dan memecahkan masalah

Manfaat budaya kerja bagi organisasi, antara lain :

1. Meningkatkan kerja sama antar individu, antar kelompok dan antar unit kerja

2. Meningkatkan koordinasi sebagai akibat adanya kerjasama yang baik antar individu, antar kelompok dan antar unit kerja

3. Mengefektifkan integrasi, sinkronisasi, keselarasan dan dinamika yang terjadi dalam organisasi

4. Memperlancar komunikasi dan hubungan kerja

5. Menumbuhkan kepemimpinan yang partisipatif

6. Mengeliminasi hambatan-hambatan psikologis dan kultural, dan

7. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga dapat mendorong kreativitas pegawai.

Dalam konteks reformasi birokrasi, tujuan fundamental dari pengembangan budaya kerja adalah untuk membangun sumber daya manusia seutuhnya agar setiap orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan sifat, peran dan komunikasi yang saling bergantung satu sama lain. Oleh karenanya, reformasi birokrasi berupaya mengubah budaya kerja saat ini, menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada hasil (outcome) yang diperoleh dari produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi. (Permenpan-RB No. 39 Tahun 2012 : 6).

Singodimedjo (2009) menyatakan budaya kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa mendapatkan jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan kepada pemerintah yang pada akhirnya dapat mewujudkan kinerja yang baik. Indraputra (2013 : 280) Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Apabila variabel budaya kerja pegawai bertambah baik, maka hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap meningkatanya kinerja pegawai, begitu juga sebaliknya.

C. Produktivitas Kerja

Produktifitas adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan, terhadap yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Tohardi, 2009). Pengorganisasi budaya kerja yang telah terstruktur dengan baik, kuat dan dilaksanakan dengan komitmen, disiplin yang tinggi oleh para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya serta diinternalisasi terus menerus dari tinggkat pimpinan tertinggi sampai satuan terkecil dalam organisasi akan menghasilkan produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi, sehingga dengan mudah cita-cita atau tujuan organisasi itu dapat tercapai dan memberikan positive impact bagi organisasi tersebut.

Salah satu dampak positif dari budaya kerja dengan produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi oleh pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya pada tahun 2015-2019, 5 tahun berturut-turut lembar Keja Evaluasi (LKE) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh aparat pengawas intern pemerintah (APIP) Kementerian Kesehatan memperoleh Nilai AA. Ada 59 Satker sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penyendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya adalah salah satunya.

Dalam hal pelaksanaan reformasi birokrasi dengan parameter pembanggunan ZI-WBK pada tahun 2018 Satker Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Palangka Raya memperoleh sertifikat WBK tinggkat Kementerian Kesehatan, pada tahun 2019 setelah dilakukan penilai oleh Tim Penilai Internal (TPI) Kemeterian Kesehatan masuk dalam 10 Satker UPT Ditjen P2P diusulkan memperoleh penghargaan pembanunan ZI-WBK tinggkat nasional ke Menpan-RB dan pada tahun 2020 kembali mendapatkan penilaian oleh Tim Penilai Internal (TPI) Kemeterian Kesehatan masuk dalam 6 Satker UPT Ditjen P2P diusulkan memperoleh penghargaan pembanunan ZI-WBK tinggkat nasional ke Menpan-RB.

Refernsi :

1. Eviyan Ihsani., Karma Syarif., Hayaty, YH, Hubungan Budaya Organisasi dengan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Mitra Konservasi Indonesia (Cico Resort), (2017 : 4)

2. Rizqina.AZ, Muhammad Adam, Syafruddin Chan, Pengaruh Budaya Kerja, Kemampuan, Dan Komitmen Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) (2017: 62)

3. Indraputra., Endang Sutrisna, Disiplin, Motivasi, Budaya Kerja, Dan Kinerja pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak, (2013: 280)

4. Edy Sutrisno, Buku Budaya Orgaisasi edisi cetakan pertama 2010, cetak ke 5 tahun 2018

5. Permenpan RB, Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi dan Ergonomi, tema Pengorganisasian Kerja dan Hubungannya dengan Produktivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun