Mohon tunggu...
Raden Wahono
Raden Wahono Mohon Tunggu... Arsitek - Graphic Designer

i am designer and event organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persetan dengan Idoel, Kurban !

27 Oktober 2012   04:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:21 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13513124921009335838

Hari Raya Idhul Adha atau sering di sebut dengan istilah Badha Besar bagi orang jawa sudah berlalu satu hari yang lalu. ( Jum’at 26 Oktober 2012 ). Kawan satu kampung saya namanya Kang Idoel dengan bangganya menceritakan bahwa saudaranya hari itu telah berkurban 20 ekor sapi besar. Ia bagi-bagikan pada orang-orang yang membutuhkan. Dalam hati, hare gene sapa juga yang gak butuh daging…? Mau miskin atau kaya juga pingin makan daging…., knapa kalimatnya tidak di ganti saja dengan “ membagi-bagikan pada fakir miskin / kaum dhuafa yang membutuhkan ? “ trus km kurban apa dunk kang idoel…??? Tanyaku dengan nada agak sedikit keheranan. Ya…aku si hanya ikut motongin dagingnya aja kang bro…., jawan idul agak sedikit lirih. Hm……..yayaya… Sekilas cerita pendek tadi mencerminkan bahwa belum ada kebanggan atas kemampuan diri, atas pengorbanan diri terhadap suatu hal. Kebanyakan kita lebih bangga menceritakan kehebatan dan keberhasilan orang lain di luar diri kita. Kita bangga terhadap keberhasilan kota lain di luar kota kita, kita bangga menceritakan kedahsyatan bangsa lain dibandingkan dengan kehebatan bangsa kita. Kita bangga menceritakan budaya bangsa lain sementara budaya sendiri kita pun tidak mengenalnya. Idhul Adha adalah guru super dahsyat !!!bahwa tidak ada yang namanya cinta tanpa bukti adanya pengorbanan. Pertanyaan-nya adalah…, Jika kita mencintai kedua orang tua kita, pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuknya? Jika kita mencintai saudara – saudara kita, baik saudara sebangsa, saudara se-agama, saudara suku ataupun saudara kandung sekalipun, pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuk mereka ? jika kita mencintai pasangan hidup kita dan atau keluarga kita, pengorbanan apa yang sudah kita persembahkan untuknya ? jika kita mencintai profesi yang kita tekuni, sudah sejauh mana pengorbanan ini kita lakukan hingga orang lain dapat menyebut kita sebagai seorang yang professional dibidang profesi tersebut? Dan jika kita mencintai Rasullullah SAW dan juga Tuhan Alloh SWT, Pengorbanan apa juga yang sudah kita persembahkan sebagai wujud cinta dan pengabdian kita ? Sekecil apapun yang sudah kita perbuat untuk suatu kebaikan baik itu dalam rangka membangun kwalitas diri, lingkungan, masyarakat, kota, agama dan juga bangsa adalah suatu pengorbanan yang patut kita hargai. Kita boleh bangga atasnya. Sebab sedikit pengorbanan ini lebih baik dari pada menuntut, protes atau demo. Ini bukan berarti kita menolak demo, untuk menuntut hak akan suatu hal. Jadi kalau kang Idoel terus menerus menceritakan saudaranya itu dan tidak bangga dengan apa yang sudah ia perbuat dalam rangka mensukseskan program-nya saudaranya itu, maka jawabku adalah “ Persetan dengan Idoel Qurban !!! Sebab Kang Idoel tidak pede atas pengorbanan dirinya “. The NEXT >>>

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun