Seperti yang kita ketahui jurnalisme merupakan suatu proses pengumpulan, persiapan dan distribusi berita. Sebagai seorang jurnalis harus memiliki idealisme yang wajib dijalankan agar mempunyai nilai independensi. Selain itu, idealisme ini mencegah agar tidak terperosok dalam kepentingan politik saja. 10 elemen jurnalisme itu dibuat dan ditulis oleh Bill kovach dan TomRosenstiel pada tahun 2001 didalam bukunya.Â
Prinsip-prinsip tersebut setelah melewati pasang surut dengan berjalannya waktu, akhirnya bertahan juga hingga saat ini. Ada 10 prinsip jurnalisme yang menjadi hal penting bagi seorang jurnalis, terutama di negara Indonesia ini apakah jurnalis masih memakai prinsip-prinsip tersebut atau sebaliknya? akan saya bahas menurut opini pribadi.
1.Kewajiban memberitakan kebenaran
Tugas pertama sebagai jurnalisme yaitu menyampaikan berita berdasarkan kebenaran atau fakta yang ada, tanpa menambah nambahi berita yang tidak sesuai dengan fakta/hoax. Menyampaikan suatu kebenaran ini merupakan suatu proses menyortir dari cerita awal kejadian, interaksi antarpublik,sumber berita,dan jurnalistik dalam waktu tertentu.Â
Prinsip ini sampai sekarang tentu saja masih dipakai dan akan terus dipakai dalam pembuatan suatu berita hingga kapanpun.Contoh kebenaran fungsional yang terjadi misalnya, ada Polisi yang menangkap tersangka pembunuhan dalam suatu daerah, polisi tersebut menangkap tersangka dengan sebuah fakta yang ada.
 Lalu kejaksaan negeri membuat keadilan, hingga memvonis tersangka bersalah dalam kasus pembunuhan berencana, Apakah tersangka yang divonis oleh hakim tersebut mutlak bersalah atau tidak bersalah ? Kita tidak bisa mencapai suatu kebenaran yang mutlak. Tetapi masyarakat yang menyaksikan berita ini, dapat menerima proses pengadilan dan vonis bersalah atautidaknya. Hal tersebut memang perlu dibuktikan dan dipratikkan, seperti itulah jurnalisme bekerja dalam prinsip memberitakan kebenaran.
2.Loyalitas wartawan pada warga/citizens
Dalam hal ini dijelaskan bahwa organisasi pemberitaan dituntut untuk melayani kepentingan konstituennya seperti lembaga komunitas,kelompok kepentingan lokal,perusahaan induk,pemilik saham,pengiklan,dan banyak kepentingan lain. Semuanya harus dipertimbangakan oleh organisasi pemberitaan yang sukses. Kesetiaan pada warga ini ialah makna dari independensi jurnalistik. Jadi, jurnalis disini memiliki kewajiban sosial yang mengalahkan kepentingan majikannya sendiri. Prinsip loyalitas wartawan pada masyarakat ini menurut saya sangat penting dan hingga saat ini masih dilakukan oleh para jurnalistik karena mereka memang harusmembangun signal sosial dengan warga agar bekerja dengan optimal dan berita yang dibawakan hasilnya bagus. Sisi positifnya hal seperti ini menjadi sumber cuan bagi majikannya sendiri.Â
Namun, prinsip ini pernah tidak dijalankan oleh wartawan. Contohnya yang terjadi di Indonesia terdapat "jawa post" yang telah mewawancarai Wan Nooraini Jusoh,istri dari almarhum dokter Azahari. Media mengatakan bahwa mereka mewawancari langsung kepada istri almarhum dokter azahari, yang terkena penyakit kanker tenggorokan.Â
Padahal kenyataannya Wan Nooraini Jusoh tidak bisa diwawancarai secara langsung karena sakit. Hingga berita ini pun beredar dan menjadikan kerugian bagi pihak tersebut, media jawa post pun akhirnya mengklarifikasi masalah yang sudah beredar dengan dalih bukan di media ini saja yang melakukan hal seperti ini akan tetapi media lain juga pernah melalukannya. Hal yang sangat aneh,seharusnya seperi ini tidak dilakukan jika hanya untuk kepentingan perusahaan saja. Jika dilihat kejadian seperti ini seharusnya tidak boleh dilakukan oleh wartawan, karena juga menyimpang dari prinsip loyalitas kepada warga, sehingga dapat menguntungkan perusahaan yang ingin mencari citra baik dalam
berita naik daun.
3.Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.
"journalism is the business of verification". Tujuan verifikasi adalah untuk memperoleh kebenaran. Pengujian fakta dapat dilakukan melalui berbagai metode,diantaranya menggunakan
bantuan internet, melihat media lain, menggali informan. Dalam teori Kovach danRossenstiel,
kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran. Oleh karena itu, informasi, sumber berita,
hingga data-data pendukung tentang liputan pemberitaan harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Data yang didapatkan harus sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Terdapat
beberapa prinsip yaitu jangan menambah nambahkan sesuatu yang tidak ada, jangan mengecoh
audiens, bersikap rendah hati tidak menjadi yang sok paling tau.
Contoh pada prinsip ini sudah diterapkan pada media massa online detikccom, pada media ini
mereka melakukan disiplin verifikasi antara lain ; seperti liputan langsung (TKP), sambungan
telepon dan pesan singkat, keterangan resmi,media sosial,dan lainnya. Opini saya, verifikasi
masih menjadi elemen penting dalam produksi berita. Standar verifikasi dalam jurnalisme media
massa online dilakukan dengan berbagai metode,untuk menghasilkan berita yang akurat,jurnalis
memegang dalam proses verifikasi informasi di lapangan. Seperti jurnalis detikcom melakukan
crosscheck data dilapangan dan membandingkan dengan Narasumber terpercaya.
4.Jurnalis harus tetap Independen dari pihak yang mereka liput
Independensi semangat dan pikiran harus tetap dijaga oleh wartawan yang bekerja di ranah opini,
kritik, dan komentar. Jadi yang lebih dipentingkan ialah independensi bukan netralitas. Menurut
saya, seorang wartawan memang harus memegang prinsip ini karena jurnalis yang baik ialah mampu memberikan opini bukan bersikap netral,menjaga integritas diri dan tidak terikat oleh
pihak manapun. Wartawan memiliki tanggung jawab moral untuk menyajikan informasi yang
obyektif serta akurat, yang memungkinkan audiens untuk membuat keputusan yang tepat serta
berdasarkan fakta lapangan.
5.Jurnalis harus memantau kekuasaan
Pada prinsip ini wartawan tidak sekedar memantau pemerintah,tetapi juga semua lembaga kuat
di masyarakat. Maksutnya, jurnalis harus bisa memandang dan mengangkat suara pihak-pihak
yang lemah tidak dapat menyuarakan sendiri. Prinsip ini tentu masih digunakan oleh jurnalis,
seperti contoh jurnalis dalam kampus ia mencoba berdiri sebagai pemantau independen terhadap
kekuasaan dengan melakukan pemantauan dan dorongan kepada pihak pimpinan kampus dan
juga kepada organisasi mahasiswa lain, melalui membuat berita kritik agar mereka tidak
melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
6.Jurnalis harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik.
Apapun media yang digunakan, jurnalis haruslah berfungsi menciptakan forum di mana publik
diingatkan pada masalah-masalah yang benar-benar penting, sehingga mendorong warga untuk
membuat penilaian dan mengambil sikap. Forum tersebut dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
yaitu kejujuran,fakta,dan verifikasi. Menurut saya prinsip ini masih digunakan, Forum yang
dibuat jika tidak berlandaskan fakta akan gagal membawa informasi. Contohnya seperti,
Organisasi jurnalistik pada kampus menyediakan forum bagi mahasiswa yang ingin
menyuarakan aspirasinya yang kemudian disalurkan melalui berita yang dibuat organisasi
jurnalistik teersebut dan dipublikasikan di portal berita pers mahasiswa.
7. Jurnalisme Harus Berupaya Membuat Hal yang Penting Itu Menarik dan Relevan.Jurnalis harus memiliki tujuan yang jelas, yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan orang untuk memahami dunia, dan membuatnya bermakna, relevan, dan memikat. Untuk setiap naskah berita, Jurnalis harus menemukan campuran yang tepat antara yang kurang serius dan yang kurang-serius, dalam pemberitaan hari mana pun. Menurut saya,menyajikan berita yang relevan juga cukup susah bagi jurnalis, terkadang orang tertarik membaca berita yang judulnya menarik namun isi dari berita tersebut sebenarnya tidak terlalu penting. Berita yang menarik di anggap berita yang lucu, menghibur dan penuh dengan tokoh selebritas. Tapi laporan yang relevan dianggap kering, dan membosankan. Pada prinsip ini banyak sekali jurnalis yang masih kebingungan dalam membuat berita yang menarik dan relevan,namun banyak dari mereka sudah berusaha agar berita yang mereka buat dapat menarik perhatian audiens.Â
8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional
Pada prinsip ini,jurnalis harus bisa membuat peta navigasi bagi warga untuk berlayar di dalam masyarakat. Menurut saya prinsip ini harus dijalankan oleh jurnalis, dengan mengumpamakan Jurnalis sebagai pembuatan Peta, kita melihat bahwa proporsi dan komprehensivitas adalah kunci
akuratnya sebuah berita yang dibawakan. Selain itu kita juga terbantu dalam memahami lebih baik ide keanekaragaman dalam berita. Prinsip ini masih banyak diterapkan oleh wartawan.
9.Wartawan Harus mendengarkan hati nurani
Didalam jurnalis, mulai tim redaksi hingga dewan direksi mereka harus mendengarkan hati nurani, etika,dan tanggung jawab personal. Salah satu hal yang sering terjadi pada prinsip jurnalis yang ke 9 ini,mereka terkadang lupa dengan prinsip. Setelah saya cari, seperti contohnya jurnalis lupa harus menjaga hati nurani seorang korban dari sebuah kasus, sehingga judul yang mereka buat dapat menyakiti hati korban dan ini sering kali terjadi pada pembuatan berita.
Contohnya, berita yang dimuat oleh suatu media nasional terkemuka dengan judul "Istri jadi TKW Suami gauli anak kandungnya puluhan kali" Nah, judul seperti itu sebenarnya akan membuat pembaca terutama korban/keluarga korban akan tersayat hatinya yang akan menimbulkan perasaan sedih dan traumatis pada diri korban. Maka dari itu pemilihan diksi harus tepat dan berhati-hati agar tidak mengajak masyarakat membuat stereotype pada korban dan juga
tidak merusak psikolognya. Inilah fungsi elemen ke 9, yaitu memikirkan hati nurani.
10.Hak dan Kewajiban terhadap berita
Pada elemen yang ke sepuluh ini muncul dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya pada internet. Pada prinsip ini warga bukan lagi konsumen pasif yang
hanya menerima berita, akan tetapi mereka juga punya hak dan kewajiban untuk
menyumbangkan pikirannya, opini , berita dan sebagainya. Jika dilihat masa kini sudah terdapat blog,journalism citizens, jurnalism komunitas dan lainnya. Menurut opini saya, prinsip ini sangat berguna bagi warga dan memang penting adanya agar kita sebagai warga biasa dapat menyuarakan pikiran/opini terkait suatu berita yang sedang viral contohnya. Namun seringkali pada elemen ini, praktik jurnalisme dianggap remeh oleh pihak-pihak yang memiliki kuasa tinggi. Seperti contohnya, pers mahasiswa yang berkunjung pada suatu perusahaan berita terkenal seringkali diremehkan dan mereka hanya dianggap belajar jurnalistik
saja,padahal mereka juga pembawa berita. Sejatinya seorang jurnalis tidak lahir dari orang mapan saja,terkadang juga terlahir dari orang biasa seperti tukang becak,bakso,dan sebagainya. Maka dari itu lahirlah prinsip ini untuk menghargai hak dan kewajiban tiap pembawa berita.
Dalam artikel opini dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui konsep dan cara kerjabagaimana menjadi seorang jurnalisme yang baik dan benar, dengan menjalankan prinsip-prinsipi dealisme yang berfungsi agar tidak terperosok kedalam kepentingan politik maupun organisasi publik saja. Meskipun ada prinsip yang belum terlaksana dengan benar atau luput contohnya seperti elemen yang ke-9 tentang hati nurani, mereka penulis berita seringkali masih meremehkan hal tersebut dalam pembuatan judul sehingga melukai hati nurani seseorang yang dimasukkan ke dalam berita tersebut. Namun juga banyak prinsip-prinsip yang tetap dipegang teguh dan dijalankan saat ini oleh para wartawan. Banyak juga para pekerja media massa yang memasukkan prinsip-prinsip jurnalisme agar berita mereka juga akurat dan berfungsi bagi publik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI