Mohon tunggu...
Rachmat Fazhry
Rachmat Fazhry Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Prinsip hidup Saya : Hidup Sehat, Pintar, Bijaksana Kunjungi blog saya https://jurnalfaz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mereka yang Tak Pernah Lelah Meminta Maaf

5 Juli 2017   19:02 Diperbarui: 5 Juli 2017   19:22 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mereka yang Tak Pernah Lelah Meminta Maaf

Oleh Rachmat Fahzry

"Sudah bosan," seru gadis remaja itu ketika saya pulang kerja menumpang krl dari Stasiun Gondangdia menuju Bekasi.

Jika dia merasa bosan, saya sudah masa bodo. Apatis, tak peduli lagi dengan permintaan maaf operaror krl yang selalu mengatakan, "Kami beritahukan kepada penumpang krl, kereta masih menunggu antrean, disusul kereta api jarak jauh. Maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan perjalanan anda."

Kerap kali, alasannya krl masih menunggu pergantian sinyal di stasiun berikutnya.

Saya sudah gak peduli setan dengan permintaan maaf mereka. Ucapan itu saban sering dilontarkan tiap hari oleh mereka. Saya yakin, saya gak sendiri. Ribuan penumpang krl lainnya juga sudah malas mendengar maaf lagi, lagi, dan lagi dari pihak krl. Mungkin orang yang mengucapkan maaf kepada penumpang krl, juga sudah tidak tulus mengucapkan permintaan yang suci itu. Mungkin mereka asal cuap saja menjalankan prosedur yang yang dibuat manajemen.

Sekarang masih suasana Lebaran 2017. Tapi permintaan maaf pasti akan berlangsung sepanjang tahun. Entah sampai kapan.

Pernah suatu kali, salah seorang penumpang menggedor kaca krl. Mungkin karena kesal krl tak kungjung jalan. Lagi-lagi permintaan maaf itu terdengar sebelum pria itu melampiaskan amarahnya.

Melihat itu, saya hanya tersenyum kecil. Perasaan kesal saya setidaknya terwakilkan oleh dia, yang mungkin sudah muak dengan kata-kata maaf. Meski begitu, kata maaf selalu tersiar dari pengeras suara.

Kegelisahan menunggu krl arau sedang di atas krl, kemudian mendengar kata-kata maaf, kadang membuat saya frustasi. Itu biasanya terjadi ketika badan dan pikiran kurang sehat. Atau ketika saya terlambat menghadiri acara atau masuk kantor. Mendengar permintaan maaf yang berulang-ulang secara terus menerus, membuat saya mati rasa dengan kata-kata itu.

Kata maaf bagi sebagian orang sangat berat diucapkan. Tapi tidak bagi mereka para operaror krl ataupun di stasiun. Semoga kata-kata maaf tidak berlangsung di kehidupan "normal" kalian. Semoga ketika kalian mengucapkan maaf, itu benar-benar tulus diucapkan dan layak untuk dimaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun