Mohon tunggu...
Rachma MiaYuniar
Rachma MiaYuniar Mohon Tunggu... Lainnya - Svastha Harena

Mahasiswa Program Studi Gizi S1, Universitas Negeri Semarang '18

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Edukasi dan Konseling Gizi untuk Pengendalian Masalah Gizi pada Balita di Desa Terwidi Kelurahan Plalangan

16 September 2021   07:21 Diperbarui: 16 September 2021   07:26 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semarang – Sesuai Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pakal 141 menyebutkan bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat yang dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. 

Akan tetapi, sampai saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan seputar gizi masyarakat. Menurut laporan terkait Pembangunan Gizi di Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia menderita kekurangan gizi yang cukup tinggi (defisiensi gizi makro dan mikro), yang diiringi pula dengan peningkatan prevalensi obesitas, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Beban Ganda Masalah Gizi” atau Double Burden Malnutrition. 

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2013 beban ganda masalah  gizi ini telah melingkupi sepanjang siklus kehidupan, diawali dengan data sebanyak 12% anak di bawah lima tahun menderita kurus (wasting), sementara yang lain diketahui mengalami kegemukan (overwheight) sebanyak 12%. 

Beban ganda masalah gizi di Indonesia turut memberikan dampak pada terhambatnya pembangunan manusia, mengakibatkan kemiskinan intergenerasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, masalah kekurangan gizi dan kegemukan selama masa kanak – kanak juga dikaitkan dengan tingkat mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi.

Untuk membantu mengatasi permasalahan sehubungan dengan gizi, melalui pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi Masyarakat Program Studi Gizi Universitas Negeri Semarang Tahun 2021 berusaha untuk  berkontribusi secara aktif dalam membantu mengatasi permasalahan gizi yang ada di masyarakat. 

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) melibatkan seluruh mahasiswa gizi Angkatan tahun 2018 untuk membantu menyelesaikan permasalahan gizi yang ada di daerah tempat tinggal masing – masing melalui penyelenggaraan analisis situasi, identifikasi masalah gizi, identifikasi penyebab masalah gizi, identifikasi alternatif pemecahan masalah gizi, hingga pada penyusunan dan pelaksanaan program intervensi serta evaluasi demi mendukung tercapainya tujuan nasional pada aspek perbaikan gizi masyarakat.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Wilayah Desa Terwidi Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dilakukan dengan bekerja sama dengan anggota kader posyandu setempat. Peserta PKL dan bersama dengan anggota kader posyandu melakukan pengukuran antropometri kepada balita di Wilayah RW 04 Desa Terwidi Kelurahan Plalangan untuk memantau status gizi balita, dan sekaligus membagikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi balita untuk mendukung status ketahanan pangan balita.

Hasil dari pengukuran antropometri kepada 32 balita, ditemukan 10 balita mengalami permasalahan gizi kurang (underweight dan wasting), 4 balita dalam status gizi lebih (overweight), dan total 6 tercatat masuk dalam kategori stunting atau pendek berdasarkan perhitungan indikator TB/U. Dari hasil temuan ini menunjukkan bahwa kasus kejadian yang melibatkan permasalahan sehubungan dengan gizi di Indonesia masih cukup tinggi prevalensinya.

Sebagai upaya penangan terhadap masalah yang ditemukan tersebut, maka disusun program kegiatan intervensi yang merujuk pada upaya pengendalian masalah gizi. Melalui pelaksanaan kegiatan edukasi, sosialisasi dan pemberian konseling gizi diharapkan dapat turut mendukung upaya perbaikan status gizi balita di Desa Terwidi Kelurahan Plalangan. Kegiatan yang dilakukan melibatkan Ibu Balita yang merupakan penanggung jawab gizi balita melalui penyelenggaraan pola asuh gizi. 

Mengacu pada hasil temuan terkait kemungkinan penyebab masalah gizi kurang di Wilayah RW 04 Desa Terwidi Kelurahan Plalangan, menunjukkan bahwa adanya keterlibatan dari tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita, pola asuh gizi balita, faktor sosial dan ekonomi, serta masalah yang terkait dengan risiko kurang gizi pada balita yaitu praktik pelaksanaan pemberian ASI eksklusif bayi usia 0 – 6 bulan terhadap perkembangan permasalahan gizi kurang yang dialami balita.

Melalui pelaksanaan evaluasi program intervensi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi, sosialisasi dan konseling gizi yang dilakukan dalam rangka membantu upaya pengendalian permasalahan gizi kurang berhasil meningkatkan pengetahuan, serta memperbaiki sikap dan perilaku ibu terkait dengan upaya perbaikan status gizi balita. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai skor dari hasil pengisian kuesioner pre-test dan post-test yang digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan capaian keberhasilan dalam pelaksanaan program intervensi yang telah dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun