Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cerita Penuh Makna di Balik Profesi "Muthawwif" Haji dan Umrah yang Perlu Diketahui

24 Januari 2019   11:41 Diperbarui: 24 Januari 2019   14:31 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kakbah yang tampak selalu memesona bagi siapa saja yang melihatnya (Sumber: dokumen pribadi)

Saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang profesi ini, karena menurut saya profesi tersebut adalah profesi mulia, melayani para tamu-tamu Allah SWT yang beribadah di tanah suci. Muthawwif saya bukan orang yang berasal dari negara Arab Saudi, tapi beliau berasal dari Indonesia yang bermukim di sana.

Profesi Muthawwif saat memberikan pengarahan pada jamaah umrah (Sumber: FB Martua Mahadi Harahap)
Profesi Muthawwif saat memberikan pengarahan pada jamaah umrah (Sumber: FB Martua Mahadi Harahap)
Muthawwif saya seorang lelaki muda, yang berumur belum sampai 30 tahun saat ini. Beliau terlihat ramah, santun dan enerjik di depan para jamaahnya. Tak pernah sedikitpun saya melihat raut wajah lelah dari dirinya, yang ada hanya senyuman tulus untuk melayani para jamaah. Saya memanggil beliau dengan sebutan "Ustadz Ucok," karena memang demikian panggilan beliau yang dari para jamaah yang lain pun begitu. 

Beliau bernama lengkap Martua Mahadi Harahap. Sebelumnya, saya sudah izin ke beliau bahwa akan mempublikasikan cerita beliau di platform ini dan beliau tidak berkeberatan karena memang banyak sekali nilai edukasi dari cerita perjalanan beliau menjadi seorang Muthawwif ini. 

Beliau menceritakan pada saya bagaimana dirinya yang notabene-nya adalah warga Indonesia, bisa menjadi seorang Muthawwif di Tanah Suci. Beliau menceritakan pada saya, awal mula dirinya menjadi seorang Muthawwif ini. Butuh jalanan berliku baginya untuk dapat sampai menekuni profesi yang mulia ini.

Foto saat beliau dengan para Jamaah umrah ketika berada di Tanah Suci (Sumber: Facebook Martua Mahadi Harahap)
Foto saat beliau dengan para Jamaah umrah ketika berada di Tanah Suci (Sumber: Facebook Martua Mahadi Harahap)
Ketika itu, pada tahun 2005 ketika tamat sekolah dasar, beliau sudah bercita untuk menjadi seorang da'i seperti kakak sepupunya yang pada ketika itu memang sudah berdomisili di kota Mekkah. 

Kemudian, setelah tamat pesantren yaitu pada tahun 2012 ketika itu, cita-cita beliau terhambat untuk melanjutkan pendidikan di Mekkah Al-Mukarramah dikarenakan pada saat itu visa untuk domisili di sana sangat sulit di dapatkan.

Kemudian pada akhir tahun 2016 kakak sepupu beliau memberi kabar bahagia bahwa beliau sudah bisa berangkat dalam waktu dekat, barulah di tahun 2017 pada bulan maret beliau akhirnya berangkat ke Makkah Al-Mukarramah dengan hati yg senang bahagia haru juga sedih bercampur di kala itu, senang bisa melihat Kakbah bisa melihat Masjidil Haram, namun sedih juga karena harus meninggalkan keluarga dan kerabatnya di Tanah Air.

Lebih lanjut, beliau berkata pada saya, pekerjaan menjadi seorang Muthawwif ini memiliki suka dan duka di baliknya. Adapun rasa sukanya menjadi seorang Muthawwif menurutnya adalah ketika semua team handling baik yang di Jakarta dan Arab Saudi kompak untuk memberi kenyamanan dan keamanan kepada Jamaah selama menunaikan ibadahnya, 


Kemudian ketika jemaah melemparkan senyuman ramah dan mau bahu-membahu menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua serta kompak ketika menunaikan ibadah umrahnya, di situ seorang Muthawwif sangat bangga dan senang melihatnya. Dan Dukanya ketika seorang Muthawwif  sudah memberikan informasi terkini di group untuk kegiatan esok hari, namun ada halangan yang harus membuat kegiataan tersebut di cancel.

Dukanya lagi, ketika ada jemaah yg hilang, wah ini benar-benar sangat mengkhawatirkan, dan  ketika sebagai Muthawwif  terserang penyakit seperti flu demam misalnya, sebagai Muthawwif  harus bisa menyembunyikan itu semua di hadapan Jamaah, di situ  harus maksimal untuk mereka, karena bagaimanapun juga mereka adalah tamu tamu Allah yg sangat mulia dan kami sebagai mukimin makkah wajib untuk memuliakan tamu Allah.

Lebih lanjut, ketika saya bertanya perihal adakah syarat khusus menjadi seorang Muthawwif, beliau berkata pada saya, bahwa untuk persyaratan khusus menjadi seorang Muthawwif, pastinya harus tahu apa itu umrah dan haji dan bagaimana cara pelaksanannya, serta Jika dia alumni dari Pesantren pasti akan lebih memudahkannya untuk menjadi seorang Muthawwif, namun jika tidak, tentu harus banyak belajar dulu perihal ibadah haji dan umrah juga sejarahnya, dan juga bahasa arab sangat penting untuk komunikasi di tanah Arab ini.

Foto ketika saya umrah November 2018 kemarin yang diambil oleh Muthawif saya fotonya. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Foto ketika saya umrah November 2018 kemarin yang diambil oleh Muthawif saya fotonya. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Dan sebelum menutup perbincangan saya dengan beliau, ada 4 tips utama yang diperlukan bagi orang Indonesia yang ingin menjadi seorang Muthawwif di negara Arab Saudi, yaitu:

Persiapkan Mental dengan Baik

Mempersiapkan mental ini sangat diwajjibkan bagi kalian yang ingin menekuni profesi sebagai seorang Muthawwif. Karena kehidupan di negara Arab Saudi tidak sama saat seperti kita berada di Indonesia. Untuk itu, diperlukan mental yang baik untuk dapat survive di negara yang selalu penuh dengan pengunjung dari berbagai negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun