Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Klarifikasi: Istana Larang Jilbab untuk Reporter AntaraTV

29 April 2010   11:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(KompasianaBaru-Jakarta) Berita awalnya adalah: Istana kepresidenan bertingkah lagi, kali ini mereka mengharuskan wartawan wanita salah seorang reporter AntaraTV untuk melepaskan jilbabnya saat wawancara dengan Ibu Presiden Ani Yudhoyono. Jilbab merupakan salah satu penutup kepala untuk seorang wanita muslim, aneh kalangan protokoler berbuat begitu, kita perhatikan biasanya kalangan wanita yang bertugas di Istana mereka mengenakan jilbab mereka, apakah karena ini wawancara dengan Ibu Ani jadi harus dibuka jilbabnya? Ini terjadi pekan-pekan kemarin, dari salah satu sahabat yang menyaksikan siaran AntaraTV tersebut mengatakan,”Dengan bu Ani jilbab harus dibuka toh…? hehehe…selamat dg pengalaman pertamax, pada hari Rabu, 21 April jam 14:57,”  Reporter AntaraTV yang menjadi “Korban” tersebut yaitu Zulek Zulaikha mengaku stess dengan aturan protokoler tersebut, “Jelek ya, aku sadar kok “ngga” banget dah stress dengan aturan protokoler, pada hari Rabu, 21 April jam 16:00, “ Bagaimana bisa ini terjadi di negara Indonesia yang penduduk muslimnya terbesar di dunia? Sedangkan dinegara Eropa yang masyarakat muslimnya minoritas mati-matian mempertahankan jilbabnya, tetapi di indonesia malah disuruh buka. Apalagi aksi-aksi pelajar yang baru lulus dari sekolah, mereka juga seenaknya melepaskan jilbab karena sudah lulus dari sekolah. Aksi Buka Jilbab Warnai Konvoi Kelulusan Siswa, Aksi membuka jilbab mewarnai konvoi kelulusan siswa/siwi SMA/MA dan SMK di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pekan yang lalu. Siswi yang biasanya diharuskan menggunakan jilbab, saat konvoi tidak lagi menggunakan jilbab. Bahkan jilbab para siswi ini dijadikan bendera sambil berboncengan dengan teman laki-laki mereka. Para siswi ini juga merayakan kelulusan dengan menggunting rok. “Pakaian ini sudah tidak akan saya pakai lagi, karena sudah lulus,” kata salah seorang siswi SMA di Jalan Pintu Gerbang, dengan wajah ceria. Aksi lepas jilbab dan gunting rok para siswa SMA di Pamekasan ini merupakan salah satu aksi yang dilakukan para siswa dalam merayakan kelulusan ujian nasional (UN) di Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya para siswa ini bergabung dengan rombongan konvoi lain yang terpusat di jalan Kabupaten depan kantor rumah Dinas Bupati Pamekasan. Dari lokasi ini, para peserta konvoi kemudia bergarak menuju Jalan Trunojo Pamekasan. “Kami akan merayakan kelulusan di pantai Camplong Sampang,” kata salah seorang peserta konvoi Ainur. Remaja dengan rambut dicat warna merah mengaku, di pantai Camplong para siswa akan melakukan balapan bersama para siswa dari Kabupaten Sampang. Sementara para siswi yang sudah melakukan aksi lepas jilbab dan gunting rok juga terlihat bersama rombongan peserta konvoi. Bahkan ada yang berboncengan dengan cara berdiri. Kita perlu baca pemikiran-pemikiran segar agar mampu menjelaskan fenomena ‘aksi buka jilbab’ ini. Dunia Indonesia di masa depan adalah milik mereka. Jika mereka melakukannya sekarang bapak-bapak dan ibu guru serta senior memang jelas akan membuat mereka tidak berkutik. Mereka memang tidak berkutik, tetapi pasti masih akan hidup dan menjadi besar seperti bapak-bapak dan ibu-ibu.  Namun ketika  kemudian mereka sudah saatnya menjalankan era kepemerintahan mereka, maka mereka akan muncul dengan dunia baru yang mereka kehendaki. “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59). Akhir-akhir ini terdapat fenomena islamophobia di negara-negara Eropa marak, mulai dari kartun pelecehan Nabi saw. di Denmark hingga larangan membangun menara masjid di Swiss.  Termasuk di antara ekspresi Islamophobia adalah adanya larangan jilbab seperti yang terjadi di Perancis dan pembunuhan seorang wanita muslimah Mesir di tengah persidangan pengadilan di Jerman lantaran membela kehormatan dirinya sebagai wanita berjilbab.

Semoga aturan protokoler Istana yang salah harus diubah, tidak bisa mereka bertindak sewenang-wenang begitu saja melarang wartawan wanita AntaraTV, Zulek Zulaikha untuk membuka jilbabnya. selengkapnya di sini. Jakarta sore tadi, kamis 29 April 2010, saya (RACHMAD YULIADI NASIR) membuka email dan website http://www.kompasiana.com/rachmadbacakoran blog saya lainnya  http://www.kompasiananews.blogspot.com banyak tanggapan yang masuk termasuk bantahan dari kantor berita Antara, dari website : http://www.antaranews.com/berita/1272529530/antara-tidak-ada-larangan-berjilbab-oleh-istana berikut tanggapan dari pihak Antara: ANTARA: Tidak Ada Larangan Berjilbab oleh Istana (Kamis, 29 April 2010 15:25 WIB ), Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Redaksi LKBN ANTARA Saiful Hadi mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan tekanan sama sekali dari pihak protokol Istana saat mewawancarai Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono terkait dengan peringatan Hari Kartini. Saiful Hadi mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, sehubungan dengan munculnya tulisan Rachmad Yuliadi Nasir dalam blog Kompasiana.com yang berjudul "Istana Larang Jilbab Untuk Reporter ANTARA TV". Tulisan tersebut kemudian berkembang menjadi berita yang muncul di sejumlah forum dan milis serta jejaring sosial lainnya. "Tulisan tersebut jelas-jelas fitnah dan sengaja dikembangkan oleh orang-orang yang ingin ambil keuntungan dengan memanfaatkan isu agama," kata Saiful Hadi. Saiful menerangkan, menurut penjelasan Siti Zulaikha, wartawati ANTARA TV yang mewawancarai Ani Yudhoyono, yang bersangkutan diketahui sering membuka jilbab dalam beberapa kali kegiatan yang terkait dengan peliputan. "Misalnya dalam liputan World Ocean Conference yang berlangsung di Manado beberapa waktu lalu dan juga beberapa liputan lainnya," katanya. Lebih jauh Saiful mengatakan, persoalan ini merupakan urusan pribadi yang bersangkutan dengan keyakinannya sendiri, sehingga isu yang disampaikan itu sudah mengarah pada fitnah dan sudah melanggar segi etika. "Kami berharap saudara Rachmad meminta maaf terkait tulisannya yang tendensius karena sudah mengarah pada fitnah," demikian Saiful Hadi. Penjelasan Zulaikha, Sementara itu, Siti Zulaikha sendiri mengatakan, ada tiga hal yang harus disampaikan terkait persoalan ini. Pertama, tidak adanya tekanan dari mana pun saat mewawancarai Ibu Negara Ani Yudhyono. Kedua, dirinya tidak mengenal saudara Rachmad Yuliadi Nasir dan ketiga, tidak akuratnya komentar dari saudara Rachmad sendiri. "Saya sendiri yang memutuskan untuk menggunakan busana formal tanpa jilbab saat wawancara. Jadi tidak ada tekanan dari mana pun, termasuk pihak protokoler Istana atau pun lembaga tempat saya bekerja," kata Zulaikha yang sehari-hari merupakan asisten produser di ANTARA TV. Menyinggung soal pengakuannya yang stress akibat aturan protokoler istana, Zulaikha menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mengenal Rachmad dan tidak pernah bertemu dengannya sehingga kutipan tersebut sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ketiga, katanya, komentar Rachmad mengenai penampilannya sama sekali tidak akurat, karena tanggal dan jam siarannya saja sudah berbeda dengan kenyataannya. Kru ANTARA TV mewawancarai Ibu Negara terkait dengan peringatan Hari Kartini, mengingat ibu negara merupakan simbol perempuan Indonesia, khususnya pada abad 21. Acara talkshow tersebut ditayangkan pada Selasa, 20 April 2010 di SUN TV pada pukul 19.00 WIB, dan TVRI pukul 21.00 WIB. Penjelasan saya (RACHMAD YULIADI NASIR) adalah sebagai berikut : Pertama, Ini terjadi pekan-pekan kemarin, dari salah satu sahabat yang menyaksikan siaran AntaraTV tersebut mengatakan,”Dengan bu Ani jilbab harus dibuka toh…? hehehe…selamat dg pengalaman pertamax, pada hari Rabu, 21 April jam 14:57,”  Reporter AntaraTV yang menjadi “Korban” tersebut yaitu Zulek Zulaikha mengaku stess dengan aturan protokoler tersebut, “Jelek ya, aku sadar kok “ngga” banget dah stress dengan aturan protokoler, pada hari Rabu, 21 April jam 16:00." (penjelasan) : Rachmad Bacakoran dari facebook zulek zulaikha:; Fouri Nitisastro bossss…. mana oleh2 dari bu ani….15 April jam 14:49 · Komentari · Suka · Lihat Antar-Dinding Zulek Zulaikha, ha ha…ketinggalan (bo’ong banget) 15 April jam 15:08 Mahyudin Damis, dengan bu ani jilbab hrs dibuka toh…?hehehe…selamat dg pengalaman pertamax.21 April jam 14:57 Zulek Zulaikha, jelek ya, aku sadar kok “ngga” banget dah stress dg aturan protokoler. 21 April jam 16:00 Kedua : Dari facebook Rachmad Bacakoran pada foto profil Zulek Zulaikha, saya berkomentar :Rachmad Bacakoran, masalah buka kerudung saat wawancara dengan ibu ani, kapan kejadiannya, emang di suruh buka kerudung?krn wawancara khusus? peliputan di istana wartawan putri bebas khan pakai kerudung, ntar mau ditulis, kasih info ya... Sel pukul 13:56 ·  (selasa 27 April 2010, jam 13:56 wib), hingga tulisan masalah jilbab saya buat Rabu, 28 April 2010, jam 18:22 wib, tidak ada jawaban dari zulek zulaikha. Ketiga : Masalah buka jilbab/kerudung, dari Mahyudin Damis, dengan bu ani jilbab hrs dibuka toh…?hehehe…selamat dg pengalaman pertamax, 21 April jam 14:57, Zulek Zulaikha, jelek ya, aku sadar kok “ngga” banget dah stress dg aturan protokoler. Saya heran biasa pakai jilbab kok bisa dibuka, apa ada aturan protokoler seperti itu, sudah konfirmasi dengan yang bersangkutan via email dan pesan di facebook, tapi tidak di jawab. Keempat : Sebelum tulisan ini saya publish saya sudah tanya via email tentang masalah tersebut ke Julian Pasha juru bicara presiden (email mailtojapasha@yahoo.com maupun melalui pesan di facebook, juga pesan ke Andi malaranggeng via pesan di facebook walaupun FB saya belum di add oleh Andi M). Kelima : saya mengenal Zulek Zulaikha via facebook sejak tanggal 22 januari 2010, Senin 25 januari 2010, Zulek Zulaikha berkomentar tentang saya, saya pun membalasnya, Selasa 26 Januari 2010, Zulek Zulaikha menulis:  mabok..., saya berkomentar Rabu 27 januari 2010, kirain kamu lagi hamil...he...he...; Zulek Zulaikha, membalasnya kamis 28 Januari 2010, @rachmad: kmu yang hamili?...:P Sekian konfirmasi dan klarifikasi dari saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun