Karawang, 25 Juli 2025 — Pendidikan tidak selalu hadir dalam bentuk bangunan megah atau kurikulum rumit. Kadang, ia tumbuh dari ruang kecil yang hangat, penuh tawa anak-anak, dan semangat dari mereka yang peduli. Inilah semangat di balik Rumah Cerdas, salah satu program unggulan mahasiswa KKN Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) tahun 2025 di Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang.
Rumah Cerdas merupakan ruang belajar alternatif yang dirancang untuk memberikan pengalaman edukatif dan menyenangkan bagi anak-anak di desa. Bertempat di SDN Kertawaluya 2, kegiatan ini menyasar anak-anak dari jenjang prasekolah hingga SMP. Program ini berlangsung selama lima pertemuan, mulai dari 26 Juni hingga 12 Juli 2025, dengan jadwal mingguan setiap Kamis dan satu sesi penutupan di hari Sabtu.
Kegiatan diawali dengan sesi ice breaking berupa permainan dan nyanyian yang membuat suasana lebih cair dan akrab. Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan belajar interaktif, seperti mewarnai, latihan matematika dasar, hingga diskusi ringan yang disesuaikan dengan jenjang usia. Di akhir sesi, anak-anak menerima hadiah sebagai bentuk apresiasi, serta sesi foto bersama sebagai dokumentasi dan kenangan.
Tak kurang dari 50 anak secara konsisten hadir dalam setiap sesi. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi, bahkan anak-anak yang awalnya pemalu perlahan mulai aktif bertanya dan menjawab. “Mereka jadi lebih percaya diri, berani bicara di depan, dan mulai bisa kerja sama,” ungkap Yessy Lestari, penanggung jawab program Rumah Cerdas.
Tak hanya anak-anak, keterlibatan warga desa juga menjadi faktor penting keberhasilan program ini. Ibu Halimah, seorang guru ngaji, turut mengoordinasi anak-anak binaannya agar hadir setiap pekan. Pak Mas, penjaga sekolah, dengan setia membuka akses ruangan setiap kali kegiatan berlangsung. Aparat desa pun membantu dalam menjangkau lebih banyak peserta melalui tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Program ini bukan hanya sekadar kegiatan belajar, tapi juga membangun nilai sosial seperti disiplin, kerja sama, empati, dan rasa ingin tahu. Dampak tidak langsung yang terlihat adalah meningkatnya kepedulian warga terhadap pendidikan nonformal di lingkungan mereka. Banyak orang tua mulai aktif bertanya dan mendorong anak-anak mereka untuk terus terlibat dalam kegiatan serupa.
Rumah Cerdas telah membuktikan bahwa dengan semangat kolaboratif dan kepedulian yang tulus, perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil. Mahasiswa KKN UNSIKA tidak hanya hadir sebagai pengajar, tetapi juga sebagai sahabat bagi masa depan anak-anak Desa Kertawaluya.
“Novel Crime and Punishment memang penuh dilema moral, tapi di Rumah Cerdas, yang dibutuhkan hanyalah ketulusan.” — Dz