Karawang, 22 Juli 2025 --- Dalam upaya menumbuhkan semangat literasi sejak dini, mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) yang tergabung dalam kelompok KKN Desa Kertawaluya melaksanakan program Taman Baca atau Pojok Baca untuk anak-anak usia PAUD hingga Sekolah Dasar. Program ini menjadi salah satu unggulan dari serangkaian kegiatan pengabdian yang mengusung pendekatan edukatif, partisipatif, dan menyenangkan.
Program Taman Baca dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu PAUD Persada di Dusun Ceplik dan PAUD Puri Mulya di Dusun Labanmulya. Kegiatan berlangsung selama empat hari, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Juli 2025 di PAUD Persada, serta pada 17 Juli 2025 di PAUD Puri Mulya. Setiap sesi berlangsung selama satu jam, dimulai pukul 15.00 WIB hingga 16.00 WIB.Â
Dengan mengusung tema "Buku Adalah Jendela Dunia, Mari Kita Buka Bersama", Taman Baca bertujuan meningkatkan minat baca anak-anak serta melatih keberanian mereka dalam menyampaikan ide melalui kegiatan bercerita kembali.
"Di era digital seperti sekarang, penting bagi anak-anak untuk tetap akrab dengan buku fisik. Lewat kegiatan ini, kami ingin menciptakan ruang literasi yang menyenangkan dan penuh interaksi," ujar Suci Intania, mahasiswi Sistem Informasi sekaligus penanggung jawab program.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan ice breaking yang dipandu oleh Yessy Lestari sebagai salah satu mahasiswa KKN Desa Kertawaluya, kemudian dilanjutkan dengan membaca buku bersama, mendengarkan cerita, dan sesi bercerita kembali oleh peserta. Anak-anak diajak untuk memilih buku yang mereka sukai, membacanya bersama, dan menceritakan ulang isi buku tersebut di depan teman-teman. Untuk meningkatkan semangat, panitia memberikan hadiah kecil kepada peserta yang aktif dan berani tampil.
Program ini juga melibatkan tim KKN secara menyeluruh, mulai dari dokumentasi oleh Daffa Erinda, narahubung kegiatan oleh Rachmad Dandy, hingga para pendamping anak yang membantu membimbing peserta satu per satu saat membaca.
Dengan anggaran yang sederhana, yakni Rp98.000 untuk pembelian buku bacaan dan kertas origami, kegiatan ini berhasil menciptakan dampak positif yang nyata. Tidak hanya menjadi ajang bermain dan belajar, Taman Baca juga menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk berekspresi, berani tampil, dan menyampaikan ide secara verbal.
Menurut salah satu orang tua peserta, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan di desa. "Jarang sekali ada kegiatan membaca bersama di sini. Anak saya jadi lebih semangat belajar membaca, bahkan minta dibelikan buku baru," ucap Bu Tati, warga Dusun Ceplik.
Melalui kegiatan Taman Baca, mahasiswa KKN berharap dapat meninggalkan warisan kecil berupa budaya literasi di Desa Kertawaluya. "Harapan kami, semangat membaca ini bisa terus dijaga oleh guru, orang tua, dan warga. Karena dari buku, anak-anak bisa melihat dunia yang lebih luas," tutup Suci.Â
"Kami percaya, dari sebuah buku yang dibaca hari ini, bisa tumbuh impian besar di masa depan" - Suci Intania, Penanggung jawab Program Kerja Taman Baca