Filipina
Filipina memiliki kapasitas lebih dari 7 gigawatt, dengan kekuatan utama pada energi panas bumi. Negara ini menempati posisi ketiga dunia dalam kapasitas geothermal setelah Amerika dan Indonesia.
Indonesia
Indonesia memiliki kapasitas sekitar 12,5 gigawatt, namun sebagian besar berasal dari tenaga air dan panas bumi. Energi surya baru menyumbang sekitar 700 megawatt, dan angin belum mencapai 200 megawatt. Meskipun potensinya sangat besar, pemanfaatannya masih jauh tertinggal.
Dari daftar tersebut, terlihat bahwa Indonesia belum masuk lima besar negara Asia dalam kapasitas energi terbarukan. Padahal, dari sisi sumber daya alam, kita termasuk yang paling kaya. Hal ini menunjukkan bahwa potensi besar tidak selalu sejalan dengan pemanfaatan yang optimal.
3. Mengapa Indonesia Tertinggal?
Ada beberapa alasan utama mengapa Indonesia belum bisa bersaing dengan negara-negara pemimpin energi terbarukan di Asia:
Kurangnya insentif: Skema insentif untuk energi bersih di Indonesia masih minim dan tidak kompetitif dibanding negara lain.
Regulasi yang belum kuat dan konsisten: Sering terjadi perubahan regulasi, termasuk harga jual listrik dari energi terbarukan, yang membuat investor tidak nyaman.
Ketergantungan pada batubara: Indonesia adalah salah satu eksportir batubara terbesar di dunia. Ketergantungan ini membuat transisi energi cenderung lambat.
Minimnya investasi lokal: Infrastruktur manufaktur komponen seperti panel, inverter, dan turbin masih didominasi oleh impor. Industri dalam negeri belum berkembang.
4. Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Setiap negara maju di sektor energi hijau punya cerita sukses tersendiri. Indonesia dapat memetik pelajaran penting dari mereka: