Mohon tunggu...
Rachel Qurrotu Aini A.
Rachel Qurrotu Aini A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rachel Qurrotu 'Aini Alexandria 23107030053

meongg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkirim Hampers Idul Fitri: Cara Kekinian Ala Gen Z Mengamalkan Sunnah

19 April 2024   16:38 Diperbarui: 19 April 2024   16:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu lebih dikenal dengan istilah bingkisan atau parsel namun sekarang masyarakat menyebutnya dengan istilah hampers. Dalam tradisi masyarakat, hampers atau bingkisan diberikan saat menjelang hari besar tak terkecuali hari raya Idul Fitri. Umumnya perusahaan-perusahaan, lembaga, atau instasi memberikan hampers kepada karyawannya sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja serta sebagai bentuk suka cita dalam menyambut datangnya lebaran Idul Fitri. Begitu pula pemberian hampers kepada sesama individu yang dianggap dekat satu sama lain. Terdapat pula manfaat berbagi dari segi kesehatan. Dikutip dari kumparan.com, berkirim bingkisan atau hampers kepada sesama bukan hanya sekadar tradisi namun terdapat beberapa manfaat di dalamnya. Dr. Michael Roizen, MD seorang penulis buku berjudul YOU: Being Beautiful: The Owner's Manual to Inner and Outer Beauty, sekaligus dokter penyakit dalam menyebutkan bahwa "Dampak memberi atau berbagi dalam skala besar maupun kecil dapat meningkatkan produksi hormon endorfin atau yang lebih populer disebut hormon kebahagiaan. Dalam penelitiannya pula, disebutkan bahwa 90 persen orang-orang yang memiliki kebiasaan untuk saling memberi punya kualitas kesehatan dan sistem kekebalan yang lebih baik". Dilansir dari laman layanan kesehatan Cone Health, perasaan lega saat melihat orang lain suka dengan bingkisan yang kita berikan juga terbukti dapat menurunkan tekanan darah.

Istilah hampers mulai banyak dikenal di awal abad ke-11, usai pertempuran Hostings. Hampers sendiri dipopulerkan oleh Raja Inggris yaitu William the Conqueror. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis hanapier yang bermakna keranjang untuk piala. Pada masa itu, hampers merupakan keranjang yang terbuat dari anyaman yang berisi anggur dan makanan sebagai bekal untuk mengembara. Kemudian pada 1800an terjadi revolusi industri yang membuat hampers dijadikan bingkisan saat perayaan natal tiba. Pada sekitar tahun 1900 keluarga Victoria menjadikan hampers sebagai bingkisan mewah sehingga membuat tradisi ini semakin meluas dan dikenal di berbagai belahan dunia.

Pengalaman berbagi hampers kepada teman di bangku kuliah menjadi one of my unforgetable memory. Dimulai dari pemesanan hampers yang saya lakukan secara online. Tujuannya agar saya bisa menghemat waktu serta terdapat beragam variasi yang dapat dipilih sesuai preferensi. Saya memesan online melalui salah satu toko kue homemade di kota Yogyakarta. Hampers yang saya pesan memiliki isi berupa dua kue kering dan sebuah kartu yang berisi nama pengirim dan penerima hampers serta ucapan selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Hampers ini merupakan rekomendasi dari penjual langsung, menurut seller hampers ini memiliki kesan cantik dan minimalis sesuai dengan apa yang saya cari. Jatuhlah pilihan saya pada hampers yang dibungkus dengan mika transparan sehingga dapat melihat dengan langsung isinya dengan kombinasi warna keputihan sebagai base dari hampers serta lilitan pita berwarna keemasan sebagai variasi hiasan.

Tibalah waktu untuk membagikan bingkisan kepada teman-teman. Tepatnya pada tanggal 02 April 2024 pukul 18.30 saya mulai memberikan hampers secara langsung kepada teman-teman dikarenakan esoknya saya sudah harus pulang untuk mudik lebaran. Saya langsung datang ke kos dengan mengendarai sepeda motor agar mereka dapat menerima hampers secara langsung. Pada malam itu pula timbul reaksi positif dari beberapa teman dekat yang menerima hampers. Salah satunya adalah teman satu kelas saya yang bernama Putri Permata. Dia menyebutkan bahwa baru pertama kali mendapat teman kuliah yang so sweet. Saya sontak bereaksi kegirangan, kata Putri "Boleh aku storiin ga si, terharu banget pengen nangis. Aku gaperna dapet temen se soswit kamu."

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Teman saya bernama Rayyan pun menunjukkan reaksi yang sama positifnya dengan Putri. Dia sangat berterimakasih atas hampers yang saya beri. Tak ketinggalan pula dia juga mendoakan saya agar mendapat rezeki yang berlimpah. "Makasiii yaaa Acel hampersnya cantik kek orangnya, semoga Allah balas kebaikan kamu berlipat ganda dan dilancarkan terus rezekinya. Makasiii bangeett!"

Sebagai gen Z yang akrab berinteraksi menggunakan sosial media, beberapa teman saya pun mengunggah foto dari hampers tersebut pad malam itu dan membagikan ke sosial media pribadi mereka sebagai bentuk rasa terimakasih. Ini lah salah satu ciri khas gen Z terutama teman-teman saya. Saat mereka mendapatkan sebuah hal yang positif, mereka akan membagikan hal tersebut ke sosial media agar orang-orang dapat melihatnya dengan harapan agar mereka turut merasakan hal yang sama. Tentunya reaksi positif mereka tersebut membuat saya merasa senang dan meningkatkan mood. Yang awalnya tidak semangat untuk mudik, jadi semangat mudik karena mereka juga menyampaikan salam kepada orang tua saya.

Memberi atau berbagi hampers merupakan salah satu cara untuk mempererat hubungan antar sesama. Tak harus dengan sesuatu yang dianggap mahal, salah satu opsinya seperti bingkisan makanan kecil dan sebuah kartu ucapan bisa menjadikan kesan peduli terhadap sesama dan menambah kedekatan antara satu dan lain. Sejalan dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bergantung dengan sesama, dalam Islam saling berbagi kepada sesama juga termasuk sunnah atau sangat dianjurkan terutama kepada yang membutuhkan. Berbagi dapat menimbulkan kebahagiaan tersendiri kemudian bersamaan dengan munculnya rasa hubb atau cinta yang disini dimaknai sebagai rasa kasih sayang, empati, dan peduli antar sesama. Dalam hadist Nabi disebutkan bahwa:

, :

"Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu 'alaih wa sallam bersabda "Saling memberilah hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai" (HR. Bukhari dalam Al-adab Al-mufrod nomor 269).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun