Mohon tunggu...
HENDRA WIJAYA
HENDRA WIJAYA Mohon Tunggu... Penulis - NICE DAY

Mengajar di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepinya Capres-Cawapres 2019 dari Kaum Kartini

21 April 2018   14:07 Diperbarui: 21 April 2018   14:18 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan tertangkapnya dan dihukumnya penyebar isu hoaxs tersebut. Masalah sosial, ekonomi, politik, ketenagakerjaan, pendidikan, korupsi, nampaknya pilihan isu yang akan ramai dan menjadi senjata dalam 'menaklukkan' jokowi di Pilpres 2019. Sementara itu Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014, justru akan mendapat tambahan dukungan dari partai-partai yang di pilpres 2014 mendukung Prabowo Subianto. 

Ini membuat Jokowi semakin percaya diri. Isue masa lalu Prabowo (Bagian dari Orde lama yang sentralistik, koruptif, kolutif dan keterkaitan dengan pelanggaran HAM), nampaknya akan tetap menjadi senjata yang akan di pakai untuk 'melumpuhkan' Prabowo Subianto oleh partai pendukung Jokowi. Ini bisa kita dengar dan saksikan di media  masa  saat Adian Napitupulu, politisi Partai PDIP yang sering kali tak bisa dibantah oleh pihak pendukung Prabowo Subianto. Jika ini terjadi, banyak pihak mengkhawatirkan Pilpres 2014 hasilnya akan terulang kembali.  

Melihat gejala ini, mestinya ada calon capres lain yang disiapkan dan didukung oleh partai partai  non pendukung Jokowi. Apalgi kalau Prabowo Subianto, ternyata mengundurkan diri dari pencalonan Capres. Demokrasi harus tetap terlihat elok di negeri besar ini, dengan menghindari  calon capres tunggal. Namun demikian pemilu presiden tidak mutlak ditentukan oleh kekuatan di atas kertas, kekuatan tanpa kearifan,kecerdasan di lapangan, seringkali berujung pada kekalahan. 

Lawan yang tak begitu kuat, namun memilki kecerdasan kadang punya peluang menang dalam kontestasi. Presiden Jokowi yang didukung oleh partai- partai besar (lebih dari 52,21 %), tanpa meremehkan calon yang lain, diatas kertas tentu terlihat akan memenangkan kembali kontestasi pemilihan presiden 2019. Namun sekali lagi, jika tidak arif, cerdas, situasi yang terjadi akan sebaliknya.

Sudah kita lihat, dengar dan kita amati bagaimana  capres 2019 tampil di publik lalu menyampaikan visi,misi, program kerja yang akan mereka lakukan jika mereka terpilih. Walau kadang itu tidak di ucapkan secara langsung oleh capresnya tapi oleh para pendukungnya.  Tentu semua yang di ucapkan,yang mereka janjikan tak lain untuk mewujudkan Indonesia yang  Jaya,  adil dan  makmur. 

Dengan berbagai bahasa, dengan gaya bahasa mereka, dengan argumentasinya, mereka ingin meyakinkan kepada masiarakat bahwa capresnya layak untuk dipilih dalam pemilu presiden 2019. Nah disinilah masyarakat menilai. Apakah yang diucapkan mereka itu benar atau kebohongan atau fitnah atau  pembenaran ?, apakah  yang dijanjikan mereka itu rasional ?, apakah masyarakat merasakan dampak baiknya ?. 

 Masiarakat juga akan menilai kredibilitas, kapabilitas dan track record masing-masing capres-cawapres. Sayangnya sejauh ini masih belum muncul sang 'Kartini' yang di usung oleh Partai atau sengaja secara pribadi nyapres-nyawapres. Semoga ini bukan cerminan dari lemahnya, rendahnya posisi tawar  perempuan di Indonesia saat ini.  Selamat hari Kartini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun