Mohon tunggu...
rama wibi
rama wibi Mohon Tunggu... lainnya -

i'am nothing but i want to be something...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku dan Prologku

7 Mei 2010   10:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini aku sedang bodoh atau tolol, sehingga relung2 yang aku rasakan begitu menyiksa dan sangat berat seperti menimpa beban para kuli panggul yang selalu memanggul beras, pasir, semen, dan hal-hal yang begitu sangatlah berat.

kebodohan dan ketololan ini memang sangat lah tipis bila disandingkan para intelektual cinta yang bisa seenaknya memainkan melodi melodrama yang tidak pernah sedikitpun dimiliki oleh ku saat yang lalu, sekarang, dan entah esok.

Ketika ini aku baitkan dalam kumpulan-kumpulan tulisan cengeng yang mengharapkan tangan surgawinya kembali menyentuh dan membangunkan aku dari yang namanya jatuh karena kasih dan cinta. mengharap dan terus mengharap bahwa seseungguhnya aku adalah yang terpilih untuk bisa menggenggam sekujur elok dan indah tubuhnya saat sedang berkeluh kesah dengan penat dunianya.

Aku bodoh atau aku tolol bahwa rasa sayang ini tetap masih ada untuk seseorang yang pastinya akan aku tunggu hingga ia mau menemaniku dalam langakah-langkah kecil yang akan memainkan sebuah peran kecil dan juga besar untuk sekedar membahagiakannya…itu saja.

Jalan suratan takdir yang memang saat ini sangat lah aku benci, benci dan ingin aku hina sehina-hinanya para pelacur jalanan yang selalu mempertontonkan lekuk tubuhnya seolah tidak mengenal yang namananya sebuah ajab tentang sebuah keadilan masa datang.

Masihkah ada diri ini untuk sekedar mengganggu hari-harinya yang memang telah melihat sinis kepada ku setiap untaian kata-kata memasuki butiran-butiran hatinya, aku sungguh tidak bisa melepaskan sedetik, semenit dan sejam nafas ku untuk memikirkan tentang dirinya yang selalu membuat ku untuk bisa selalu bersyukur atas dipertemukannya aku dengan dia, tapi itu saat yang lalu, yang mungkin aku adalah pelarian atas hidup dan cintanya yang memang saat kedatangan ku adalah sebuah retrotika jelmaan malaikat putih dan tak bernoda hingga akhirnya aku hanyalah seorang gembel dan pengemis untuk bisa membuat dia kembali kepelukan seorang gembel dan pengemis nista ini.


Aku bodoh dan tolol, mana yang lebih baik aku sendiri juga tidak bisa membedakannya, antara kebodohan mencinta atau ketololan menjadi seorang kekasih untuk dirinya. disini aku menanti sebuah asa yang aku sendiri kadang suka lupa sudah berapa lama aku merasakan sebuah pedih dan sakit untuk sekedar mendapatkan kasih sayang. atau aku harus menjera dan menepis sebuah kebisuaan merananya hati tentang ucapan kata cinta.

Menangis atau berteriak apakah pantas untuk sekujur badan ini yang berhalunisasi sebagai sosok adam yang tidak akan menangis betapapun perih dan sakit yang ia alami??? entah berapa lama aku akan termenung dan akhirnya gila, atau memang inilah yang aku inginkan untuk menjadi gila dan menjadi absurd tentang nilai-nilai hidup yang tak akan lengkap tanpa cinta.

Terjatuh dan tetap terjaga untuk menanti kamu wanita yang mempunyai panggilan sayang, bukan untuk membenci kamu, bukan untuk menyakiti kamu, rasa ini benar-benar sakit saat kamu meninggalkan aku sendiri dalam dunia yang nyata dan dunia mimpi yang pernah coba kita ciptakan bersama, atau hanya aku yang memang terlalu pede waktu itu hingga aku tersungkur ketika akhirnya kamu telah kembali ke masa lalu mu……

Aku bodoh, tolol, najis, hina, goblok, pengemis dan gembel yang tak tahu diri mengharapkan seseorang wanita yang suci dan hanya menganggap diri ini pelarian, pelampiasan, dan permainan cintanya. bukan, aku yakin ia tidak seperti itu, saat itu aku yakin ia juga mencintai dan menyayangi aku bukan untuk mempermainkan aku. tapi mungkin karena aku tidak sempurna dan tidak bisa membuatnya bahagia yang mungkin aku sekali lagi harus kembali melihat hitamnya bunga-bunga lili.

Aku tetap bodoh untuk urusan yang satu ini, tidak bisa aku berjumawa kepada banyak orang bahwa aku bisa bahagia dengan yang namanya cinta, kadang teman-teman ku selalu bertanya saat ia mengalami keegoisan dalam hubungannya, namun sebenarnya aku lebih tidak pantas untuk memberikan sebuah kata-kata penyejuk dalam hubungan mereka sedangkan aku, untuk mempertahankan seorang wanita dalam pelukan saja aku selalu nol besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun