Mohon tunggu...
Qurrotul Ayun
Qurrotul Ayun Mohon Tunggu... Mahasiswi

Where there is a will there is a way

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kehancuran Negara ini Sudah di Mulai!

16 Oktober 2025   21:40 Diperbarui: 16 Oktober 2025   21:40 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kehancuran Suatu Negara, Sumber : di buat dengan bantuan Meta AI

Indonesia dengan beragam budaya dan tradisinya sangat memukau bagi negara-negara lainnya, budaya dan keanekaragaman adat istiadatnya sampai bermacam-macam bahasa daerah yang dimiliki hingga bermacam-macam ciri khas masakan di setiap wilayah di seluruh nusantara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lainnya.

Sudah seharusnya kita juga bangga dengan keanekaragaman di negara ini ditambah lagi kekayaan alam mulai dari lautan, daratan, hingga pegunungan maupun hal lainnya yang tidak dimiliki di negara lain justru di Indonesia semua ada. Apa yang akan kita tanam pasti tumbuh apa yang kita inginkan pasti ada dan tidak perlu harus pergi berwisata ke negara lainnya, tentunya semua rakyat di negara ini sangat bersyukur akan sumber daya alam yang dimilikinya. Namun, semua kekayaan alam itu akan segera musnah dan berbalik menjadi musibah dan berdampak negatif bagi masyarakat di negara ini jika pada kenyataannya kekayaan alam itu secara terus-menerus di kikis tanpa memikirkan keberlanjutannya, di eksploitasi habis-habisan, hutan-hutan lindung di babat demi kepentingan pribadi, lautan pun tidak luput menjadi korbannya, terumbu karang rusak dan ikan-ikan di lautan yang harusnya menjadi pendorong ekonomi lokal justru perlahan semakin berkurang dan ikan-ikan tersebut yang seharusnya menjadi salah satu sumber vitamin malah menjadi racun, akibat dari keserakahan segelintir orang, yang merasakan akibatnya justru tidak sebanding dengan keuntungan yang mereka makan, jika mereka sadar secara tidak langsung sudah menjadi pembunuh bayangan bagi masyarakat lokal di sekitar wilayah industri milik penguasa yang rakus akan kekayaan pribadi tanpa memikirkan dampak keberlanjutan bagi sekitarnya.

Di masa yang akan datang siapa yang harusnya disalahkan jika anak cucu kita sudah tidak bisa merasakan apa yang kita rasakan saat ini? tentu tidak akan ada yang mengaku, yang ada mungkin hanyalah saling menyalahkan dan manusia rakus itu akan tetap seperti hewan yang tidak memiliki otak manusiawi, apa yang terjadi akhir-akhir ini semakin miris saja di negara ini. Berita lokal ataupun berita nasional yang harusnya menjadi acuan masyarakat mengenai informasi yang akurat tentang kondisi atau kejadian di negara ini justru media-media tersebut lebih memilih dibungkam entah dengan cara apa? banyak sekali berita besar yang sangat penting dan harusnya disampaikan kepada khalayak publik di negara ini justru seakan-akan menjadi aib dan diganti dengan pengalihan berita lain yang kurang penting atau malah tidak penting bagi publik di negara ini.

Dewasa ini, harusnya kita lebih pintar menilai informasi di sosial media yang kapan saja bisa jadi penghasut pikiran kita, terutama bagi masyarakat awam yang kapan saja bisa terbawa arus oleh pengalihan isu yang kemudian menjadi lebih viral dan lebih penting untuk mereka bahas kapanpun dan dimanapun. Kenapa rakyat di negara ini gampang terbawa arus pengalihan isu dan suka terhadap berira atau informasi yang kurang penting dan tidak akurat? salah satunya mungkin akan terbesit dalam pikiran kita yaitu karena "SDM rendah" tentu saja itu benar adanya, rata-rata pemegang alat elektronik seperti smartphone adalah orang dengan tingkat pendidikan yang rendah seperti hanya anak SD atau lulusan SD, SMP atau setingkat SMA, lalu apakah semua itu berhubungan? tentu saja iya! rendahnya pendidikan menandakan minimnya literasi, minimnya literasi menandakan minimnya ilmu pengetahuan atau daya berpikir yang rendah dan tidak kritis sehingga kebanyakan informasi yang mereka cerna mentah-mentah akan diambil kesimpulan sesuai dengan daya pikir dari apa yang mereka lihat saja. 

Kebanyakan masyarakat Indonesia bertempat tinggal di desa, sedangkan di desa seperti yang saya rasakan sendiri sebagai salah satu orang desa yang cukup beruntung memiliki orang tua sadar akan pendidikan merasakan sesuatu yang selalu sama dari dulu dirasakan di desa ini, seperti orang berjalan di tempat karena kesadaran akan pendidikan tinggi kurang dan di akari dari pendidikan sebelumnya yang hanya mendidik dengan fasilitas kelas seadanya dan kualitas guru yang seadanya sehingga terlahirlah  generasi-generasi yang tidak berpikir panjang akan masa depannya, kebanyakan dari mereka juga memiliki keluarga yang kurang mampu dan keluarga yang mampu akantetapi semua itu tidak ada bedanya karena daya berpikir semua orang tua mereka sama tidak begitu mementingkan pendidikan tinggi, paling mirisnya lagi pernikahan di bawah umur pun masih sering ditemui dan hal itu tentu tidak akan terjadi jika tidak ada persetujaun dari pihak yang berwajib (pemerintah setempat) dan yang terjadi akan menimbulkan kemiskinan-kemiskinan struktural yang baru lagi dan lagi, dari sini seakan-akan semua sistem di negara ini juga mendukung SDM rakyatnya rendah sehingga mereka pada akhirnya tidak perduli akan kondisi negara ini, baik keperdulian terhadap politik, hukum, hingga hal lainnya. Belum lagi stigma dari masyarakat lokal setempat mengenai "uang sogokan" agar apa yang diinginkan bisa tercapai dalam hal ketentuan hukum atau untuk melanggar aturan-aturan tertentu.

Jadi tidaklah heran jika setiap diadakan pemilu masyarakat desa minim akan informasi terkait siapa yang benar-benar harus mereka pilih yang memang pilihan mereka sendiri bukan atas dasar "uang sogokan", pada kenyataannya masyarakat desa selalu membicarakan mereka akan memilih orang yang sudah memberikan uang walaupun dengan jumlah yang tidak seberapa tapi mereka tidak sadar jika yang sedang mereka pertaruhkan adalah kelangsungan hidup negara ini kedepannya, dan itupun akan berpengaruh pada kehidupan mereka sendiri di kemudian hari. Selain itu, rakyat di negara ini sangat mudah terpengaruh dengan budaya dari luar negeri entah dari masyarakat kota maupun masyarakat desa semua sama dalam hal ini, keberhasilan SDM yang berkualitas akan tercapai dengan kerjasama yang baik dan bagus dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, selain itu dapat dilihat dari kebijakan dan peraturan yang mereka buat, dan dapat di lihat dari sistem pendidikannya, kualitas pendidikannya, hingga bagaimana cara mereka mendidiknya dan tentu yang tak kalah penting fasilitas-fasilitas pendukung di dalamnya, adapun seperti pentingnya pembangunan insfrakstruktur bagi pendidikan dan infrastruktur pendukungnya.

Masalah yang di hadapi negara ini semakin kompleks, dan tantangan yang akan di hadapi kedepannya akan semakin berat jika tidak ada perubahan baik bagi pemerintahnya agar lebih baik, kebijakan yang di buat untuk negara ini bukan semata-mata demi kepentingan pribadi atau segelintir penguwasa melainkan harus demi kesejahteraan rakyat Indonesia, perbaikan hukum yang harusnya tidak tumpul keatas dan harusnya lebih adil bagi seluruh rakyat Indonesia, hukuman bagi orang-orang yang "Korupsi" terutama bagi pemerintah yang sebagai wakil rakyat dan mereka melakukan korupsi harusnya lebih di tindak secara tegas dan diberikan hukuman yang adil, hingga perbaikan sistem-sistem yang amburadul. Dengan demikian maka sudah pantaskah jika kata "RESET INDONESIA" mulai kita klik bersama-sama demi kebaikan negara ini kedepannya untuk mencapai cita-citanya menajadi Indonesia emas 2045! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun