Mohon tunggu...
Queena Harjoko
Queena Harjoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi Daerah

21 November 2022   09:35 Diperbarui: 21 November 2022   09:55 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perekonomian suatu negara dapat dikategorikan mengalami perkembangan dan peningkatan apabila tingkat kegiatan ekonominya saat ini lebih tinggi dari apa yang telah dicapai sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi nasional dapat diketahui melalui perubahan dari Produk Domestik Bruto (PDB). Akan tetapi pada kenyataanya pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak secara langsung dapat dinikmati oleh seluruh masyarakatnya. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan dalam pendistribusian pendapatan, kemiskinan, dan pengangguran. Begitupun dengan kondisi perekonomian daerah di Indonesia saat ini yang jarang mengalami peningkatan. Adapun saat-saat peningkatan itu terjadi akan tetapi tidak dapat bertahan dengan lama atau konsisten. Berdasarkan berbagai studi yang dilakukan ditemukan bahwa teknologi, peningkatan sumber daya manusia, penemuan material baru, peningkatan pendapatan dan perubahan selera konsumen adalah faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi, Simon Kuznet adalah salah satu ekonom besar peraih hadiah Nobel pada bidang ekonomi tahun 1971. Ia memberikan definisi bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada masyarakat atau penduduknya. Diketahui bahwa penyebab utama dari pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan sumber daya dan peningkatan efisiensi atau produktifitas penggunaan faktor produksi. Ketika pertumbuhan ekonomi yang dicapai dengan menggunakan banyak tenaga kerja maka hal tersebut tidak menghasilkan pertumbuhan pendapatan per kapita. Melainkan ketika pertumbuhan ekonomi yang dicapai memaksimalkan penggunaan sumber daya yang lebih produktif termasuk tenaga kerja. Maka hal tersebut dapat mengahasilkan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan standar hidup rata-rata masyarakat. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah seharusnya dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan aspek-aspek yang ada pada wilayah terkait bukan berdasarkan sektoral tertentu saja.

Faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, capital invesment, wirausaha, transportasi, teknologi, dan export market. Sumber daya alam sendiri berperan penting dalam kehidupan manusia dan pembangunan ekonomi melalui perannya sebagai modal alam (natural capital). Hal ini dikarenakan interaksi modal alam ekonomi dapat bersifat searah ataupun timbal balik melalui investasi dan penyediaan kebutuhan kerja dan modal alam yang dihasilkan dalam proses tersebut. Mengetahui kondisi sumber daya alam yang tersebar di setiap daerah memiliki potensi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dengan memanfaatkan potensi tersebut setiap daerahnya dapat melakukan kegiatan ekspor yang cukup tinggi. Contoh sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi seperti perternakan, pertanian, perkebunan, pertambangan dan lain-lain. Akan tetapi setiap daerah tentunya memiliki potensi sumber daya alam yang berbeda, maka dari itu pentingnya untuk mengetahui potensi yang ada di daerah dan memanfaatkannya dengan optimal sehingga mendapatkan hasil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Faktor tenaga kerja juga tidak dapat diabaikan dalam pertumbuhan ekonomi karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi. Dimana jika kualitas dari tenaga kerja tersebut semakin baik maka akan berdampak pada hasil produksi yang meningkat. Pendapatan nasional atau produk domestik bruto sangat erat kaitannya dengan investasi. Investasi ini berupa penanaman modal yang meningkat akan berdampak positif pada proses produksi. Dengan kata lain semakin besar investasi maka semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Dalam pertumbuhan ekonomi daerah investasi pusat diperlukan untuk membantu proses pertumbuhan daerah tersebut. Peran wirausaha dalam pertumbuhan ekonomi sejalan dengan faktor tenaga kerja, dimana wirusaha dapat menyediakan sejumlah lapangan kerja yang ada di daerah. Hal tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran dan menunjang kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat. Transportasi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi hal ini dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Pentingnya transportasi untuk menyalurkan kegiatan perekonomian yang ada di daerah sehingga produk yang dihasilkan setiap daerah dapat terdistribusikan ke berbagai tempat. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi peran teknologi dibutuhkan. Peran teknologi dalam pembangunan ekonomi yang ada di daerah tanpa dilengkapi dengan penguasaan teknologi maka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan tertinggal dan terhambat. Adanya pemanfaatan sumber daya yang maksimal dan optimal maka akan menghasilkan produk yang baik juga dengan memasarkan produk tersebut ke dalam lingkup yang lebih luas dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Diketahui bahwa ekspor sangat berpengatuh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, ekspor yang dilakukan secara luas akan meningkatkan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dapat disimpulkan faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara garis besar adalah pekerjaan, pengembangan daerah, aset daerah, dan ilmu pengetahuan. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Jika ditinjau lebih lanjut maka pendekatan yang sesuai adalah penerapan pendekatan bottom up. Bottom up yang dimaksud dalam pertumbuhan ekonomi daerah ini adalah pembangunan yang fokus secara keseluruhan wilayah yang ada tidak hanya bergantung pada sektoral tertentu saja. Pertumbuhan ekonomi endogen (endogenous economic growth) merupakan model ekonomi yang mengoptimalkan potensi internal. Model ini mengutamakan sumber daya manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan, potensi sumber daya alam, aset teknologi, dan kelembagaan. Penerapan sering dilakukan sesuai dengan model tersebut adalah dengan adanya musrembang desa. Musrembang ini sendiri merupakan wadah masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, kritik, dan saran dari program pemerintah. Tujuannya yaitu menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat yang ada di bawahnya. Adanya pelaksanaan bottom up ini masyarakat dapat menyampaikan kebutuhan-kebutuhan daerah berdasarkan kondisi yang mereka alami kepada pemerintahan untuk memaksimalkan upaya pembangunan ekonomi daerah terkait. Sehingga untuk perencanaan pembangunan ekonomi daerah dapat dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah dengan memperhatikan faktor-faktor dan kondisi eksisting yang ada pada daerah tersebut. Kesesuaian rencana pengembangan dengan masyarakat yang ada menjadi hal penting untuk diperhatikan karena pengembangan ini berhasil jika terjadi pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh daerah tersebut. Pendekatan bottom up ini menjadi salah satu upaya pemerintahan untuk mengoptimalkan rencana pengembangan agar pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya dapat berjalan dalam jangka waktu yang panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Sri, Hefrizal Handra, and Irwan Muslim. "Penyerapan Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Menuju Era Bonus Demografi Di Sumatra Barat Labor Absorption and Economic Growth Towards the Demographic Bonus Era in West Sumatra." Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia 21, no. Januari (2021): 95--107.

Yuniarti, Puji, Wiwin Wianti, and Nandang Estri Nurgaheni. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia." SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam 2, no. 3 (2020): 169--76. https://doi.org/10.36407/serambi.v2i3.207.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun