Mohon tunggu...
Qonyta Asmara
Qonyta Asmara Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Mama tiga putra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tergoda Pesona Ustadz 1

15 Juli 2016   22:08 Diperbarui: 15 Juli 2016   22:40 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="momdadi.com"][/caption]Aku bergegas merapikan makeup-makeup yang berada dietalase. Hari telah beranjak malam, nota-nota penjualan juga menunggu giliran untuk diselesaikan. Ditengah kesibukanku telepon genggamku berbunyi.

"Asaalamualaikum" jawabku
"Wa'alaikumsalam, abang tunggu diparkiran ya dek" jelas suara diujung telephoneku.

Bang Firman, begitu aku memanggilnya. Lelaki yang mengisi hari-hariku empat bulan belakangan ini. Aku terpesona dengan semua kebaikannya. Aku mengenalnya dari salah seorang teman SMA ku dulu. Nasehat-nasehatnya sungguh menyejukkan hatiku. Begitu juga dengan pemahaman agamanya.

Aku melambung dibuatnya dengan semua perhatiannya padaku dan kedua anakku. Jujur aku mulai menyukainya dan menyayanginya. Lelaki paruh baya yang mapan, bapak tiga anak begitu pertama kali informasi yang aku dapat dari temanku. Memang keadaan ekonomiku sangat terbantu sejak aku dekat dengannya. Lelaki yang selalu siap menolongku dan anak-anak.

"Duh, lamunanku demikian panjang" batinku.
Buru- buru aku selesaikan tugasku, lelah sekali pekerjaan ini. Dandanan menor dan seragam mini ini sering dijadikan bahan tausiyahnya, belum lagi pulang malam hari juga menjadi salah satu keberatannya. Makanya dia selalu menjemputku.

"Maaf, bang. Lama ya menunggunya, banyak sekali yang harus diselesaikan tadi" jelasku saat aku sudah duduk disebelahnya.
"Lumayan juga, tidak apa-apa aku paham" jawabnya melegakan hatiku.

Dia tidak langsung mengantarku pulang, kami makan malam dulu. Banyak yang aku ceritakan padanya tentang pekerjaanku, juga tentang anak-anak. Dan juga banyak sahabat karibku yang protes karena kedekatanku dengannya.

"Hati-hati Nita, jangan termakan rayuannya" begitu nasehat Diah sahabatku.
"Ingat bagaimanapun dia punya anak dan istri, kecuali kamu siap dipoligami" tegas Diah sore tadi padaku.

Abang Firman diam menyimak semua ceritaku dan tersenyum. Senyuman yang selalu membuatku nyaman.
"Semua tergantung kamu Nita, aku sayang sama kamu" jelasnya sambil memelukku.
"Abang antar kamu pulang, ya" bujuknya.

Perjalanan menuju rumahku terasa begitu cepat, aku selalu ingin didekatnya.
"Sudah sampai sayang, istirahat ya!" bisiknya sambil menggegam tanganku. Satu kecupan sayang didahiku sebelum aku turun dari mobilnya.

Dua hari aku sudah tidak masuk kerja, kepalaku pusing dan perutku terasa tidak nyaman. Ada perubahan dalam tubuhku, begitu yang aku rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun