Mohon tunggu...
Qonik rohmatin
Qonik rohmatin Mohon Tunggu... Guru - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Takbiran Itu Untuk Dzikiran, Bukan Dangdutan

23 Juni 2019   15:24 Diperbarui: 23 Juni 2019   15:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takbiran disebut juga dengan berdzikir kepada Allah yang dimulai sejak maghrib malam 1 syawal sampai selesai shalat 'id. Takbiran idul fitri dapat dilakukan dimana saja, artinya tidak harus di masjid.Berdasarkan QS. Albaqarah: 185 yang artinya: "Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.

Kejadian di kota Jepara, banyak pemuda-pemudi yang semangat mengumandangkan takbiran pada malam 1 Syawal, dan sudah menjadi kebiasaan. Namun kalangan tersebut bertakbir tidak sesuai dengan syari'at islam, mereka bertakbir mengelilingi kota dengan menaiki truk yang berisi sound system dan alat musik dangdut untuk mengiringi takbir. 

Mereka merasa keenakan dengan musik dangdutnya dan melupakan bahwa niat bertakbir hanya untuk berdzikir kepada Allah. Hal tersebut harus segera ditangani agar tidak terjadi secara terus-menerus kepada generasi berikutnya. 

Bagaimana agar mereka sadar bahwa takbir hanya untuk bedzikir kepada Allah? Bisa melewati tausyiah atau dakwah, dengan mengadakan acara pengajian di lapangan dan takbiran bersama khususnya kalangan muda mudi di Jepara. 

Melewati pihak keamanan dengan cara membuat peraturan baru yaitu larangan keras bertakbir menggunakan musik, sehingga dapat merubah hal yang negatif menjadi positif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun