Mohon tunggu...
gendeng irng
gendeng irng Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola

Perkembangan Terjangbola Insomnia

3 Juni 2015   11:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:23 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Halo Indonesiaku, sedih atau tidak dengan sepakbola tanah air kita? Kalau saya bingung. Karenanya saya mencari referensi lagi dari sahabat saya di Insomnia.

Yups, negeri di demensi lain itu punya kisah mirip dengan kita. Cuma, di Insomnia gak main sepakbola tapi terjangbola. Di sana gak ada PSSI tapi PTI (Persatuan Terjangbola Insomnia), di sana induknya PIPA bukan FIFA.

Selepas chating dengan reporter Insomnia saya pun akan cerita informasi di sana dalam gurat ini.

Akhirnya menpora Insomnia benar-benar membekukan PTI. Asosiasi ini memang benar-benar bandel. Dilarang main, dua klub tercekal malah difasilitasi. Ditegur malah menghentikan kompetisi. Yang tersebar di masyarakat kompetisi dihentikan menpora, nah lo!!

Pembekuan asosiasi pun terjadi, tapi bukannya nyerah PTI malah sruduk sana-sini mencari pelindung dari anggota parlemen sampai wakil presiden. Intinya minta pembekuan dicabut tanpa syarat, padahal tujuan dibekukan kan karena dah teramat membangkang. Masyarakat digosok dengan isu menpora telah mematikan terjangbola yang adalah hiburan rakyat. Dengan dalih anggota PIPA, PTI tak mau diauidit dan ngotot jadi satu-satunya otoritas terjangbola di Insomnia. PTI tak tersentuh dan tak boleh diintervensi negara.

Well, berdalih bagian dari PIPA maka menpora dan timnya bersiap menemui PIPA yang sepertinya membela PTI dalam hal penyelewengan dari statuta selama ini. Padahal statuta ini yang ingin ditegakkan menpora karena telah diinjak-injak PTI sekian lama. Lihat saja praktik pengaturan skor, tunggakan gaji pemain, sanksi yang berat sebelah, bahkan sepakbola gajah.

Lucunya PIPA yang sekiranya jadi pemberi jalan keluar ternyata telah lama kacau dalam menegakkan statutanya. Negara-negara besar persepakbolaan dunia sudah lama mencium gelagat ini dan mulai jengah. Sebagaimana PTI terhadap pemerintah, PIPA juga semena-mena di negara-negara yang menjunjung tinggi keterbukaan informasi dan akuntabilitas.

Pada saat dateline pencabutan pembekuan menpora atas PTI agar PIPA tak memberi sanksi perterjangbolaan Insomnia mendekat, tak kurang anggota dewan dan wakil presiden menekan menpora. Tapi menpora bergeming. Dengan didukung presiden beliau tetap membekukan PTI dan siap dibuang dari komunitas sepakterjang dunia.

PIPA sendiri ternyata bermasalah. Para pejabat terasnya diangkut polisi karena terindikasi korupsi selama ini. Dalam sidang yang terdesak rakyat Insomnia berharap cemas batalnya sanksi atas bergemingnya menpora. PTI sendiri hampir malu karena kata-kata soal sanksi seakan ancaman kosong karena tak kunjung dibahas dalam sidang PIPA yang sedang mumet karena kasus korupsi.

Tapi, DOR.

Tiba-tiba sidang yang adem-ayem itu mengeluarkan surat bertanda tangan Jerome Valko sang sekjen soal sanksi bagi Insomnia. Masyarakat bersedih, PTI girang bukan main karena ancamannya di politik bumi hangus berhasil. Menpora dituding bersalah dan menerima caci-maki.

Menpora sih siap saja karena sudah bersiap selama ini. Masalahnya adalah rakyat yang kurang paham dengan hal yang terjadi masih dipompa untuk menyalahkan menpora oleh dalih PTI.

Hari berlalu dan masuklah beberapa cerita baru. Sekjen PIPA Jerome Valko ternyata terlibat korupsi juga. Makin jelas kenapa selama ini salah PTI tak pernah diluruskan PIPA. Terindikasi kini kemungkinan kolusi antara PIPA dan PTI.

Kini saatnya menpora beraksi. PTI masih berkoar karena semua lambang terjangbola Insonia ada dalam genggamannya. Menpora yang hendak memutar roda kompetisi terbentur dengan ofisial dan klub yang masih menghamba pada PTI.

PTI juga berkoar terus soal hilangnya potensi berlaga internasional, padahal sejauh inipun tak ada prestasinya saat berlevel internasional. Di region saja tak bisa mengepakkan sayap, kasihan sekali.

Sebuah cerita didapat dari saran orang bijak. Stop bicara soal pembekuan, akan dibuat federasi baru. Biarlah PTI dimiliki pengurusnya seumur hidup. Federasi dengan nama baru akan lebih mudah membuka lembaran baru. Akan dibuka pendaftaran bagi klub yang mau bergabung dan akan diverifikasi kesiapannya secara profesional. Pun ofisial akan dibuka perekrutan berdasarkan kompetensinya dan akan mendapat sertifikat dari federasi baru. Federasi baru itupun akan didaftarkan ke PIPA yang bakalan diisi orang-orang baru setelah mundurnya Seff Bliter karena indikasi korupsi yang menyeruak hingga hari ini.

Kalau sudah begini rasanya Insomnia dan terjangbolanya akan murni lagi dan sportif. Akh, semoga kejadian serupa tapi tak sama ini akan terjadi di negeriku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun