Energi merupakan komoditi penting yang sangat krusial bagi berjalanya kegiatan perekonomian di suatu daerah maupun negara. Pada dasarnya energi sendiri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Di Indonesia komoditi energi fosil masih menjadi primadona dalam pemenuhan kebutuhan energi sebagai pemasok berjalannya sebuah sistem perekonomian, tetapi perlu diingat bahwa energi fosil bersifat tidak terbarukan yang nantinya ketersediaanya akan semakin menipis seiring berjalannya waktu, maka dari itu perlu adanya inovasi teknologi energi yang mampu dan bisa membangun perekonomian Indonesia yang bersifat berkelanjutan.
Dominasi penggunaan energi fosil di Indonesia bisa dibilang sangatlah tinggi, meninjau data Kementerian ESDM pada 2022 konsumsi energi fosil melonjak 19 % dari tahun sebelumnya dengan nilai sebesar 1.739 juta BOE dalam pemenuhan konsumsi energi dalam negeri, dengan pesebaran energi meliputi batubara yang masih mendominasi sebesar 42,38% bauran energi primer. Diikuti minyak bumi sebesar 31,40 % , dan gas alam sebesar 13,92% . Disisi lain energi baru terbarukan (EBT) masih menyentuh angka 12,30 % dari keseluruhan penggunaan komoditi energi dalam negeri. Penggunaan energi fosil dengan skala pangsa pasar yang sangat besar di Indonesia akan menghasilkan emisi karbon yang besar pula yang nantinya tidak akan bersifat environmental sustainable yang justru berkebalikan dari program pemerintah untuk mewujudkan Pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hal ini tentu menimbulkan sebuah masalah bagi pemerintah mengenai efisiensi konsumsi energi tak terbarukan serta transisi konsumsi energi EBT dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri. Pengembangan  EBT di Indonesia sendiri masih menjadi tantangan yang cukup besar bagi pemerintah dikarenakan masih besarnya dominasi dan Tingkat ketergantungan terhadap energi tak terbarukan yang cukup tinggi. Kondisi saat ini menunjukan bahwa dalam pengembangan EBT bersifat High Risk low Return sehingga perlu adanya studi berkelanjutan terkait hal ini. Meskipun demikian pemerintah saat ini fokus melakukan pembahasan dan penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan dengan DPR, yang diharapkan menjadi regulasi yang komprehensif untuk menciptakan iklim pengembangan energi EBT yang berkelanjutan dan adil. Sebelumnya, pemerintah telah meluncurkan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan EBT Untuk Penyediaan Tenaga Listrik sebagai salah satu upaya menarik lebih banyak investasi dalam pengembangan energi terbarukan. Dengan adanya fokus dan ambisi pemerintah dalam perealisasian transisi energi ini menjadi langkah awal untuk memulai Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi bauran energi primer yang berasal dari energi baru dan terbarukan, pada akhir tahun 2023, mencapai 13,1 persen atau 238,1 MBOE. Menteri ESDM Arifin Tasrif, pada Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, menyampaikan bahwa diperlukan upaya strategis untuk mencapai target 23% di tahun 2025, tetapi pada fakta lapangan penggunaan EBT di Indonesia sendiri masih mencapai angka 13,1% sehingga butuh dorongan dan Upaya ekstra dalam mengejar target tersebut. Sejalan dengan target-target yang akan dipenuhi adalam perealisasian transisi energi, pemerintah Indonesia berupaya melakukan pengembangan pembangkit Listrik berbasis ramah lingkungan atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT), yang setidaknya terdapat lima jenis pembangkit Listrik yang sedang berkembang, meliputi:
- PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
- PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)
- PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi)
- PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
- PLTBm (Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa)
Adanya Pembangunan dengan skala besar ini diharapkan mampu untuk memepercepat transisi energi sehingga tingkat ketergantungan Masyarakat terkait penggunaan energi fosil dalam menjalankan roda perekonomian dapat teralihkan pada energi baru terbarukan yang menyongsong environmental sustainable.
Dengan realisasi Pembangunan proyek dari pemerintah tersebut menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia, disisi lain dengan adanya keseriusan Indonesia terhadap transisi energi terkhususnya EBT ini menarik perhatian Perusahaan – Perusahaan luar dan investor asing untuk ikut terjun di dalamnya, pemerintah sendiri juga menggencarkan terkait produksi kendaraan berbasis EBT yaitu berupa transportasi umum seperti bus listrik,MRT,LRT dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Perusahaan asing pun mulai meluncurkan inovasi – inovasi moda transportasi berupa kendaraan roda dua dan roda empat berbahan bakar energi listrik yang mulai masuk dipangsa pasar Masyarakat dan saat ini cukup digandrungi dibebrapa kalangan masyarakat Indonesia, yang pastinya akan mendorong roda perekonomian di Indonesia, Kolaborasi dengan negara lain dalam bidang teknologi, pendanaan, dan riset dapat mempercepat adopsi energi terbarukan sangat penting dalam kondisi Indonesia saat ini. Indonesia bisa memanfaatkan pengalaman dan teknologi dari negara-negara maju serta mengakses berbagai skema pendanaan internasional untuk proyek energi hijau. Dengan kebijakan energi yang tepat, Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya secara berkelanjutan sambil tetap melestarikan lingkungan dan memastikan kesejahteraan masyarakat luas. Terciptanya berbagai program pemerintah dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan ini tidak terlepas dari Upaya perwujudan SDGs point 7 (Affordable and Clean Energy) yaitu meningkatkan secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global serta memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi untuk penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan bagi semua. Dan juga perwujudan SDGs poin 12 (Responsible Consumption and Production) berupa perwujudan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan yang mampu menggerakan perekonomian melalui perkembangan industri dan pangsa pasar EBT sebagai hasil transisi energi.Â
Daftar Pustaka
Â
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2023, May 23). Kementerian ESDM Terbitkan HEESI 2022. Https://Www.Esdm.Go.Id/Id/Media-Center/Arsip-Berita/Kementerian-Esdm-Terbitkan-Heesi-2022.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2024, January 18). Kinerja Subsektor EBTKE 2023 dan Program 2024: Diversifikasi Produk BBN dan Peningkatan Kapasitas Pembangkit EBT. Https://Esdm.Go.Id/Id/Media-Center/Arsip-Berita/Kinerja-Subsektor-Ebtke-2023-Dan-Program-2024-Diversifikasi-Produk-Bbn-Dan-Peningkatan-Kapasitas-Pembangkit-Ebt.
Muhammad Syah. (2022, March 31). Langkah Menuju Transisi Energi, Berikut 5 Jenis Pembangkit EBT di Indonesia. Https://Www.Trenasia.Com/Langkah-Menuju-Transisi-Energi-Berikut-5-Jenis-Pembangkit-Ebt-Di-Indonesia.
Zheerlin Kusuma. (2024, June 27). 7 Jenis Pembangkit Listrik di Indonesia dan Sebaran Lokasi, Apa Saja? . Https://Www.Detik.Com/Bali/Bisnis/d-7411134/7-Jenis-Pembangkit-Listrik-Di-Indonesia-Dan-Sebaran-Lokasi-Apa-Saja.
Department of Economic and Social Affairs of United Nation. (n.d.). THE 17 GOALS. Https://Sdgs.Un.Org/Goals.