Mohon tunggu...
Putu Eka
Putu Eka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Hobi: mempelajari komputer/coding

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istana Hewan

1 Desember 2023   21:09 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari menyapa di suatu bukit di Sumatra. Ayam berkokok membangunkan Nuri, seorang siswi SD. Ia tinggal di sebuah desa bernama Desa Bukit Barisan. "Nuriiiii.........bangun sudah pagi" kata ibunya sembari menyiapkan sarapan. "Iya bu" sahut nuri yang baru bangun dari tempat tidurnya. Ia kemudian mandi dan bersiap-siap. Nuri pun sarapan lalu pamit untuk pergi ke sekolah. 

Di tengah perjalanan, ia tak sengaja melihat Burung Pipit yang tergeletak di tanah. Nuri pun mengambil burung itu. "Tolong aku hai anak manusia" seru burung itu sembari merintih kesakitan. Sontak saja, Nuri kaget karena mendengar burung yang bicara bahasa manusia. "Jangan takut nak, aku tidak akan melukaimu" kata Pipit. "Aku bisa bicara bahasa manusia karena aku adalah penjaga bukit barisan" Pipit menjelaskan. "Bisakah kamu membantu aku kembali ke wilayahku di Bukit Barisan?" Tanya pipit. Nuri pun mau membantu Pipit karena ia kasihan melihat sayap pipit yang terluka.

Mereka berdua pun pergi ke wilayah hutan menuju Bukit Barisan. Selama diperjalanan, mereka disuguhkan pemandangan Bukit Barisan yang indah. "Hey, siapa namamu?" tanya Pipit. "Aku Nuri" Jawab Nuri. "oh iya, ini kita lagi di hutan, masih jauh lagi tidak perjalanannya?" tanya Nuri. "tidak, ini udah lebih dari setengah jalan" kata Pipit. 

Tibalah mereka di sebuah istana di wilayah Bukit Barisan. "Ini istana untuk melindungi hewan-hewan dari manusia jahat, tapi aku yakin kok kamu manusia baik jadi kamu boleh masuk". Nuri pun terkesima melihat istana yang begitu besar. "Selamat datang, Nuri" Sahut penghuni disana. Nuri pun sangat senang dan ia berjalan-jalan kesana kemari. Ia pun berjalan dan tiba di balkon istana. Dari sana, ia melihat rumah seorang kakek tua. Ia pun turun dan menemui kakek itu. "Halo kek, kok kakek bisa tinggal di sini?"

"Halo nak, kakek sudah disini dari dulu untuk melindungi hewan-hewan langka" 

"Mengapa kakek mau menjaga hewan-hewan ini?"

"Kakek menjaga hewan-hewan ini agar mereka tidak punah. Sekarang banyak manusia yang memburu hewan-hewan langka untuk kesenangan mereka. Padalah, Tuhan menciptakan Hewan dan Manusia untuk hidup berdampingan" Kakek itu menjelaskan. "Tapi kek, disini ada hewan buas juga seperti harimau, kakek tidak takut?" tanya Nuri. "tidak nak, Di Masyarakat Minang, ada inyiak balang. Masyarakat minang percaya harimau bukan hewan buas biasa, namun hewan yang dihormati" ujar kakek itu. "Dorrr........" terdengar suara tembakan. Burung-burung dan hewan lain pun panik dan berlarian. "Nuri, tolong........" sahut pipit yang terbangnya tidak stabil karena sayapnya masih terluka. "Gimana ini pit" tanya Nuri. "Tidak apa-apa nur, mereka tidak bisa melihat kita, tapi aku khawatir hewan-hewan yang sedang mencari makan diluar istana bisa tertangkap." Ujar Pipit. Nuri pun berpikir dan dan akhirnya pendapat sebuah ide. "Hai pit, bagaimana kalau kita jebak para pemburu itu ke tempat sarang lebah?" "wah ide bagus" sahut Pipit. Pipit pun memanggil murai, temannya yang memiliki suara merdu. Pipit memberi tahu murai rencananya dan murai pun setuju. Nuri dan Murai pun keluar dari istana. 

Murai mulai terbang sembari bernyanyi. "Wah, ada burung murai, kalau dijual mahal ini" kata pemburu dalam hati. Ia pun mulai mencari asal suara itu. Nuri yang sedang berjalan-jalan melihat pemburu itu. "Hai paman, sedang mencari apa?" "Paman sedang mencari Burung Murai, nak. Kamu lihat burung itu tidak?" "lihat, tapi mau paman apakan burung itu?" "Mau paman jual, burung itu mahal" "apakah paman tidak kasihan kalau burung itu dikurung lalu dijual?" "ngapain kasihan sama burung, sudah tunjukan saja ke arah mana burung itu". Nuri pun memberi tahu bahwa burung itu terbang ke arah barat Bukit Barisan. Daerah itu adalah daerah sarang lebah dan hewan buas lainnya. Pemburu itu pun pergi ke sana karena berpikir bahwa anak kecil tidak mungkin bohong. Sesampainya disana, ia langsung diserang oleh banyaknya lebah dan ia pun lari. Karena tidak bisa melihat, ia pun jatuh ke jurang dan langsung pindah alam. Murai yang melihat itu langsung berkata "rasain tuh, makanya jangan suka memburu hewan sembarangan, kan jadinya pindah alam". Nuri dan Murai pun kembali ke Istana dan mereka bertemu kakek dan Nuri. "wah, kamu berhasil mengusir pemburu itu, terima kasih ya Nur" Kata kakek. "Terima kasih ya Nuri, Murai karena kalian sudah berhasil menyelamatkan banyak hewan yang ada disini. Semoga tidak ada lagi pemburu yang memburu hewan-hewan disini" Kata Pipit. "Ini, kakek kasih kamu kalung, sebagai ucapan terima kasih" 

"tidak usah kek, Nuri nolong karena peduli sama hewan-hewan disini" 

"Tidak apa-apa nur, ambil saja"
Nuri pun mengambil kalung itu lalu pergi kembali ke desanya. Di tengah jalan ia pun duduk sebentar karena lelah.

"Nuri.......sudah siang ini!!!" sahut ibunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun