Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Kebebasan ini memungkinkan penggunaan teknologi dan media sosial sebagai alat pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Media yang digunakan seperti Power Point, Padlet, Jamboard, Google Form, E-Learning, Google Meet. Hal ini memungkinkan guru untuk lebih kreatif dalam merancang kegiatan belajar, yang membuat siswa tidak bosan untuk mempelajari bahasa indonesia
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kontekstual
Salah satu ciri utama dari Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan kontekstual. Dalam pembelajaran bahasa indonesia, pendekatan ini mendorong siswa untuk mengaplikasikan kemampuan berbahasa mereka dalam konteks nyata. Salah satu contoh proyek kreatif yang diimplementasikan seperti membuat teks berita. Teks berita dihubungkan dengan teknologi digital yaitu dengan membuat vlog secara kreatif. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dan berfikir secara kreatif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Melalui pembelajaran yang integratif, interaktif, dan kontekstual, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan berbahasa yang baik, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan karakter yang kuat. Dengan demikian, Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai sarana untuk mengembangkan kompetensi dan karakter yang diperlukan untuk menghadapi tantangan. Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga menghasilkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap bersaing di tingkat global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI