Mohon tunggu...
PUTRIYANA ASMARANI
PUTRIYANA ASMARANI Mohon Tunggu... Editor - Bookstagrammer

Lahir di Mojokerto. Esai, resensi, puisi, dan cerpennya terbit di media lokal dan internasional; Jawa Pos, The Suryakanta, TelusuRI, The Jakarta Post, Cassandra Voices, Indian Periodical, dst.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menafsir Ulang Konsep Psiko-geografis di St. Petersburg dan Siberia

26 Februari 2024   10:40 Diperbarui: 26 Februari 2024   11:02 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Judul: Crime and Punishment

Penulis: Fyodor Dostoevsky

Penerbit: Wordsworth Classics

Tahun Terbit: 2011

Halaman: 341

Tragedi kontroversial dalam Crime and Punishment (1866) karya Fyodor Dostoevsky bersarang di dua tempat paling krusial di Rusia saat itu; St. Petersburg dan Siberia. Di St. Petersburg, pemabuk bikin onar di siang bolong, kerusuhan domestik selalu terjadi di dalam apartemen-apartemen sempit dan kumuh, banyak anak kecil jadi pengemis di jalanan lalu saat pulang ke rumah mereka kena pukul, banyak orang dewasa bunuh diri. Siapa sangka, St. Petersburg yang kini menjadi pusat imaji majunya masyarakat modern, dulunya adalah kolong neraka.


Tapi bagi seorang tokoh bernama Raskolnikov, St. Petersburg bukan hanya lokasi fisik yang meresahkan, St. Petersburg juga merepresentasikan kondisi mental Raskolnikov, (Crime and Punishment: Symbols | SparkNotes, 2022).

Raskolnikov adalah orang yang cukup terpelajar dan waras, bahkan ibu Raskolnikov, Pulcheria dan adik perempuan Raskolnikov, Dounia sepakat kalau Raskolnikov adalah orang jenius yang cukup diperhitungkan gagasannya. Sayangnya, hidup di St. Petersburg membuat Raskolnikov terjebak, baik di alam sadar maupun bawah sadar. Raskolnikov menderita delirium akut, hipokondria, dan depresi.

Saat terjaga lalu melihat kondisi sekitar, pikiran-pikiran jahat dan eksentrik meranggas-ranggas di kepala Raskolnikov. Saat terlelap, ia sering bermimpi melakukan tindak kekerasan seperti memutilasi seekor kuda. Ia tahan tak makan hingga berhari-hari dan ketiduran hingga berhari-hari pula.

Baik St. Petersburg maupun Siberia, kedua lokasi ini jauh dari kata utopia. Di St. Petersburg, krisis sosial dan ekonomi bisa membuat orang terpelajar macam Raskolnikov mengidap delirium. Sedangkan Siberia adalah tempat orang-orang jahanam dibuang dan diasingkan. Gamblang terpampang di Crime and Punishment bahwa setiap kriminal dan pendosa akan berhadapan dengan dua pilihan; ditembak mati atau dibuang ke Siberia.

Dua lokasi tersebut ternyata juga sangat berpengaruh di kehidupan Fyodor Dostoevsky. Insiden-insiden penting dalam hidup Dostoevsky juga terjadi baik di Siberia maupun St. Petersburg (Fyodor Dostoevsky | Biography, Books, Philosophy, & Facts, 2022). Ayah Dostoevsky dibunuh di St. Petersburg, sehingga Dostoevsky kesulitan melanjutkan studi karena tekanan finansial, keadaan ini sama dengan tokoh Raskolnikov.

Dua tahun sebelum kematian sang ayah, sang ibu meninggal pada tahun 1837. Kesulitan ekonomi adalah salah satu faktor pemicu keunikan karya-karya Dostoevsky yang tidak bisa disepadankan dengan Ivan Turgenev maupun Leo Tolstoy (Fyodor Dostoevsky | Biography, Books, Philosophy, & Facts, 2022).

Awalnya, Dostoevsky masuk sekolah teknik militer, namun ia tak melanjutkan studinya. Ia kemudian berkecimpung di dunia kepenulisan. Sayang, di masa itu karya-karyanya dianggap radikal, hingga muncul tendesi untuk merevolusi Rusia (Fyodor Dostoevsky Biography, n.d.). Dostoevsky dan kawan-kawannya tahu betul risiko macam apa yang bakal mereka hadapi. Hanya saja baik Dostoevsky maupun kawan-kawannya harus berhadapan dengan hukuman tembak, mata dibebat kain, mereka merasakan seberapa dekat mereka pada kematian, namun hukuman ini berubah, mereka kemudian dibuang di Siberia selama empat tahun.

Setelah menjalani masa-masa paling kritis di Siberia, Dostoevsky merenungi kembali seluruh gagasannya. Gagasan yang paling terkenal setelah ia menjalani hukuman di Siberia adalah penderitaan bisa membuat seorang manusia menyadari banyak hal (Fyodor Dostoevsky Biography, n.d.). Konsep-konsep penderitaan dan kesadaran tentang kemanusiaan juga disampaikan dalam Crime and Punishment.

Perkembangan gagasan di Rusia dan masuknya gagasan barat marak di St. Petersburg dan para tahanan politik kebanyakan diasingkan di Siberia. Hal yang sama juga digambarkan dalam Crime and Punishment, krisis dan kesenjangan sosial ekonomi di St. Petersburg menguji tingkat kewarasan seseorang dalam menghadapi dunia.

Di lain pihak, novel ini memiliki perspektif yang cukup distingtif soal tempat pengasingan seperti Siberia. Lokasi-lokasi tahanan cenderung memberikan efek traumatis pada tokoh tertentu dalam suatu karya. Ini sangat berbeda dengan nuansa yang disampaikan dalam Crime and Punishment. Raskolnikov misalnya memandang Siberia sebagai tempat yang asri. Kondisi dalam tahanan memang jauh dari kata layak, sehingga beberapa tokoh sangat menderita. Hanya saja, di dalam Crime and Punishment, penderitaan adalah jalan menuju kesadaran tentang kemanusiaan.

'Kewarasan' adalah Konstruksi Sosial

Dalam karya-karya sastra pada umumnya, bila membahas tentang 'kewarasan', tokoh-tokoh tertentu cenderung melakukan kontemplasi, 'apakah aku gila?' dengan ungkapan bervariasi. Crime and Punishment cukup menggugah, 'kewarasan' adalah konstruksi sosial dan ini adalah gebrakan baru untuk memahami akar keadaan waras tidaknya seseorang.

Raskolnikov sadar bahwa ia mengidap delirium akut. Namun persoalan waras tidaknya Raskolnikov ditentukan oleh kesimpulan tokoh-tokoh lain. Menurut saya, penentu utama waras tidaknya seseorang, kenyataanya adalah orang lain. Dalam Crime and Punishment, pernyataan soal Raskolnikov mengidap hipokondria, monomania, halusinasi, hingga gila, semua disimpulkan oleh tokoh-tokoh lain dalam novel.

Namun itu bukan berarti Raskolnikov tidak peduli atau bahkan tidak sadar soal kondisi mentalnya sendiri. Meskipun dihantui rasa bersalah, Raskolnikov dapat melalui masalah demi masalah yang datang kemudian dengan sangat rasional. Misalnya, meskipun Dr. Zossimov dan Porfiry menegaskan bahwa Raskolnikov adalah monomania sekaligus pengidap hipokondria, bagi saya itu hanyalah pendapat mereka soal Raskolnikov.

Pandangan Razumihin, sahabat Raskolnikov, soal kondisi mental Raskolnikov juga berubah-ubah. Ia pernah yakin bahwa Raskolnikov adalah orang waras, hanya saja gagasan Raskolnikov cukup unik dan perlu dipertanyakan. Namun, Razimihin sendiri juga pernah tidak yakin dengan kewarasan Raskolnikov.

Tidak ada tolok ukur tertentu dalam novel untuk menimbang kewarasan beberapa tokoh. Bahkan di saat-saat sulit, Katerina misalnya, juga menghadapi prasangka buruk dari tokoh-tokoh lainnya. Menurut saya, karena Crime and Punishment memang menitikberatkan a person as a free moral agent, sedangkan kewarasan adalah konstruksi sosial yang disadari di luar dari individu itu sendiri, waras atau tidak waras bukanlah pertanyaan signifikan yang dijawab oleh novel ini.

Crime and Punishment konsisten hingga akhir bagaimana sebuah gagasan diterapkan dan apa konsekuensi dari gagasan tersebut. Bagi saya, konsekuensi yang diperhitungkan dalam Crime and Punishment tidak membuat sang penggagas beralih prinsip dan ide yang dipercaya. Biasanya, saat menghadapi konsekuensi tertentu, seorang tokoh dalam suatu karya mengalami semacam pencerahan signifikan dan beralih prinsip. Hal ini sangat berbeda dengan Crime and Punishment. Setiap tindakan buruk ada ganjarannya, namun itu tidak memengaruhi aspek kehidupan lainnya yang dipercaya oleh tokoh-tokoh Crime and Punishment.

Rujukan dan Studi Lanjut:

Beveridge, A. (2018, January 2). 'Is everyone mad?' The depiction of mental disturbance in the work of Dostoyevsky | Advances in Psychiatric Treatment | Cambridge Core. Cambridge Core. Retrieved November 11, 2022, from https://www.cambridge.org/core/journals/advances-in-psychiatric-treatment/article/is-everyone-mad-the-depiction-of-mental-disturbance-in-the-work-of-dostoyevsky/93AA567E56C90363B561FCB6077AE6F8.

Crime and Punishment: Symbols | SparkNotes. (2022, November 21). SparkNotes. Retrieved November 15, 2022, from https://www.sparknotes.com/lit/crime/symbols/.

Dostoevsky, Fyodor. (2000). Crime and Punishment. Wordsworth Classics.

Ellis, Brian. (2020). Rationalism: A Critique of Pure Theory. Australian Scholarly Publishing.

Fyodor Dostoevsky Biography. (n.d.). Fyodor Dostoevsky Biography. Retrieved November 15, 2022, from https://www.cliffsnotes.com/literature/c/crime-and-punishment/fyodor-dostoevsky-biography

Fyodor Dostoyevsky | Biography, Books, Philosophy, & Facts. (2022, November 7). Encyclopedia Britannica. Retrieved November 15, 2022, from https://www.britannica.com/biography/Fyodor-Dostoyevsky.

Parker, J. (2021, October 19). Why Did Dostoyevsky Write 'Crime and Punishment' - the Atlantic. Retrieved November 11, 2022, from https://www.theatlantic.com/magazine/archive/2021/11/dostoyevsky-crime-punishment-birmingham-sinner-saint/620175/.

R., R., Baxhtin, M., & Emerson, C. (1985). Problems of Dostoevsky's Poetics. Poetics Today, 6(3), 560. https://doi.org/10.2307/1771919.

St. Petersburg In Crime And Punishment | ipl.org. (n.d.). St. Petersburg in Crime and Punishment | ipl.org. Retrieved November 15, 2022, from https://www.ipl.org/essay/In-Fyodor-Dostoyevskys-Crime-And-Punishment-FCS37XFAWG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun