Mohon tunggu...
Putriwulan
Putriwulan Mohon Tunggu... -

Penulis, pelajar, dan bertempat tinggal di Bumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Termenung Dalam Diam

28 April 2019   14:32 Diperbarui: 3 Mei 2019   11:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siangnya, aku berangkat kuliah mengendarai motor pemberian Kakakku. Motor itu lumayan sudah tua, tapi aku suka mengenakannya karena aku ingin lebih menikmati udara langsung tanpa peduli asap kendaraan. Suasana seperti itulah yang sedikit membuatku bisa tenang.

Di tengah jalan motor itu mogok. Aku menggerutu kesal. Kutelpon kawanku untuk memintanya menjemputku di sini.

Pandanganku mengelilingi jalanan yang terlihat sepi, aku menghela nafas. Dari jarak jauh kulihat ada seorang tukang sapu jalanan terduduk memandang ke depan. Aku tidak tahu ia perempuan atau laki-laki karena wajahnya yang tidak bisa kulihat.

Aku memutuskan untuk duduk di trotoar. Aku merasa tenggorokanku kering, aku ingin minum. Ketika kulihat isi tasku aku menggertak.

"Ah! Aku lupa bawa minuman tadi. Ih!"

Aku menunduk lemas. Di dalam hati aku mesumpahserapahi diriku sendiri karena suka lupa membawa motor ini ke bengkel dan sekarang aku lupa membawa minuman yang sudah disiapkan Ibu di meja.


"Assalamu'alaikum..."

Aku tersentak kaget mendengar salam itu. Kuangkat kepalaku dengan mata terkejut. Seorang wanita berpakaian berwarna jingga berdiri di depanku dengan menyodorkan sebotol minuman.

"Wa'alaikumsalam, Bu," jawabku.

"Ini saya beri minuman, saya tahu Mbak lagi haus." Ibu itu tersenyum ramah kepadaku seolah sudah mengenal dekat.

Aku meraih botol itu. "Terima kasih, Bu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun