Gelar Karya P5 SMK AL-HASRA, Membangun mental dari Gaya Hidup Berkelanjutan, Berkreativitas melalui gelar karya, menemukan values dan membangun narratives dan jati diri siswa
Membangun mental peserta didik di SMK Alhasra bukan hanya soal memperkuat logika dan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan kesadaran akan gaya hidup berkelanjutan. Melalui pendekatan P5, siswa diajak memahami bahwa hidup hemat energi, bijak mengelola sampah, hingga menghargai sumber daya lokal adalah bagian dari karakter tangguh dan bertanggung jawab. Sikap ini tidak dibangun secara instan, melainkan melalui kebiasaan, diskusi reflektif, dan aksi nyata dalam keseharian --- menjadikan mereka pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli dan berdaya guna di masa depan.
Sementara itu, ruang kreativitas siswa terus dibuka lebar melalui kegiatan Gelar Karya. Di sinilah mereka belajar menemukan values, membangun narasi pribadi, dan merangkai kembali jati diri mereka sebagai pelajar Indonesia yang penuh potensi. Dari rebranding produk lokal, pertunjukan seni, hingga pameran minat bakat berbasis teknologi, setiap karya adalah cerita. Cerita tentang keberanian mengekspresikan diri, tentang kolaborasi, tentang proses gagal dan bangkit, dan tentang harapan. Di balik setiap karya, tersimpan perjalanan batin dan semangat siswa untuk menjadi manusia utuh: kreatif, reflektif, dan siap menghadapi dunia nyata.
Dalam semangat Merdeka Belajar dan penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMK Alhasra kembali menghadirkan momen bersejarah melalui kegiatan Gelar Karya P5. Tahun ini, kegiatan ini mengangkat tema "Kearifan Lokal sebagai Identitas Bangsa" yang dikemas dalam rangkaian acara edukatif dan inspiratif yang tidak hanya membangun mental dan kreativitas siswa, tetapi juga membantu mereka menemukan value diri dan membuktikan bakat serta minat secara nyata.
Rebranding Produk: Memaknai Kearifan Lokal dengan Sentuhan Inovasi
Salah satu kegiatan utama adalah sesi "Rebranding Produk" oleh siswa kelas X. Kegiatan ini mengajak peserta untuk menggali kembali produk-produk lokal yang memiliki nilai budaya tinggi, kemudian melakukan inovasi dari sisi desain, narasi, hingga strategi pemasaran digital. Dari produk makanan khas daerah, kain tradisional, hingga kerajinan tangan --- semua disulap menjadi produk kekinian yang tetap menjaga esensi budaya lokal.
Melalui proses ini, siswa tidak hanya belajar tentang branding dan marketing, tetapi juga tentang nilai-nilai (values) dari kearifan lokal yang menjadi identitas mereka. Di sinilah karakter Pancasila mulai tumbuh: cinta tanah air, gotong royong, dan kreativitas.
Pentas Seni Jawa Barat: Dari Puisi Hingga Pencak Silat
Semangat pelestarian budaya juga ditunjukkan melalui Pentas Seni Jawa Barat. Siswa menunjukkan kebolehannya dalam: