Contoh sederhana, misalkan jumlah populasi TPS berjumlah 200, lalu lembaga survei hendak melakukan hitung cepat dan bermaksud hanya mengambil data suara di 80 TPS maka, 80 itulah yang dimaksud sampel.
Jumlah sampel tidak bisa ditentukan seenaknya, ada standar ilmiah yang dianjurkan, tapi pada dasarnya secara logika, semakin besar jumlah sampel yang digunakan maka akan semakin bagus karena berarti kesalahan atas quick count semakin kecil.
2. Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung
Untuk bisa memberikan data secara cepat ke pusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode Quick Count  Perangkat ini mulai dari komputer untuk memasukkan data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data. Biasanya menggunakan microsoft excel untuk mengolah data sampel.
3. merekrut relawan
Langkah berikutnya dalam membangun tahapan quick count adalah dengan merekrut relawan. Para relawan ini bertugas memantau TPS hingga rekapitulasi suara dan kemudian mengirimkannya ke pusat data. Para relawan direkrut berdasarkan asal kelurahan dimana sampel TPS berada. Supaya para relawan bias mengetahui tantangan geografis dan social wilayah TPS.
4. Mengirim rekapitulasi ke pusat data
Para relawaan yang memantau di setiap TPS biasanya akan mengirim hasil rekapitulasi suara dalam formulir C-1 dengan menggunakan layana pesan singat atau SMS. Mereka mengirimkan hasil rekapitulasi kepusat data. Setelah masuk ke data center, kemudian di tabulasi.
5. mengolah data serta memaparkan hasil
Setelah data lapangan masuk ke pusat data, maka data tersebut akan di olah melalui sebuah perangkat lunak (software) yang canggih. Proses pengolahan data dilakukan dengan menerapkan ilmu statistic yang secara ilmiah dapat di pertanggungjawabkan, makanya meski data belum masuk semua terkadang lembaga quick count sudah mengumumkan hasilnya kepada masyarakat.