Mohon tunggu...
Putri Nur Mahera
Putri Nur Mahera Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (24107030073)

Seorang gadis penyuka warna pink dengan seribu cerita yang ada di hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Bukan Sonobudoyo, This is Museum Kota Gede!

12 Juni 2025   09:00 Diperbarui: 12 Juni 2025   00:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis di Depan Museum Sonobudoyo (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Siapa sangka, di tengah padatnya jadwal kuliah dan tugas-tugas yang menumpuk, saya justru menemukan pengalaman seru yang nggak pernah saya duga sebelumnya. Semua berawal dari tugas UAS salah satu mata kuliah di kampus yang mengharuskan kelompok kami mencari lokasi syuting yang unik dan punya nilai sejarah. Awalnya, kami mendapatkan salah satu museum dan menurut kami museum itu kurang cocok dengan  konsep yang akan kami suguhkan nanti. Lalu, salah satu teman saya yang asli Kota Gede menyarankan, "Itu loh, Museum Kota Gede! Bagus tempatnya," katanya dengan penuh semangat.

Jujur, saya sempat ragu. Museum Kota Gede? Saya bahkan baru tahu kalau di kawasan Kota Gede ada museum yang bisa dikunjungi. Selama ini, Kota Gede memang identik dengan kerajinan peraknya, suasana klasik, dan kuliner legendaris. Tapi museum? Wah, ini benar-benar di luar ekspektasi saya.

Akhirnya, pada suatu pagi yang cerah, kami pun berangkat ke sana untuk survey lokasi. Begitu sampai di depan museum, saya langsung dibuat kagum dengan arsitektur bangunannya yang khas. Dari luar, bangunan ini memang tidak terlalu besar, tapi aura sejarahnya benar-benar terasa. Pintu kayu besar dengan ukiran klasik menyambut kami, seolah-olah mengajak masuk ke lorong waktu masa lalu.

Begitu melangkah masuk, saya langsung terpana. Suasana di dalam museum ternyata jauh dari kata membosankan. Ruangan-ruangannya tertata rapi, dengan pencahayaan yang hangat dan nyaman. Di dinding-dindingnya, terpajang foto-foto lawas Kota Gede, mulai dari masa kejayaan kerajaan Mataram hingga perkembangan kota ini sebagai pusat kerajinan perak. Saya langsung merasa seperti sedang diajak berjalan-jalan menelusuri sejarah panjang Kota Gede.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis

Yang paling menarik perhatian saya adalah koleksi benda-benda antik yang dipajang di etalase kaca. Ada alat-alat tradisional pembuat perak, perhiasan kuno, hingga surat-surat bersejarah yang ditulis tangan. Setiap benda punya cerita unik yang membuat saya semakin penasaran. Salah satu penjaga museum dengan ramah menjelaskan, "Ini dulu dipakai para pengrajin perak zaman dulu, Mba. Sampai sekarang, tekniknya masih dipertahankan, lho." Mendengar penjelasan itu, saya jadi makin kagum dengan kekayaan tradisi yang ada di Kota Gede.

Selain benda-benda antik, museum ini juga punya ruangan khusus yang memamerkan replika rumah tradisional Jawa. Di sini, saya bisa melihat langsung bagaimana tata ruang rumah Joglo khas Kota Gede, lengkap dengan perabotan jadul yang masih terawat. Rasanya seperti kembali ke masa lalu dan merasakan kehidupan masyarakat Jawa tempo dulu. Sungguh pengalaman yang nggak saya temukan di museum-museum lain.

(Sumber: Dokumentasi Penulis)
(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Yang bikin saya makin betah, suasana museum ini tenang dan adem. Nggak terlalu ramai, jadi saya bisa menikmati setiap sudutnya tanpa terganggu. Kami pun sempat duduk-duduk di salah satu sudut museum, berdiskusi soal konsep syuting sambil menikmati suasana yang syahdu. Tiba-tiba, saya sadar, ternyata museum ini punya daya tarik tersendiri yang nggak kalah dengan Museum Sonobudoyo. Bahkan, menurut saya, Museum Kota Gede justru menawarkan pengalaman yang lebih personal dan dekat dengan sejarah masyarakat lokal.

Setelah puas berkeliling, kami pun memutuskan untuk mengambil beberapa foto sebagai referensi untuk syuting. Setiap sudut museum seolah punya cerita yang bisa divisualisasikan. Dari ornamen-ornamen klasik, koleksi benda antik, hingga halaman belakang yang asri, semuanya sangat mendukung untuk dijadikan latar film pendek kami. Saya jadi makin semangat untuk segera memulai proses syuting di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun