Mohon tunggu...
Putri Nur Indah Pratiwi
Putri Nur Indah Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ayam kampung.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

2014 : Be Creative, Be Wild, Be Out of the Box, Be Announcer!

23 Desember 2013   18:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14180091642080819656


Think creatively. Think wild. Think out of the box. You have to be the leader. You have to be the innovator. (Imam Darto - Prambors Radio)


[caption id="attachment_340156" align="aligncenter" width="314" caption="Sumber: penyiar.pendidikanpelatihan.com"][/caption]

Itulah nasihat yang selalu saya ingat dari Imam Darto, penyiar radio Prambors FM sekaligus host "The Comment" Net TV. Dari sekian banyak nasihat, hanya nasihat itulah yang selalu mengiringi saya untuk terus maju dan berkembang sampai saat ini. Sejak kelas 5 SD (2005), saya sering mendengarkan radio. Kala itu, program yang setiap hari saya dengar adalah "Es Doger" yang dibawakan oleh Ara, penyiar radio Elgangga 100,3 FM. Suaranya yang sexy dan sedikit cerewet, membuat saya berpikir bahwa, "Penyiar ini pasti orangnya cantik". Kepandaiannya dalam berkomunikasi pun membuat saya bertanya-tanya, "Kok dia pintar ngomong sih ? kenapa gak pernah kehabisan bahan pembicaraan ya ?" Kala itu memang belum ada pikiran untuk saya bisa menjadi seorang penyiar. Mengingat, saya masih kelas 5 SD. Fokus saya mendengarkan radio kala itu adalah karena musik. Ya, saya suka dengan musik. Terlebih lagi, di tahun 2005 itu masih banyak lagu karya musisi yang berkualitas.

Hari demi hari, tahun demi tahun pun berjalan dengan cepat tanpa terasa. Mendengarkan suara sexy-nya Ara pun masih menjadi kegiatan rutin yang saya lakukan. Saking rutinnya saya mendengarkan radio, tanpa sengaja saya pun hafal dengan gayanya Ara dalam membawakan program tersebut. Mulai dari opening sampai closing pun bisa saya ikuti. Namun sayang, ketika saya duduk di bangku SMP (2007-2010) dan SMA (2010-2013), suara Ara sudah jarang saya dengarkan. Kesibukan akademik dan nonakademik yang memaksa saya jarang untuk mendengar suaranya lagi.

Saat ini (2013), saya sudah menjadi seorang mahasiswi. Entah mengapa, ada hasrat yang besar untuk kembali mendengarkan radio. Semua itu dimulai dari sebuah jejaring sosial "twitter", di mana saat itu ada seorang penulis novel terkenal, Benazio Rizki Putra a.k.a Benakribo yang menge-tweet, "Terkadang gue iri dengan penyiar radio, mereka itu pandai berkomunikasi. Ngomong sendiri aja pinter, apalagi rame-rame.". Saya terdiam, merenungi kicauan Bena di twitter. Sontak, saya teringat dengan memori 8 tahun yang lalu. Penyiar radio. "Tapi gimana ? Apa gue bisa ? Gimana dengan kuliah gue ?" itu yang saya pikirkan. Terlebih lagi, ada sebuah acara baru dari stasiun TV baru, Net. Di mana, ada program "The Comment" dengan 2 host yang gak pernah kehabisan jokes, Danang dan Darto. Setelah saya check and recheck, ternyata keduanya penyiar di salah satu radio tertua di Indonesia, Prambors. "Oooh Goood, ternyata mereka penyiar!" ucap saya kala itu dengan nada sedikit kesal.

Sejak saat itulah saya kembali mendengarkan radio. Namun, bukan Elgangga yang saya dengar. Adalah "The Dandees" bersama Danang dan Darto di Prambors yang telah membuat saya berpaling dari Elgangga. Program mereka di "The Comment" Net TV pun selalu saya tonton. Bukan karena asal nge-fans, tapi karena saya sedang menelaah, "Apa sih yang mereka punya ?". Saya gak mau hanya sekadar menjadi pengikut. Saya juga gak mau menjadi yang diikuti. Saya hanya mau mengorbankan seluruh tenaga, uang, dan pikiran, untuk bagaimana caranya saya menjadi seorang yang sejajar dengan Imam Darto dan Dimas Danang. Itu aja. "Bagaimana caranya ?" Itulah pekerjaan rumah yang harus saya tuntaskan.

Seiring berjalannya waktu, saya terus meng-explore diri saya untuk tidak monoton mendengarkan Prambors. Adalah I-Radio dan Trax FM, yang membuat saya mengenal penyiar-penyiar yang ternyata memang berbeda ciri khas, tetapi tetap pintar berkomunikasi. Ada Aldy dan Dery dari Trax FM, ada juga Ojip Ismaputra, Leo Utomo, Nino Prabowo, Bona Sardo, dan Indra Pratama dari I-Radio. Satu hal yang saya pelajari dari mereka, "Hebat". Hebat di sini bukan karena mereka pintar berkomunikasi, tapi juga ternyata memiliki talenta lain, seperti MC , Voice Over Talent, dan beberapa diantaranya adalah penyanyi. Bona Sardo contohnya. Pasti kenal dong ? Yap, dia adalah Top 7 Indonesian Idol 2004. Selain Bona, ada juga Nino Prabowo yang belum lama ini tampil dalam opening Festival Film Indonesia 2013 bersama aktor Reza Rahadian.

Dari sekian banyak penyiar yang saya ketahui, yang paling berkenan di hati saya adalah Ojip Ismaputra (I-Radio). Kenapa ? karena dialah satu-satunya penyiar yang sering berkomunikasi dengan saya lewat twitter. "Akang kasep", begitulah saya memanggilnya. Suatu kebanggaan tersendiri juga buat saya bisa bercanda bersama dengan penyiar sekelas kang Ojip. Dan pada hari Jum'at, 20 Desember lalu, adalah sebuah hari yang sangat bersejarah buat saya, karena saya bertemu dengan Ojip Ismaputra. Saya ulang ya, SAYA BERTEMU DENGAN OJIP ISMAPUTRA. Suatu pertemuan yang memang sudah saya rencanakan sebelumnya. Kala itu, I-Radio sedang mengadakan acara "Nidji Sabotase I-Radio" off air selama 2 jam denganOjip Ismaputra sebagai MC-nya. Acara tersebut diadakan di salah satu mal di Bekasi, dekat rumah saya. Saya menyempatkan diri datang lebih awal ketimbang dia. Sambil menunggu kedatangannya, seteguk Kratingdaeng cukup mampu menghilangkan rasa lelah tubuh ini, saking terburu-burunya saya untuk bertemu dengannya. Ketika ia datang, pertemuan pun terjadi, kami mengobrol, bercanda, dan berfoto bersama dalam 1 meja. Ketika memulai pembicaraan, dengan nada sedikit membanyol saya mengatakan, "Kok ganteng sih, kang ?". "Alhamdulillaaaaah", ucapnya dengan logat yang ke-sunda-sunda-an. Oh Tuhaaaan.... saya gak bisa tidur! Cinta sekali dengan jajaka Parahyangan itu.

Terlepas dari si akang kasep, saya justru semakin termotivasi untuk segera merealisasikan keinginan saya menjadi seorang penyiar radio. Karena modalnya memang hanya suara. Kalau suara kita menjual, bukan gak mungkin tawaran untuk jadi MC ataupun Voice Over Talent akan berdatangan.

Selain mendengarkan beberapa penyiar di radio yang berbeda, saya juga bergabung dalam sebuah group bagi siapapun yang ingin belajar menjadi penyiar. Dalam group tersebut, ada beberapa coach yang selalu memberikan tips ketika bersiaran, diantaranya Arie Dagienkz (Indika FM), Farhan (Delta FM), Aldy (Trax FM), Dery (Trax FM), Andari Agustien (Prambors), Imam Darto (Prambors), dan si ganteng Ojip Ismaputra (I-Radio). Seperti yang Anda lihat di awal tulisan saya, ada kutipan yang saya peroleh dari Imam Darto. Itulah nasihat real yang dia berikan kepada para anak asuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun