Pertanian padi merupakan sektor vital dalam ketahanan pangan di Indonesia. Namun, produktivitas tanaman padi sering terganggu oleh serangan hama seperti wereng, penggerek batang, dan ulat grayak. Selama ini, petani cenderung mengandalkan pestisida kimia untuk mengendalikan hama. Sayangnya, penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, tetapi juga dapat memicu resistensi hama dan membunuh musuh alami yang sebenarnya bermanfaat. Dalam konteks inilah, penggunaan tanaman refugia menjadi solusi ekologis yang berkelanjutan untuk pengendalian hama.
Tanaman refugia adalah jenis tanaman yang sengaja ditanam di sekitar atau di antara tanaman utama (seperti padi) dengan tujuan menyediakan habitat bagi musuh alami hama, seperti parasitoid dan predator. Tanaman ini dapat berupa bunga-bungaan seperti kenikir (Cosmos caudatus), Kenikir, Sereh, bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas (Zinnia elegans), dan berbagai tanaman nektar lainnya.
Manfaat Tanaman Refugia
1. Menarik Musuh Alami Hama
Tanaman refugia menghasilkan nektar dan serbuk sari yang menjadi sumber makanan bagi serangga predator dan parasitoid seperti laba-laba, capung, dan tawon parasitoid. Kehadiran musuh alami ini akan menekan populasi hama secara alami.
2. Mengurangi Ketergantungan pada Pestisida
Dengan meningkatnya populasi musuh alami, serangan hama dapat dikendalikan tanpa harus menggunakan pestisida secara berlebihan. Hal ini membantu menjaga ekosistem lahan sawah tetap seimbang dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.
3. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tanaman refugia meningkatkan keragaman spesies di lahan pertanian, menciptakan agroekosistem yang lebih stabil dan tangguh terhadap gangguan eksternal.
4. Menyediakan Tempat Bertelur dan Berlindung