Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Wijayarajasa, hubungan keraton Majapahit Barat dan Timur masih diliputi rasa enggan menganggap Wijayarajasa sebagai mertua Hayam Wuruk.
Wijayarajasa meninggal pada tahun 1398. Ia diangkat anak dan suami kemenakannya, yaitu Bhre Wirabhumi, menggantikannya sebagai raja keraton timur. Sedangkan Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389. Cucu sekaligus menantunya, yaitu Wikramawardhana, menggantikannya. Sepeninggal Indudewi, jabatan Bhre Lasem diberikan kepada putrinya, Nagarawardhani. Namun Wikramawardhana juga bernama Kusumawardhani Bhre Lasem. Itu sebabnya di Pararaton ada dua Bhre Lasem, yaitu Bhre Lasem Sang Halemu (Bhre Lasem gemuk) istri Bhre Wirabhumi, dan Bhre Lasem Sang Ahayu (Bhre Lasem cantik) istri Wikramawardhana.
Perselisihan kedudukan Bhre Lasem menimbulkan perang dingin antara istana Barat dan Timur, hingga Nagarawardhani dan Kusumawardhani sama-sama meninggal pada tahun 1400. Wikramawardhana segera mengangkat menantunya untuk menjadikan Bhre Lasem yang baru, yaitu istri dari Bhre Tumapel.
Terjadinya perang Paregreg
Setelah pengangkatan Bhre Lasem yang baru, perang dingin antara istana Barat dan Timur berubah menjadi konflik. Menurut Pararaton, Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana bertengkar pada tahun 1401 dan tidak saling bertegur sapa setelah itu.
Perselisihan antara kedua raja tersebut pecah dalam perang Regreg pada tahun 1404. Regreg berarti perang setahap demi setahap dengan langkah lambat. Tim pemenang bergiliran. Terkadang pertempuran dimenangkan oleh timur, terkadang barat menang.
Akhirnya pada tahun 1406, tentara barat yang dipimpin oleh Bhre Tumapel, putra Wikramawardhana, menyerbu pusat kerajaan timur. Bhre Wirabhumi gagal dan melarikan diri dengan perahu pada malam hari. Dia dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah alias Bhra Narapati, yang merupakan Ratu Angabhaya dari Istana Barat.
Raden Gajah membawa pemimpin Bhre Wirabhumi ke Istana Barat. Bhre Wirabhumi kemudian dipersembahkan kepada Paru-Paru bernama Girisa Pura.
Dampak terjadinya perang Paregreg
Dampak perang Paregreg bagi Majapahit sangat terasa, karena selain memakan banyak korban akibat perang tersebut, Majapahit tidak lagi mampu menguasai daerah jajahannya yang sangat luas.
Ketika Perang Paregreg masih berlangsung, pada tahun 1405 Kalimantan Barat direbut oleh Kerajaan Cina, setelah itu Palembang, Melayu, Brunei dan Malaka beserta beberapa kerajaan lainnya juga berusaha merebut kemerdekaan dari Majapahit.