Penerapan Metode Belajar Berbasis Game Pada Keaktifan Belajar Anaka kelas 2 SD N 17 Air Kumbang

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak penerapan metode pembelajaran berbasis game terhadap keaktifan belajar siswa di kelas 2 SDN 17 Air Kumbang. Proses penelitian dilakukan dalam tiga siklus, dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket, serta dokumentasi. Berikut adalah hasil yang diperoleh berdasarkan analisis data dari masing-masing siklus.Penerapan metode pembelajaran berbasis game dalam penelitian ini masih terbilang sederhana. Guru memilih beberapa permainan edukatif yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari, seperti permainan matematika yang melibatkan penghitungan dan permainan kata untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Aktivitas game ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar pelajaran dengan cara yang menyenangkan.

               Hasil observasi menunjukkan bahwa pada tahap awal ini, sebagian besar siswa tampak antusias mengikuti permainan. Meski demikian, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami aturan permainan dan cara penggunaannya. Siswa yang lebih aktif berinteraksi dengan permainan cenderung menunjukkan peningkatan dalam pemahaman materi yang diajitu, siswa yang kurang aktif masih memerlukan perhatian lebih agar mereka dapat lebih terlibat dalam proses pembelajaran.Wawancara dengan guru mengungkapkan bahwa meskipun permainan mampu menarik perhatian siswa, tantangan terbesar pada siklus pertama adalah kurangnya pemahaman siswa tentang cara memanfaatkan permainan untuk memperdalam materi pembelajaran. Kendati demikian, mayoritas siswa menyatakan bahwa mereka merasa lebih senang belajar menggunakan game dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.

Penerapan metode pembelajaran berbasis permainan di kelas 2 SDN 17 Air Kumbang menunjukkan hasil yang sangat positif terhadap keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan sebagai alat pembelajaran tidak hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi juga mendorong keterlibatan mereka dalam proses belajar. Keaktifan siswa terlihat dari berbagai indikator, seperti partisipasi dalam diskusi, interaksi dengan materi pelajaran, dan keterlibatan dalam aktivitas kelompok. Penggunaan permainan edukatif terbukti mampu secara signifikan meningkatkan keaktifan siswa.[1]meskipun masih ada beberapa siswa yang membutuhkan bimbingan, secara keseluruhan, permainan berhasil menarik perhatian mereka dan memotivasi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Variasi dan interaktivitas dalam permainan semakin menambah tingkat keaktifan siswa. Permainan yang melibatkan kolaborasi antar siswa, seperti permainan kelompok, mendorong mereka untuk saling berinteraksi, membangun kerja sama, dan meningkatkan keterampilan sosial. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran konstruktivistik, yang menyatakan bahwa siswa belajar lebih efektif ketika terlibat dalam proses yang bersifat sosial dan kolaboratif.