Gendongan, 17 Juli 2025 – Digitalisasi kini menjadi kebutuhan penting bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu langkah nyata menuju transformasi tersebut adalah penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai sistem pembayaran non-tunai.
Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum sepenuhnya memahami manfaat QRIS maupun cara membuatnya. Menjawab kebutuhan itu, sekelompok mahasiswa turun langsung mendampingi pelaku usaha lokal dalam proses pendaftaran dan penggunaan QRIS.
Program pendampingan ini dilakukan oleh Putri Febriyanti, mahasiswi Akuntansi, yang melaksanakan kegiatan di usaha kuliner Gethuk Siap Goreng ML (Manis Legit). Kegiatan ini bukan sekadar mengajarkan teknis pendaftaran QRIS melalui aplikasi resmi perbankan, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya branding produk serta literasi digital keuangan.
“Dengan adanya QRIS, UMKM bisa lebih mudah melayani konsumen, transaksi jadi cepat dan aman, serta usaha bisa terlihat lebih profesional,” jelas Putri saat kegiatan berlangsung.
Rangkaian acara meliputi pemaparan materi, pendampingan pengisian data, hingga proses verifikasi QRIS berhasil dilakukan. Tidak hanya itu, pelaku usaha juga diajak untuk memahami strategi pemasaran digital agar produk lokal bisa lebih dikenal luas.
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong inklusi keuangan dan mempercepat transformasi digital bagi sektor UMKM. Harapannya, melalui kegiatan ini, UMKM di Gendongan dan sekitarnya mampu memperluas jangkauan pasar sekaligus meningkatkan efisiensi operasional usaha.
Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Dan pendampingan seperti ini menjadi jembatan nyata antara pelaku UMKM dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI