Mohon tunggu...
Putri dzakiyyah fakhirah
Putri dzakiyyah fakhirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 5

Halo saya mahasiswa semester 5 prodi ekonomi pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perjuangan Ibu Tunggal Membesarkan Anak-anaknya dengan Keterbatasan Finansial

13 April 2024   23:57 Diperbarui: 14 April 2024   00:33 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi WC Ibu kuwasih

Kondisi Keluarga

Ibu Kuwasih, perempuan tangguh berusia 61 tahun, harus berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya sejak ia berpisah dengan suaminya pada tahun 2005. Rumahnya berada di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Sebagai seorang ibu, dia mengalami masa-masa sulit dalam mengurus ketiga anak laki-lakinya tanpa dukungan finansial dari mantan suaminya. Namun, Ibu Kuwasih tidak menyerah. Dia memilih untuk fokus pada bisnis kecil-kecilan dengan menjual kue seperti Naga Sari, Dadar Gulung, dan Kue Lapis, yang telah menjadi sumber penghasilannya sejak awal pernikahannya.

Perjalanan bisnis kue Ibu Kuwasih dimulai pada masa ketika harga kue masih sekitar 25 rupiah per buah, hingga mencapai 1000 rupiah. Ibu Kuwasih berhasil menjual 500 butir kue setiap harinya, menempatkannya di 36 warung dengan setiap warung mampu menjual 15-25 kue. Ketika membuat kue ia pernah mengalami kelelahan hingga jatuh pingsan sehingga pada tahun 2019, Ibu Kuwasih terpaksa menghentikan bisnisnya karena kondisi kesehatan dan fisik yang semakin tidak mampu dan memilih untuk tidak berkerja sampai saat ini. Meskipun demikian, hasil dari berjualan kue tersebut mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendukung pendidikan ketiga anaknya. Ibu Kuwasih menegaskan bahwa sejak kepergian suaminya, pendidikan anak- anaknya menjadi prioritas utama meskipun dalam kondisi keuangan sulit. Ia bahkan rela menjual semua hasil ladangnya untuk membiayai kuliah anak sulungnya, meskipun anaknya akhirnya memilih untuk bekerja. Saat ini, ketiga anak Ibu Kuwasih bekerja sebagai pengantar air, untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Sebelum menjadi pengantar air anak pertama dan kedua ibu kuwasih sempat bekerja di koperasi dan ketika menikah mereka memutuskan untuk berhenti.

Meskipun tidak bekerja, Ibu Kuwasih bergantung pada dukungan finansial dari anak bungsunya, karena anak-anak pertama dan kedua Ibu Kuwasih telah membentuk keluarga mereka sendiri. Meskipun tidak tinggal bersama, anak bungsunya sering pergi bolak-balik dari kontrakannya ke rumah Ibu Kuwasih untuk memberikan uang sebesar Rp. 60.000 setiap dua hari. Dukungan finansial ini menjadi penopang penting bagi keuangan sehari-hari Ibu Kuwasih. Tepat pada tahun 2022, Ibu Kuwasih akhirnya mendapatkan bantuan sosial yang sangat dinantikan. Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan bantuan sebesar Rp. 200.000 selama dua bulan, sementara Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menyediakan 10 kg beras setiap bulannya. Bantuan ini membawa angin segar dalam kehidupan Ibu Kuwasih, meskipun ketiga anaknya telah memiliki pekerjaan tetap.

Kondisi Rumah 

Rumah Ibu kuwasih dibangun di atas tanah dengan Panjang 200 meter dan lebar 8 meter, yang merupakan tanah warisan. Dalam rumah yang sederhana namun penuh kehangatan, Ibu Kuwasih tinggal bersama dua anak laki-lakinya yang sudah menikah, menantu, serta tiga cucunya. Rumah tersebut terdiri dari enam ruangan yang mencakup tiga kamar tidur yang kecil, ruang keluarga, ruang tamu, dan dapur. Dengan lebar 8 meter dan panjang 10 meter, rumah ini memiliki dinding yang kokoh dibangun dari tembok, serta atap yang terbuat dari seng. Meskipun menggunakan lantai dari papan, kondisinya masih terjaga dengan baik. Bagian dapur rumah Ibu Kuwasih menggunakan tembok semen, tetapi tidak dilengkapi dengan penyelesaian semen pada bagian dalamnya. Atap dapur juga tidak menggunakan dek. Sementara kondisi WC ibu Kuwasih terbilang memprihatinkan, WC yang terletak di luar halaman dapur ini sangat kecil dan dikelilingi dinding yang terbuat dari seng serta tanpa atap. Meskipun sederhana, rumah ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penting seperti televisi berukuran 32 inci, satu kipas angin, satu kulkas, dan satu rice cooker. Untuk penggunaan air minum Ibu kuwasih dan keluarga menggunakan air hujan sedangan untuk keperluan mencuci Ibu kuwasih menggunakan air parit. Untuk keperluan memasak ibu kuwasi menggunakan gas melon 3 kg. Pada rumah Ibu kuwasih memiliki daya listrik sebesar 450 kWh. Untuk halaman rumah Ibu Kuwasih terbilang sangat luas, dan di sekitar rumah Ibu Kuwasih, terdapat parit kecil di sisi kanan serta parit besar di depan rumah yang dapat digunakan untuk mandi dan mencuci.

Kondisi ruang keluarga Ibu Kuwasih
Kondisi ruang keluarga Ibu Kuwasih

Kondisi WC Ibu kuwasih
Kondisi WC Ibu kuwasih
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-April 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun