Konflik antarteman sebaya adalah hal yang sering terjadi di lingkungan sekolah dasar. Perbedaan pendapat, berebut mainan, atau merasa tidak diterima dalam kelompok sering menjadi penyebab anak merasa kesal, marah, atau bahkan menarik diri. Bila tidak ditangani dengan bijak, konflik kecil ini bisa berdampak pada hubungan sosial anak dan suasana kelas secara keseluruhan.Â
Salah satu pendekatan yang dapat membantu mengatasi masalah ini adalah konseling kelompok dengan muatan literasi sosial. Pendekatan ini menggabungkan diskusi kelompok dan pembelajaran sosial melalui cerita, permainan peran, dan refleksi bersama. Tujuannya adalah agar anak-anak tidak hanya memahami emosi mereka sendiri, tetapi juga belajar memahami sudut pandang orang lain.Â
Dalam kegiatan ini, konselor menghadirkan cerita-cerita singkat yang mencerminkan dinamika pertemanan, seperti kisah tentang anak yang merasa tersisih saat bermain atau tidak diajak bekerja kelompok. Anak-anak diajak membaca bersama, kemudian mendiskusikan perasaan tiap tokoh, alasan terjadinya konflik, dan solusi yang bisa dilakukan. Setelah itu, mereka bermain peran untuk mempraktikkan cara menyelesaikan konflik secara sehat.Â
Misalnya, dalam satu sesi, cerita berjudul "Roni dan Bola di Lapangan" menggambarkan anak yang marah karena temannya tidak mau mengoper bola. Melalui dikusi dan drmatisasi, anak-anak belajar tentang pentingnya komunikasi, empati, dan kerjasama dalam bermain.
Konseling kelompok seperti ini memberi ruang aman bagi anak untuk berbicara, belajar mendengar, dan menemukan solusi bersama. Mereka tidak merasa dihakimi, tetapi justru dilibatkan dalam proses pemahman dan penyelesaian masalah.Â
Selain itu, pendekatan ini juga memperkuat literasi sosial, yakni kemampuan memahami relasi sosial, mengelola emosi, dan mengambil keputusan dalam konterks sosial. Kemampuan ini sangat penting untuk kehidupan anak, baik di dalam maupun di luar kelas.Â
Dengan pendekatan ini, konseling tidak lagi dianggap sebagai aktivitas yang hanya dilakukan ketika ada masalah besar. justru, ia menjadi bagian dari pembentukan karakter dan keterampilan hidup anak sejak dini menjadi bekal berharga untuk tumbuh sebagai pribadi yang tangguh dan peduli terhadap orang lain.         Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI