Mohon tunggu...
Putri Aditya
Putri Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bersyukur, berbagi dan berbahagia

Mahasiswa Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan https://myblognew2233.blogspot.com/?m=1 Bismillah Pendidikan, sosial, Anak-anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Hari Pendidikan Nasional: Permasalahan dan Solusi Pendidikan Saat Ini

3 Mei 2021   22:48 Diperbarui: 3 Mei 2021   23:07 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: minanews.net

Sebagai insan pembelajar Hari Pendidikan Nasional merupakan hari penting, bukan sekedar untuk dirayakan dengan upacara bendera atau ucapan menarik tentang quote pendidikan yang tersebar di pamfle baik online maupun offline, namun benar-benar harus menjadi refleksi sejauh mana pendidikan berjalan sesuai fungsinya di negeri ini.


Hari Pendidikan ke 62 tentulah bukan waktu singkat dalam proses perbaikan sistem pendidikan. Berbagai upaya dari pemerintah juga telah dikerahkan untuk selalu memperbaiki hal penting untuk kemajuan bangsa ini. Bagaimana tidak kualitas suatu bangsa ditentuka ndari kualitas Sumber daya manusianya, dan hal itu terpenuhi jika sumber daya manusia tersebut mengenyam pendidikan yang baik.


Perubahan kurikulum, berbagai pelatihan untuk para guru  dan banyak program lainnya merupakan usaha tiada henti untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Namun nyatanya hal tersebut masih belum cukup. Bisa kita saksikan kondisi pendidikan kita masih tertinggal.


Mengutip dari viva.co.id, Survei kemampuan pelajar yang dirilis oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada Selasa (3/12) di Paris, survei ini  merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia yang menilai kemampuan membaca, matematika dan sains Menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara. Data ini menjadikan Indonesia di peringkat enam terbawah, masih jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.


Terlebih dimasa pandemi dimana kondisi belajar berubah seratus persen menjadi daring, hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Diamna hp masih menjadi sekadar media yang lebih banyak digunakan untuk game dan sosial media. Adaptasi penggunaannya untuk belajar sampai sekarang masih terus dilakukan.

Beberapa permasalahan yang kita jumpai dalam dunia pendidikan kita hingga saat ini berikut sedikit alternatif penyelesaiannya adalah.


1. Kualitas guru


   Peran guru menjadi poin besar dalam perkembangan pendidikan karna pelaku utama pendidikan adalah guru. Guru tidak hanya bertugas mengajar materi pelajaran sesuai kurikulum kemudian pulang dan menyusun hasil belajar dalam rapot. Peran guru lebih dari itu, peran guru lebih kompleks. Guru adalah pekerjaan termulia, terberat dan tak ternilai jasanya. Bayangkan saja seorang guru mampu mengajar puluhan murid setiap hari, seorang guru mampu menjadikan muridnya seorang yang lebih hebat darinya. 

Tugas guru adalah yang terberat karena mereka tak hanya harus memiliki ilmu yang cukup, namun juga kreativas yang selalu diasah dan inovasi pembelajaran semenarik mungkin untuk siswa.


Guru juga masih banyak sekali yang hanya memetingkan akademik dan mengabaikan sisi lain seperti inovasi pembelajaran, penguasaan IT, juga kedisiplinan, padahal poin ini sangat penting dalam perbaikan sistem pendidikan. Guru juga kurang memperhatikan aspek bahwa setiap anak berbeda. 

Kepahaman guru akan karakter setiap anak pun kurang. Banyak guru memandang setiap anak harus bisa di semua mata pelajaran. Padahal setiap anak memiliki bakat dan keahliannya masing- masing. Alterntif solusi yang bisa diberikan dalam masalah utama ini adalah tentu saja perbaikan kualitas guru, namun bagaimana caranya? 

Caranya adalah memperketat seleksi guru yang akan mengajar dikelas. Guru diuji sedemikian secara kreativitas dan kepahaman psikologinya pada anak. Selain itu diwajibkan pula penguasaan IT pada seluruh guru untuk menjadikan guru mampu beradaptasi dalam era saat ini dan menghasilkan siswa yang siap menghadapi tantangan zaman saat ini.


2. Hilangnya Peran Orang Tua


 Peran ortu juga tak kalah penting dalam membantu perbaikan pendidikan. Sebaik apapun yang didapat anak di sekolah jika tak didukung peran orang tua dirumah maka tidak akan sepenuhnya terlaksana dengan baik.


Dukungan moral, semangat dan teman belajar adalah poin penting untuk meningkatkan semangat belajar anak. Dan itu bisa didapatkan dari orang tua yang sadar akan perannya dalam membangun pendidikan anak. Bagaimanapun orang tua adalah sumber pengetahuan anak. Penanaman karakter dari orang tua adalah hal penting, begitupun juga pengawasannya dalam pembelajaran anak agar dapat memperoleh pembelajaran yang tepat.


Saat ini orang tua menganggap tugasnya sudah selesai saat telah menyekolahkan anaknya. Mereka menyerahkan sepenuhnya anaknya pada guru. Padahal tanggung jawab terbesar juga ada pada dirinya untuk mendidik anak.


Solusi dari permasalahan ini adalah orang tua harus mampu menyadari perannya dan membantu anak dalam proses belajarnya, selalu berkonsultasi pada guru anak terkait hasil belajar anaknya. Sesibuk apapun orang tua harus meluangkan waktu dan memenuhi tanggung jawabnya yang sebenarnya sebagai sekolah pertama pada anak.
Para orang tua juga bisa mengikuti berbagai program parenting untuk mempelajari bagaimana pengasuhan yang baik bagi anak. Membantu anak mengetahui potensinya dan mengembangkannya.


3. Sarana dan Prasarana yang Kurang Serta Persebaran Guru yang Tidak Merata di Daerah Terpencil


Tak bisa dipungkiri sarana pendidikan adalah hal penting untuk menunjang proses pendidikan. Namun sepertinya hal ini masih kurang di Indonesia. Banyak sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer maupun LCD dan beberapa di daerah terpencil sekolah adalah bangunan yang sangat memprihatinkan pun aksesnya sangat sulit. 

Ditambah jumlah guru yang sangat terbatas. Hal ini membuat anak di daerah tersebut hanya memperoleh pendidikan seadanya, sebatas membaca dan menulis.

Roem Topatimasang dalam bukunya "Sekolah itu Candu" menceritakan disebuah dusun kecil Galung-galung di provinsi Sulawesi Selatan serombongan anak 6-12 tahun berjalan kaki melintasi medan sejauh kurang lebih 10 kilometer, melalui jalan setapak, menerobos belukar, menyusuri pematang sawah, meniti jembatan bambu, memanjat dan melompati pagar-pagar kebun, melintasi hutan, dan dua kali mendaki lereng setinggi seratusan meter pada kemiringan 40-60 derajat. 

Itu mungkin hanya satu contoh dari berbagai sulitnya akses ke sekolah di pelosok Indonesia.
Alternarifnya tentu saja perbaikan sekolah, dan aksesnya juga sarana prasaranya khususnya didaerah terpencil. Juga penambahan guru-guru didaerah tersebut. Dan perhatian besar pemerintah pada anak-anak di pedalaman tersebut untuk diamati potensinya dan diberi fasilitas besar untuk mengembangkannya.


4. Kurangnya jam khusus sebagai pengembangan diri anak.


 Setiap anak memiliki bakatnya masing-masing dan tak bisa dipungkiri bakatlah yang akan sangat dibutuhkannya dalam masa depannya setelah lulus sekolah. Kemampuan anak untuk mengasah bakatnya seperti dipangkas oleh sekolah karna banyaknya jam di dalam kelas. Padahal kelas kreatif, anak diberi kesempatan untuk menyalurkan bakatnya adalah poin yang sangat penting untuk mengembangkan potensi anak. 

Di finlandia sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik. berdasar Satupersen.net sistem pendidikan Finlandia pereka hanya mengedepankan kualitas gurunya. Tidak ada UN, jam sekolahnya pendek, tidak banyak aturan, serta bahan ajar disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Siswa di sana tidak  dipaksa untuk belajar semua mata pelajaran. Bahkan, mereka difalitasi untuk mengembangkan minat dan bakat di luar jam pelajaran.


Ya, bagian pentinganya ada di poin terakhir dann memamg hampir semua negara dengan sistem pendidikan baik memang lebih banyak memberi waktu anak diluar kelas/eksplorasi bakatnya. Dan menurut saya itupun salah satu solusi yang juga harus diterapkan di Indonesia.


5. Kurangnya  literasi
Kunci pendidikan adalah literasi. Meski literasi sendiri banyak bentuknya, namun saya ingin membahas tentang poin membaca. Sudah menjadi rahasia umum jika tingkat membaca di Indonesia memang rendah. Padahal impact dari membaca ini sangat besar. 

Bayangkan saja jika setiap anak suka membaca, guru suka membaca, orang tua suka membaca dan dosen suka membaaca. Maka proses memperbaiki pendidikan akan jauh lebih mudah. Karena mereka sudah memiliki banyak pengetahuan dikepalanya yang bisa di terapkan. 

Maka solusinya adalah membuat kegiatan membaca yang menari dan tentu tugas kita adalah harus banyak membaca dan setidaknya membuat orang disekitar kita suka membaca.


6. Pendidikan karakter yang miskin


   Seperti kita tau akhir-akhir ini memang pendidikan karakter menjadi perbincangan dan menjadi target di dunia pendidikan. Bagaimana tidak begitu pentingnya pendidikan karakter dalam mengatur sikap dan menjadi bekal masa depan bagi anak. 

K13 merupakan salah satu usaha dalam peningkatan keaktifan siswa dan juga terwujudnya pendidikan karamter. Namun sepertinya kita masih perlu usaha lebih keras baik dari sisi guru maupun orang tua agar mampu memberikan sebenar-benarnya teladan dalam bersikap dan bertindak. 

Bisa kita lihat peningkatan peningkatan kenakalan remaja setiap tahunnya, kekerasan seksual, tawuran pelajar, adalah bentuk dari miskinnya pendidikan karakter di negeri ini.


 Contoh perbuatan baik dari guru dan ortu adalah salah satu kunci terbaiknya. Selain itu pula aturan ketat tentang kedisiplinan, kejujuran dalam ujian, sikap dalam berteman dan pengawasan bagaiaman siswa bersikap menghormati guru dan orang tua dirumah. Memberi waktu untuk salam dan sapa sebelum masuk kelas, diperhatikan bagaimana tingkah laku dan cara bicara siswa dengan guru.

 Guru mencontohkan berbicara sopan, menghargai orang yang berbicara, jujur dan tanggung jawab saat tidak mengerjakan tugas.


Sekali lagi, hal ini tidak bisa di bebankan pada satu orang. Keberhasilannya ada pada kita semua. Para guru, orang tua, pemerintah, juga mahasiswa. Mari bersama membantu perbaikan pendidikan seusai yang kita bisa, sesuai potensi kita dan sesuai peran atau bidang kita masing-masing. Karna memperbaiki pendidikan berarti memperbaiki masa depan bangsa kita.


Selamat Hari Pendidikan Nasional. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun