Mohon tunggu...
Putra Fadli Robby
Putra Fadli Robby Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Gemar Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramadhan di Masjid: Antara Tugas Amil dan Aktivitas Santri

13 April 2025   14:27 Diperbarui: 13 April 2025   14:27 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ramadan selalu punya tempat spesial di hati. Suasananya beda. Masjid jadi lebih hidup, hati pun lebih tenang. Tapi buat saya pribadi, Ramadan bukan cuma soal puasa dari subuh sampai magrib. Sebagai amil sekaligus santri yang aktif di masjid, Ramadan itu bulan paling sibuk---tapi juga paling bermakna.

Setiap harinya, saya mulai pagi dengan persiapan data zakat. Sebagai amil, saya harus pastikan siapa saja yang sudah bayar zakat, berapa jumlahnya, dan siapa saja yang berhak menerima. Kadang juga harus jemput zakat langsung ke rumah donatur, atau antar langsung ke mustahik. Capek? Jelas. Tapi rasanya lega banget waktu lihat senyum mereka yang menerima bantuan. Di situlah rasa lelah kayak hilang sendiri.

Siangnya, biasanya kami para santri bantu persiapan buka puasa bersama. Ada yang masak, ada yang bungkus takjil, ada yang jaga stand pembagian makanan di halaman masjid. Kadang juga ikut bantu nge-list nama-nama warga yang akan dapat sembako Ramadan. Dan pas adzan magrib berkumandang? Rasanya puas banget buka bareng-bareng di teras masjid. Suasananya hangat, penuh tawa, dan kadang diselingi curhat ringan soal hafalan yang belum lancar.

Malamnya, tadarus bareng jadi rutinitas. Biasanya selesai tarawih, kami ngaji bareng sampai satu atau dua juz. Ada yang bacanya lancar, ada juga yang masih terbata-bata, tapi justru itu yang bikin hangat. Kita saling menyemangati, saling benerin bacaan, dan di akhir Ramadan biasanya ditutup dengan khataman Al-Qur'an yang bikin haru.

Ramadan ini bukan cuma tentang ibadah personal. Buat saya, ini tentang kebersamaan, tentang berbagi, tentang jadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Menjadi amil dan santri sekaligus memang butuh tenaga ekstra, tapi insya Allah pahalanya juga ekstra.

Dan jujur, meskipun capek, saya nggak pernah ingin melewatkan momen Ramadan di masjid. Ada kenangan, ada pelajaran, dan yang pasti---ada cinta yang tumbuh lewat setiap kegiatan kecil yang kita lakukan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun