Jepara - Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan kegiatan pelatihan desain grafis dengan menggunakan aplikasi Tux Paint di Sekolah Disleksia Tunas Development Child (TDC) Jepara. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga pertemuan pada tanggal 19 - 21 Mei 2025, dengan melibatkan siswa kelas 1 hingga 3 di sekolah tersebut.
Pelatihan ini mengusung tema "Pengenalan dan Pelatihan Desain Grafis Menggunakan Aplikasi Tux Paint dengan Tema Buah-buahan". Seluruh siswa mengikuti pelatihan dengan antusias dan semangat belajar yang tinggi. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan para guru pendamping.
Nada dan Ayu, dua mahasiswa UNNES program studi pendidikan teknik informatika dan komputer yang menjadi pemateri dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa tujuan utama pelatihan adalah untuk menumbuhkan minat dan kreativitas siswa dalam bidang seni digital, sekaligus memperkenalkan teknologi ramah anak melalui aplikasi Tux Paint.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia juga bisa berkembang secara kreatif, asalkan diberikan pendekatan yang sesuai," ujar Nada.
Ayu turut menambahkan "Tux Paint sangat cocok karena tampilannya sederhana, interaktif, dan menyenangkan bagi anak-anak."
Dalam pelaksanaannya, pelatihan juga didampingi oleh para guru dari sekolah TDC Jepara. Kehadiran mereka membantu proses pelatihan menjadi lebih lancar dan menyenangkan. Sekolah TDC Jepara sendiri merupakan sekolah khusus bagi anak-anak disleksia yang didirikan oleh salah seorang dokter spesialis anak yaitu dr. Edwin Tohaga, Sp.A.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan khusus. Melalui kerja sama ini, mahasiswa dapat berkontribusi langsung dalam pengembangan potensi anak-anak dengan kebutuhan belajar yang berbeda, khususnya dalam bidang teknologi dan seni.
Pelatihan ini pun disambut baik oleh pihak sekolah. "Anak-anak terlihat sangat senang. Mereka bisa mengekspresikan imajinasi mereka lewat gambar buah-buahan yang mereka buat sendiri. Ini menjadi pengalaman baru yang sangat berarti bagi mereka," ungkap salah satu guru pendamping.