Mohon tunggu...
Puspanagri Mas Bayu Sadewa
Puspanagri Mas Bayu Sadewa Mohon Tunggu... Jurnalis - Staf Komunikasi

Bekerja di Neliti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoax dan Cuan

2 Mei 2024   17:47 Diperbarui: 2 Mei 2024   17:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang disini sering mendapatkan berita hoax atau pernah menjadi korban dari berita hoax? Ya, tentu kita semua pernah mengalaminya. Pengalaman menjadi korban hoax merupakan sesuatu yang sangat buruk dalam kehidupan kita. Bagaimana tidak, berita hoax yang awalnya kita anggap benar kejadiannya tidak memberikan ekspetasi yang sebenarnya. Sehingga bisa menimbulkan kegaduhan dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat atau lingkungan.

Hoax adalah sebuah informasi atau kabar yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Hoax juga bisa diartikan sebagai informasi bohong atau menipu. Informasi hoax kini sudah merajalela di berbagai kalangan, baik kalangan kaum proletar maupun kalangan borjuis. Apalagi di zaman saat ini, teknologi sudah mulai berkembang pesat yang memudahkan berita hoax menyebar secara bebas. Sumber hoax bisa ditemukan diberbagai tempat dan di waktu yang berbeda. Tempat yang sering ditemukan berita hoax adalah di berbagai sosial media atau platform, seperti Instagram, Youtube, Facebook, X, Whatsapp dan banyak lagi. Bentuk berita hoax yang sering dijumpai di kalangan masyarakat memiliki banyak bentuk, seperti video, gambar, undangan, surat, pesan singkat, suara dan banyak macam bentuk lainnya. Namun, apa untungnya ada berita hoax  di masyarakat? Lalu apa tujuan yang mereka lakukan sampai rela menyebarkan berita hoax?

Berita hoax dapat menarik perhatian publik atau audiens. Hal ini dikarenakan berita yang disampaikan menimbulkan rasa penasaran yang tinggi dan keingintahuan yang sangat tinggi. Sehingga tanpa disadari hasrat untuk melihat atau membaca suatu informasi tiba-tiba muncul seketika. Adapun faktor yang membuat seseorang sering termakan berita hoax itu sendiri adalah terletak pada kemasannya. Kemasan yang dimaksud ini bukan hanya berbentuk isi yang berkualitas atau mewah, melainkan kemasan yang dimaksud adalah berupa sampul/Cover dan  judul dengan kesan penasaran dan penuh tanda tanya.

Berikut dua faktor yang membuat jutaan pasang mata dapat termakan hoax dengan mudah dan langsung terhipnotis untuk melihat dan membacanya.

1. Judul

Menurut PUEBI atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, judul adalah nama yang biasanya dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Judul juga bisa disebutkan sebagai kepala karangan. Judul akan menjadi objek yang pertama kali dilihat dan dibaca oleh audiens ketika menemukannya. Jika judul yang dilihat atau dibaca terkesan menarik dan mengundang rasa penasaran, maka audiens tersebut akan melihatnya dan membacanya. Judul yang dibuat dengan kemasan diluar ekspetasi akan menimbulkan rasa penasaran yang tinggi. Sehingga judul menjadi faktor utama yang membuat audiens terasa akan terhipnotis dan mau melihat atau membacanya. Pada umumnya judul agar terlihat menarik dan menimbulkan rasa penasaran biasanya bersifat hiperbola.

Hiperbola adalah sebuah majas yang digunakan untuk menggambarkan suatu ide atau konsep dengan cara yang berlebihan atau melebih-lebihkan. Tujuan utama dari hiperbola ini adalah untuk memperbesar atau memperkecil sesuatu agar mampu menciptakan kesan yang lebih dramatis atau kuat. Sehingga tak dipungkiri jika banyak orang yang termakan berita hoax.

Contoh judul yang menimbulkan rasa penasaran tinggi dengan menggunakan majas hiperbola sehingga menjadi korban hoax adalah "Gak Nyangka, Wasit Indonesia vs Uzbekistan Ternyata Dibayar oleh Qatar". Dari contoh judul tersebut merupakan sebuah judul yang terkesan berlebihan karena memberikan kesan yang sangat dramatis. Judul itu tampak seolah akan memberikan penjelasan atau penegasan kepada audiens bahwa terjadi sebuah kejadian dimana wasit di pertandingan Indonesia melawan Uzbekistan ditemukan telah disuap oleh tuan rumah sehingga membuat Tim Nasional Indonesia harus kalah dari Uzbekistan. Sehingga audiens yang membaca judulnya akan langsung melakukan klik atau menontonnya. Padahal jika dicari kebenaran dan keasliannya, maka informasi tersebut tak dapat dipertanggungjawabkan. Hal inilah yang membuat kalangan masyarakat dengan gampang termakan berita hoax melalui judul karya video, tulisan atau karya lainnya yang dibuat secara berlebihan atau dramatis atau tak sesuai ekspetasi.

2. Sampul atau Cover

Sampul atau Cover adalah salah satu bagian luar dari sebuah karya, pada umumnya terdapat pada buku. Di balik sampul atau cover biasanya akan memberikan sebuah gambaran atau pandangan mengenai isi dari karya tersebut, seperti dalam sebuah karya yang berbentuk video atau artikel. Jika karyawan tersebut berbentuk video, maka sampul yang dimaksud adalah Thumbnail. Nah, Thumbnail inilah yang akan menghipnotis atau mengelabui audiens agar mau melihat atau membacanya. Sehingga masyarakat akan termakan berita hoax atau tertipu dengan berita bohong melalui sampul atau cover. Thumbnail yang dibuat dengan daya tarik berupa rasa penasaran yang tinggi dan keingintahuan yang tinggi, maka dipastikan audiens tersebut berpeluang akan melihat dan menontonnya tanpa harus memikirkan kebenaran dan keasliannya. Daya tarik yang membuat orang tertipu dengan sampul adalah berupa gambar dan tulisan caption sampulnya. Sama seperti judul, sampul atau cover juga biasanya dibuat secara hiperbola atau berlebihan sehingga terkesan dramatis atau kuat.

Lalu apa tujuan dari adanya penyebaran berita hoax?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun