Mohon tunggu...
Puspa Ayu KWP
Puspa Ayu KWP Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga sekaligus pegiat literasi yang membuka perpustakaan ramah anak di rumah.

Sering disapa Puspa. Ibu rumah tangga sekaligus pegiat literasi. Membuka kelas parenting dan perpustakaan ramah anak di rumah. Suka mencoba hal baru dan membuat kreasi media pembelajaran anak yang menyenangkan. Aktif juga membuat produk digital berupa e-book dan lembar kerja anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berkualitas dari Rumah

29 Agustus 2025   14:07 Diperbarui: 29 Agustus 2025   14:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah dalam hal literasi dunia. Dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca. Artinya hanya 0,001% orang Indonesia yang gemar membaca.

Hasil Program for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan bahwa peringkat literasi Indonesia mengalami peningkatan. Indonesia berada di peringkat 68 dari 81 negara yang berpartisipasi. Peringkat ini naik 5-6 posisi dibandingkan PISA 2018. Namun, skornya masih rendah dibandingkan negara lain, khususnya dalam literasi membaca.

Padahal, literasi berkaitan dengan informasi. Orang yang membaca perlu mengerti informasi yang didapatkan dari yang dibaca. Bisa membedakan antara fakta dan opini. Mengerti hubungan sebab akibat atau generalisasi teks. Bisa membedakan premis, kesimpulan, dan melihat cara orang membangun logika tulisan. Literasi merupakan fondasi dari berpikir logis, analitis, dan reflektif.

Sayangnya, program pemerintah sekarang justru berfokus pada STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) super canggih, AI (Artifical Intelligence), coding, dan program sekolah unggulan agar mampu bersaing di ranah internasional. Program yang direncanakan ini tidak mengalami fase pertumbuhan secara bertahap. Anak kota mungkin bisa menyeimbangkan program ini. Sedangkan di sisi lain, anak desa masih berusaha menguasai kemampuan dasar literasi karena keterbatasan akses masyarakat terhadap sumber literasi. Hal ini pun terjadi di tempat tinggal kami.

Di PAUD dusun kami tidak dilengkapi dengan buku bacaan anak yang memadai. Padahal, fitrahnya anak tertarik pada ilustrasi gambar. Hal ini bisa ditemukan pada buku bacaan anak usia dini. Dimana terdapat teks yang sedikit dan terdapat ilustrasi berukuran besar yang menarik. Oleh sebab itu, perlu ada pembiasaan anak usia dini untuk dikenalkan dengan buku. Berawal dari melihat ilustrasi, mengamati ilustrasi, mendengarkan cerita, memahami isi cerita, sampai mampu berceloteh tentang isi dari buku yang dilihatnya. Bukan diawali dengan memberikan gawai dan tontonan animasi yang pergerakannya cepat.

Pembiasaan membacakan buku sejak dini tidak akan berjalan dengan baik apabila orang tua tidak paham betapa pentingnya membacakan buku pada anak sejak dini. Masih banyak orangtua yang beranggapan kalau buku hanya diperuntukkan untuk anak yang sudah bisa membaca. Padahal untuk sampai tahapan membaca, anak perlu dilatih konsentrasinya. Cara terbaik yaitu dengan rutin membacakan buku sejak dini.

Maka dari itu, kami mendirikan Andaru Pustaka. Tujuannya agar masyarakat memiliki kesadaran pentingnya membacakan buku kepada anak sejak dini dan mengurangi screentime. Belajar literasi dengan cara menyenangkan dan sesuai fitrah anak. Terlebih anak-anak di sini masih mengalami keterbatasan kosakata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan bahasa ibu menggunakan bahasa daerah setempat. Begitu juga dengan lingkungan sekitar rumah.

Andaru Pustaka merupakan perpustakaan mini di ruang tamu kami yang ramah anak. Buku yang kami sediakan berupa boardbook. Tebal, kokoh dan awet digunakan. Kami juga melengkapi dengan mainan edukatif. Ada yang dari bahan plastik, daur ulang barang bekas, sampai dari bahan alam. Semua ini bisa digunakan anak-anak sekitar secara gratis.

Selain itu, kami juga membuka kelas parenting gratis. Kegiatannya berupa pembiasaan ibu membacakan buku kepada anak, latihan stimulasi motorik anak, dan berdiskusi tentang pola asuh dan tumbuh kembang anak. Awal berdiri pada Agustus 2023 hanya ada 4 anggota. Sekarang sudah mencapai 35 anggota.

Bagi yang lokasinya tidak terjangkau, materi diskusi dibagikan pada media sosial. Melalui instagram @andaru.pustaka dan status WhatsApp pribadi. Ada juga sesi konsultasi online. Sekarang sudah mencapai 50 peserta konsultasi online dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Mulai dari Aceh, Riau, Banten, Kalimantan, sampai Gorontalo.

Kami juga membuat e-book tentang kurikulum yang menyenangkan sesuai fitrah. E-book ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi. Berisi pola asuh dan sistem kurikulum yang kami gunakan dalam mendidik anak di rumah. Hal ini bertujuan agar semua orangtua bisa bersama dukung anak raih pendidikan berkualitas. E-book ini mendapat respon positif. Bukan sekedar dibaca, namun orangtua bisa langsung mempraktikkannya di rumah.

Semua kegiatan yang kami lakukan melalui Andaru Pustaka mendapat penghargaan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Sebagai Pemuda Pelopor Kabupaten Kulon Progo 2025 dan finalis Pemuda Pelopor Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2025. Hal ini membuat kami terus berkembang dan bisa berkolaborasi dengan Duta Bahasa DIY. Mengadakan kegiatan literary tourism.

Studi Cambridge 2024 anak yang dibacakan buku sejak dini cenderung lebih cerdas, rentang fokus lebih panjang, kesehatan mental lebih baik, performa akademik lebih unggul, perkembangan bahasa dan memori lebih baik. Sedangkan anak yang terpapar dan menggunakan gawai di bawah dua tahun berpotensi empat kali berisiko speech delay dan gangguan bahasa. Anak yang diberi gawai sejak usia kurang satu tahun, dua kali berisiko terdiagnosis autisme. American Academy of Pediatrics (AAP) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun tidak merekomendasikan penggunaan gawai pada bayi sama sekali dan merekomendasikan membaca buku sedari bayi. Bahkan membacakan buku dapat dimulai sejak anak masih dalam kandungan karena pendengaran sudah berfungsi sejak kehamilan 24-25 minggu.

Hampir seluruh bagian otak anak berkembang di lima tahun pertama. Di usia 2 tahun perkembangan otak sudah 80%. Di usia 5 tahun sudah 90%. Maka dari itu, pada masa ini perlu diprioritaskan kasih sayang, nutrisi, dan stimulasi yang optimal.

Adanya Andaru Pustaka diharapkan menjadi aspirasi pendidikan bermutu untuk semua. Orangtua mampu menumbuhkan fitrah cinta literasi pada anak usia dini dan memberikan stimulus yang tepat. Agar nantinya anak siap menghadapi jenjang wajib belajar yang tantangannya semakin kompleks dan persaingan ke perguruan tinggi yang semakin ketat. Demi mewujudkan generasi emas 2045. Kami menyiapkannya sejak dini. Dimulai dari rumah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun