Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wabah Kolera Terus Meningkat Jumlahnya

4 Oktober 2018   12:58 Diperbarui: 4 Oktober 2018   13:15 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Wabah kolera menjadi salah satu penyebab kematian terbesar dibeberapa negara di dunia. Penyakit ini timbul secara endemis di negara-negara Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

Kolera sangat umum di tempat-tempat dengan sanitasi yang buruk, padat penduduk, area perang, dan area dimana banyak terjadi kelaparan. Penularan kolera biasanya terjadi melalui air yang terkontaminasi.

Mengutip dari CNNIndonesia, sebanyak 10 ribu kasus kolera baru ditemukan hampir setiap pekan di Yaman. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa angka itu meningkat dua kali lipat dari rata-rata selama delapan bulan pertama.

WHO mencatat ada 185.160 kasus kolera pada September 2018. Sebanyak 11.500 kasus baru dilaporkan pada pekan pertama September. Angka itu naik dari pekan sebelumnya yang melaporkan sebanyak 9.425 kasus.

Sejak epidemi kolera Yaman meletus pada April 2017, total 1,2 kasus telah dilaporkan dengan 2.515 kematian.

Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Bakteri tersebut mengeluarkan racunnya pada saluran usus sehingga terjadilah diare disertai muntah yang hebat.

Akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Penyakit ini juga dijuluki sebagai "kematian biru" karena kulit penderita akan berwarna kebiruan akibat kehilangan cairan tubuh yang hebat.

Masa tunas penyakit ini berkisar antara 1-3 hari. Kolera dapat menjadi ganas dan mematikan dalam jangka waktu yang cukup pendek.

Gejala kolera pada anak-anak sering kali lebih berat dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak yang terjangkit bakteri kolera lebih rentan terkena hipoglikemia atau gula darah yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, bahkan koma.

Kolera yang tidak mempunyai komplikasi dapat sembuh sendirinya tanpa pengobatan, dimana penyembuhan terjadi dalam waktu 3-6 hari. Pada umumnya penderita akan bebas dari kuman kolera dalam 2 minggu, tetapi beberapa penderita dapat menjadi karier (pembawa penyakit) di dalam kandung empedu.

Diagnosis dilakukan untuk mengatasi kolera dan menentukan pengobatan yang tepat. Cara untuk memastikan diagnosis kolera adalah dengan menguji sampel tinja guna melihat keberadaan bakteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun