Demam Berdarah merupakan suatu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi penyebab kematian cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh vektor endemis nyamuk Aedes aegypti dan jika tidak tertangani dengan baik dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB), dengue berat hingga menyebabkan kematian.
Jumlah kasus DBD di Wilayah kerja Puskesmas Pracimantoro I pada tahun 2023 ada 15 kasus. Kemudian di awal tahun 2024 mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu menjadi 82 kasus dan 2 kasus kematian yang tercatat dari januari s.d Juni 2024.
Kasus DBD ini tidak terlepas dari keberadaan jentik vector DBD di masyarakat. Keberadaan jentik diketahui dengan indikator Angka Bebas Jentik atau ABJ. Peningkatan jumlah kasus disertai dengan rendahnya ABJ. Indikator keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah terwujudnya ABJ yaitu lebih dari 95 %. Sementara itu di Indonesia, ABJ tahun 2023 adalah 94,6% dan di wilayah Puskesmas Pracimatoro I sebesar 96,57% (Tidak berpotensi penularan DBD). Namun ABJ ini mengalami penurunan di awal tahun 2024 yaitu 88,01% yang artinya Berpotensi penularan DBD.
Puskesmas Pracimantoro I berinisiatif untuk membuat sebuah inovasi yang dapat menurunkan kasus DBD yaitu dengan inovasi “ PETIK SI MELON” Periksa jentik system melapor online. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan Angka Bebas jentik dan kegiatan PSN di masyarakat. Sehingga kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Pracimantoro I bisa turun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI