Oleh. Muhammad Eko Purwanto
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang krusial dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, individu-individu yang memiliki peran penting di dalam dunia pendidikan, seperti: guru dan kepala sekolah, perlu terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya melalui pendekatan yang tepat dan inovatif. Salah satu pendekatan yang efektif adalah dengan menumbuhkembangkan organisasi pembelajar dalam kepemimpinan pendidikan.
Menurut Dr. M. Samsuri, S.Pd, M.T., IPU, Ketua LLDIKTI Wilayah IV Â Jawa Barat, dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Sivitas Akademika Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung, pada tanggal 22 Desember 2023, beliau mendefinisikan bahwa "Learning organization is organization where people continually expand their capacity to create the results they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together." (organisasi pembelajaran adalah organisasi di mana orang terus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang mereka benar-benar inginkan, dimana pola-pola berpikir baru dan ekspansif diasuh, di mana aspirasi kolektif dibebaskan, dan di mana orang terus-menerus belajar bagaimana belajar bersama).
Selanjutnya, M. Samsuri juga mengutip dari Fifth Discipline, The Art & Practise of The Learning Organization. Senge (1994) dan Marquardt (1996), bahwa  "a learning organization as an organization that learns collectively and continually transform itself to better collect, manage, and use knowledge for corporate success." (organisasi pembelajar adalah sebagai sebuah organisasi yang belajar secara kolektif dan secara kontinyu mengubah dirinya untuk lebih baik dalam mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan untuk keberhasilan perusahaan).
Seiring dengan konsepsi di atas, maka organisasi pembelajar dalam konteks kepemimpinan pendidikan adalah suatu bentuk struktur dan budaya di sekolah yang mendorong kolaborasi, pembelajaran terus-menerus, dan pengembangan diri bagi semua anggotanya. Dalam organisasi pembelajar, guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran, mencari solusi, serta saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Tujuan utama dari organisasi pembelajar adalah menciptakan lingkungan belajar yang positif, inovatif, dan berkelanjutan bagi semua orang di sekolah. Oleh karena itu, yang perlu kita pertimbangkan, antara lain:
Pertama, kepala sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan organisasi pembelajar. Kepala sekolah harus menjadi pemimpin yang juga menjadi teladan, memiliki visi yang jelas, dan mampu menginspirasi guru-guru dalam sekolah. Kepala sekolah juga perlu membantu guru-guru mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran mereka dan memberikan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan diri mereka. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat mengadakan program pelatihan, kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya, serta memberikan waktu dan dana yang cukup untuk guru-guru menjalani proses pembelajaran.
Kedua, guru-guru juga memiliki peran aktif dalam organisasi pembelajar. Mereka perlu memiliki kemauan dan sikap terbuka untuk terus belajar dan berinovasi. Guru-guru dapat memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran, seperti buku, jurnal, internet, dan seminar, untuk memperoleh pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam proses pengajaran mereka. Mereka juga dapat mengadakan sesi diskusi dan kolaborasi antar-guru untuk saling berbagi pengalaman dan best practice. Dalam organisasi pembelajar, guru-guru dapat menjadi agen perubahan yang membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Ketiga, selain guru-guru dan kepala sekolah, siswa juga memiliki peran penting dalam organisasi pembelajar ini. Siswa merupakan penerima pendidikan dan memiliki hak untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas. Dalam organisasi pembelajar, siswa dapat diajak untuk turut serta dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan pembelajaran mereka. Misalnya, mereka dapat dimintai pendapat mengenai metode pembelajaran yang paling efektif atau materi-materi pembelajaran yang mereka sukai. Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.