Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang 'Digugu' dan 'Ditiru di Era Digital?!

15 September 2023   03:25 Diperbarui: 15 September 2023   03:30 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Kepala SMAIA 4 KP, Rizal Pahlevi, S.S. dan Wakasek, Sunardi, S.Pd, bersama Siswa Berprestasi)

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Menjadi seorang guru bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan kepada murid, tetapi juga tentang membangun keterikatan yang kuat antara guru dan murid. Salah satu tanda keberhasilan seorang guru adalah ketika murid-muridnya dengan sukarela mendengarkan dan mematuhi apa yang diajarkannya di kelas. Dalam tulisan ini, akan dibahas bagaimana menjadi guru yang didengar dan dipatuhi murid di kelas, atau menjadi guru yang 'digugu' dan 'ditiru.'

Maksud dari guru yang 'digugu' dan 'ditiru' adalah seorang guru yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan integritas yang begitu tinggi, sehingga mempengaruhi dan mendapatkan penghormatan dari para muridnya. Mereka bukan hanya dipandang sebagai sumber pengetahuan belaka, tetapi juga sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang guru yang 'digugu' dan 'ditiru' memiliki karisma dan kepercayaan dari para muridnya. Mereka mampu menginspirasi dan memotivasi murid-muridnya untuk bertumbuh dan berkembang secara pribadi maupun akademis. Mereka bertindak sebagai role model yang mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan, sehingga murid dapat mengamati dan menginternalisasikan perilaku tersebut.

Guru yang 'digugu' dan 'ditiru' memiliki integritas yang tinggi, artinya mereka konsisten dalam tindakan dan kata-kata yang mereka sampaikan. Para guru ini hidup sesuai dengan nilai-nilai yang mereka ajarkan dan berkomitmen untuk memberikan panutan yang baik kepada para muridnya. Oleh karena itu, murid-murid merasa terdorong untuk meneladani guru tersebut dan mengikuti jejak yang telah ditunjukkan oleh gurunya.

Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata).
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata).

Guru yang 'digugu' dan 'ditiru' juga memiliki pemahaman mendalam dan keterampilan yang luar biasa dalam bidang yang mereka ajarkan. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam dan mampu menyampaikannya dengan cara yang dapat dipahami oleh murid-muridnya. Mereka memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa para murid mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan.

Selain itu, guru yang 'digugu' dan 'ditiru' juga merupakan figur yang menghargai dan peduli terhadap murid-muridnya. Mereka mendengarkan, memahami, dan merespons kebutuhan serta kekhawatiran murid dengan empati dan perhatian. Mereka menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, di mana setiap murid merasa didengarkan dan diberdayakan untuk mencapai potensi maksimalnya.

Jadi, untuk menjadi guru yang 'digugu' dan 'ditiru', penting bagi para pendidik untuk terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian mereka. Mereka perlu memperhatikan nilai-nilai yang mereka tunjukkan dan memberikan teladan yang positif bagi para muridnya. Dalam hal ini, guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pemikiran generasi muda serta mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Profesionalitas dan Kompetensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun