Mohon tunggu...
Puri Dewayani
Puri Dewayani Mohon Tunggu... -

Would love to quote: "Hanya orang egois yang menyimpan sendiri tulisannya."\r\nBecause it's the love that you have to spread.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye Terselubung Bapak Kumis

13 September 2012   15:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agenda pertama mereka adalah menunjukkan sebuah video motivasi.

Jadi, di dalam video itu ada banyak olahragawan terkenal. Mulai dari Muhammad Ali sampai Michael Phelps. Ada juga cuplikan pidato-pidato mereka dengan kata-kata inspiratif. Intinya, diceritakan mereka tadinya bukan apa-apa. Sama dengan kita. Sekarang masih belum apa-apa, dan harus memperjuangkan diri untuk menjadi yang NO. 1. Ditulis besar-besar. Walaupun letak tulisannya di bawah, namun dipajang dalam waktu yang lama di dalam video tersebut. Wow.

Sehabis itu, ditanya 3 murid yang dapat menyimpulkan isi video tersebut dan sesudah menyampaikan pendapatnya, mereka mendapat voucher McD.

Agenda keduanya adalah menyuruh 4 orang serta 3 orang teman mereka pada masing-masing orang untuk membuat team mereka sendiri. Tugas mereka adalah, memakai kumis bohongan yang diberi karet di belakangnya, dan berfoto dengan segila-gilanya. Dan pemenangnya mendapat voucher waterboom.

Setelah itu, agenda ketiganya adalah menonton video kedua dengan maksud yang lebih jelas. Di dalam video itu dimunculkan 'bukti-bukti keberhasilan Bapak Gubernur membawa Jakarta dalam 5 tahun ini' yang dilengkapi data-data statistik. Disitu ada data tentang kemacetan, kemiskinan, pendidikan, pemukiman kumuh, banjir, dan lain-lain, yang kebanyakan, tidak saya rasakan sama sekali perubahannya. Lalu di akhir video, ada kata-kata yang bikin super ngakak. Disitu bertuliskan: 'Bukti itu nomor 1, Janji itu nomor 3'. Teman-teman saya pun langsung cekikikan geli juga melihatnya. Dalam artian negatif, sih.

Lalu seorang pemuda berbaju hitam mengambil microphone kembali. Ia kembali berbincang-bincang dengan 'ramah dan hangat'.

"Dan kabarnya, sekolah mau digratisin sampai 12 tahun loh sama Bapak Gubernur, seneng gak?"

"ENGGAAAAAK!" sontak kita berteriak keras. Bukan respon yang mereka harapkan, melihat reaksi ekspresi mereka yang heran.

"Kenapa? Pendapatnya dong!"

Teman sekelas saya pun langsung tunjuk tangan untuk ambil suara. Ia mengambil microphone dan sedikit curhat tentang apa yang terjadi di sekolah kami.

"Kita nggak mau sekolah gratis sampai 12 tahun karena nanti AC-nya jadi satu per kelas (yang berisikan 36 anak; sangat tidak cukup untuk dipakai seharian, bahkan SMP saya saja memakai 2 unit AC), anak OSIS katanya nanti susah bikin proker, dan guru honorer nanti keluar semua (tapi masih rumor sih, didukung juga sama kebijakan PNS harus mengajar 24 jam seminggu. Yang jadi masalahnya, guru-guru honorer ini benar-benar yang berkualitas dan guru-guru PNS di sekolah saya, sorry to say ya, agak tidak guna dan efektif ngajarnya. Jadi ini masalah yang kind of big buat murid.)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun