Mohon tunggu...
pungkaspung
pungkaspung Mohon Tunggu... Buruh - Hanya buruh yang butuh nulis

Hanya peminum kopi tanpa disertai senja, karena dominasi kopi dan senja akan membuat saya tidak kerja.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Receh untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi

9 Juli 2019   12:49 Diperbarui: 9 Juli 2019   13:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kemendag.go.id

Menjaga stabilitas keuangan rasanya kita yang memiliki recehan ini juga harus ikut berperan. Memang dampaknya akan se-receh uang yang ada di dompet kita. Tapi setidaknya sudah memberikan sedikit kebaikan untuk menjaga stabilnya nilai uang yang kita bawa. Meskipun receh jika kita sama-sama melakukannya pasti akan berdampak besar. Seperti kata pepatah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Lantas apa yang bisa dilakukan bila ingin berpartisipasi sebagai penjaga stabilitas keuangan?

Hutang dengan Bijak
Saya teringat kalimat Pandji Pragiwaksono dalam buku Nasional Is Me yang mengatakan, "Shut Down Amerika (jaman Obama) disebabkan karena orang sana kalau utang nekat". Dia melanjutkan tulisannya dengan berbagai contoh loan yang dikucurkan ke warga amerika seperti: utang pendidikan, utang usaha, dan berbagai utang lainnya. Nah utang yang sudah melebihi batas ini memaksa pemerintah untuk memastikan ekonomi tidak chaos.

Paksaan tersebut memang tidak secara langsung, tapi dengan sistem saling memberikan hutang ini. Jika ekonomi chaos sedikit saja pasti sang peminjam tidak dapat mengembalikan uangnya tepat waktu ke bank. Dan ini akan menjadi efek domino dalam sistem keuangan dan perbankan. Sekali lagi bisa jadi uang yang dipinjamkan tersebut adalah hasil pinjaman dari lembaga lain.

Kesimpulan singkat yang bisa kita ambil dari tragedi ini ya jangan mudah berhutang. Kerap kita tergoda dengan diskon lalu berhutang tanpa tahu kapan akan mengembalikan. Ada tawaran berhutang dikit gesek kartu kredit, ada penawaran iklan P2P langsung instal aplikasi nya dan memenuhi persyaratannya tanpa tahu uangnya mau buat apa.

Taat Beragama
Sadar atau tidak, bila agama apapun bila kita terapkan secara keseluruhan akan menjaga stabilitas keuangan. Contohnya bila ada sebuah tempat terkena bencana, pasti secara ekonomi tempat tersebut akan chaos. Semua infrastruktur hancur, sehingga kegiatan ekonomi akan terganggu. Semua agama di dunia ini pasti akan menganjurkan untuk membantu mereka yang sedang kesusahan. Maka berduyun-duyun kita sama-sama membantu korban bencana ini. Semakin cepat bantuan datang, maka semakin cepat pula infrastruktur sebagai percepatan ekonomi di tempat yang terkena bencana tersebut pulih.

Jika ekonomi sudah pulih pasti akan berjalan stabil kembali. Kegiatan ekonomi sebagai pemenuhan hukum permintaan dan penawaran akan lebih stabil. Otomatis efek dari bencana tersebut tidak sampai meluas sehingga akan meningkatkan penawaran atau permintaan yang akan menjadikan harga naik atau turun secara drastis. Sumbangan tersebut hanya salah satu contoh saja. Contoh-contoh lainnya sangatlah banyak, seperti bertindak jujur sehingga tidak merugikan pihak lain.

Jangan Rakus
Ini saya ingat betul dalam iklan layanan masyarakat BI yang ada di radio Balikpapan. Iklan tersebut tayang saat puasa ramadhan, yang berisi himbauan untuk tidak berbelanja berlebih saat mendekati hari raya. Karena akan ikut menyumbang kenaikan harga saat berlebaran nanti.

Jika dipikir-pikir betul juga, lagi-lagi saya mengulik hukum permintaan dan penawaran untuk menganalogikan ini. Saat mendekati lebaran akan sangat banyak orang berlibur kerja. Dari libur kerja ini akan berefek pada tidak terpenuhinya permintaan di bidang yang ia geluti. Seumpama yang libur penjual telur, otomatis permintaan telur tidak akan terpenuhi saat penjualnya libur.

Ditambah lagi kita cenderung memasak berlebihan untuk berbuka puasa. Ujung-ujungnya jika berlebih bahan makan tersebut dibuang. Padahal di sisi lain stok barang yang kita beli ini terbatas, karena penjualnya libur. Akhirnya terjadilah kenaikan harga karena permintaan lebih banyak dari penawaran. Maka dari itu jika kita tidak rakus untuk berbelanja, dapat dipastikan sudah berpartisipasi dalam menjaga stabilitas harga.

Mungkin ujung simpul dari cara-cara ini memang ya kita harus bijak. Bijak dalam berhutang, bijak dalam mengkonsumsi, dan bijak dalam menggunakan uang. Bila kita sedikit saja berpikiran curang dalam bertransaksi ekonomi, pasti akan ada banyak pihak yang dirugikan. Termasuk diri kita sendiri. Karena ekonomi adalah serangkaian sistem yang bila kita rusak salah satunya, dapat berdampak ke rangkaian berikutnya. Sehingga mau tidak mau kita yang berbuat curang akan terkena dampaknya pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun