Mohon tunggu...
pungkaspung
pungkaspung Mohon Tunggu... Buruh - Hanya buruh yang butuh nulis

Hanya peminum kopi tanpa disertai senja, karena dominasi kopi dan senja akan membuat saya tidak kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susahnya Meninjau Fatwa MUI

27 Maret 2019   11:02 Diperbarui: 27 Maret 2019   11:16 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Golput haram bisa jadi pemahaman Golput MUI sama dengan Golputnya romo Magnis Suseno. Menganggap Golput ini tidak masuk ke bilik suara alias tidak nyoblos. 

Lha ya jelas haram kalau begitu, masak KPU sudah kerja ngadain pesta, kita yang tidak berkeringat dan modal nyinyir tidak ikut mensukseskan pesta. Minimal kan bisa nyoblos lambang KPU tanpa nyoblos foto calon presiden dan calon legislatif.

Intinya Fatwa MUI seharusnya di-publish selengkap dan semudah mungkin untuk diakses. Karena fatwa seperti ini bila orang awam seperti saya melihatnya hanya sepotong-potong pasti akan salah kaprah. 

Seperti yang kita lihat saat ini, MUI terkena bully dari pe-Golput karena dianggap tunduk pada kedua calon. Masak untuk mengakses harus membeli buku "kumpulan fatwa MUI sejak tahun '75 hingga kini". 

Kan menurut saya kenapa harus disembunyikan? Bukannya fatwa untuk masyarakat? Bila masyarakat tidak tahu dengan benar kan pasti akan menjadi tersesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun