Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Wisata Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di Sumedang

18 Januari 2020   22:46 Diperbarui: 19 Januari 2020   13:20 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu nisan H. Sanusi dan Rd. Siti Hodidjah serta anggota keluarga lainnya (Dokumentasi pribadi)

Sabtu subuh, 18 Januari 2020, hati begitu menggebu untuk segera berangkat ke tempat yang sangat ingin kutuju. "Sumedang aku akan datang!", gumamku dalam hati. 

Perjalanan diawali dengan menunggu bus yang akan membawaku ke Sumedang. Start dari Sadang-Purwakarta tepat jam 05.45 WIB, bus Budiman Cikampek-Tasik akhirnya mengantarkanku. 

Dalam perjalanan wisata kali ini, aku berangkat hanya seorang diri. Tak ada siapa pun yang ikut serta denganku. Bukan apa-apa karena tujuan wisata kali ini adalah untuk berziarah ke makam seorang pahlawan nasional, Cut Nyak Dien, yang telah beberapa hari nama ini terpaut di hati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk pergi hari ini ke makamnya.

Menempuh waktu 4 jam perjalanan pun, maka sampailah di komplek pemakaman Pangeran Sumedang di Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan. Di sebelah pemakaman inilah, Cut Nyak Dien dimakamkan. Tepatnya di area pemakaman keluarga Ibu Rd. Siti Hodidjah.

Mengapa Cut Nyak Dien dimakamkan di sini? Di area pemakaman keluarga Ibu Rd. Siti Hodidjah?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ibu Rd. Siti Hodidjah (cucu H. Sanusi) semasa gadisnya adalah pendamping Cut Nyak Dien pada saat tinggal di keluarga H. Sanusi. 

Sejak Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda, atas permintaannya kemudian diasingkan ke Sumedang. Karena kepandaiannya berbahasa Arab, maka saat itu pemerintahan Sumedang menitipkannya kepada H. Sanusi. Selain pandai bahasa Arab, Cut Nyak Dien pun seorang hafidz Qur'an.

Alhamdulillah pada saat ziarah ini, bisa bertemu dengan juru kunci makam Cut Nyak Dien, yang pada waktu itu kebetulan sekali bukan Bapak Asep, melainkan adik iparnya yaitu Bapak Eman. Karena Bapak Asep bertugas menjaga makam dari hari Senin hingga Jum'at, dan Bapak Eman bertugas pada hari Sabtu-Minggu.

Bersama Bapak Eman yang bertugas sebagai juru kunci pada hari Sabtu-Minggu (Dokumentasi pribadi)
Bersama Bapak Eman yang bertugas sebagai juru kunci pada hari Sabtu-Minggu (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun